Thursday, June 3, 2010

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
   
Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menteri Austrlia yang baru menggantikan John Howard. Kemenangan Partai Buruh dan terpilihnya Kevin Ruud sebagai PM Australia sekaligus mengakhiri sebelas tahun dominasi kubu konservatif pimpinan Howard.
   
Selama masa pemerintahan John Howard dan Menteri Luar Negeri Alexander Downer, Hubungan Australia-Indonesia mengalami pasang surut yang amat bersejarah. Kemerdekaan Timor Timur berikut setumpuk antiklimaks residu masalah yang terus saja hidup dan membuat hubungan kadang terasa kurang nyaman. Kemajuan kerjasama di banyak bidang politik-pertahanan, ekonomi, dan pendidikan sekolah tenggelam di tengah pasang surut, episode-episode kasus pemberian visa bagi warga Papua, soal Abu Bakar Ba'asyr, Schapelle Corby, nelayan yang ditangkap, travel warning, dan sederet berita panas lainnya termasuk kasus Balibo Five yang bagi kita sudah selesai.

Wednesday, June 2, 2010

Root Coverage pada resesi-resesi gingiva terisolasi dengan menggunakan autograf dan allograf: sebuah studi pendahuluan

Abstrak

Latar belakang: Berbagai tehnik bedah telah digunakan untuk mengobati resesi-resesi gingiva. Studi pendahuluan ini membandingkan berbagai hasil klinis dari  perawatan kelaian gingiva terisolasi dengan menggunakan flap yang dipasang secara koronal dan terkait dengan okulasi (cangkokan) jaringan konektif sub-epithelial (SCTG) atau sebuah okluasi (cangkokan) matriks dermal aseluler (ADM).

Metode:
Kedalaman probing (PD), tingkat perlekatan klinis (CAL), kedalaman resesi gingiva (GRD), dan lebar (KT) dan ketebalan (GT) jaringan keratin diukur pada awal penelitian dan 6 bulan setelah bedah.

Hasil: Nilai mean cakupan akar adalah 50% pada kelompok uji (mewakili pergeseran margin gingiva 2,1 ± 0,99 mm) dan 79,5% pada kelompok kontrol (mewakili pergeseran gingiva 3,5 ± 1,20 mm). Hasil-hasil ini secara statistik berbeda pada perbandingan intra-kelompok dan antar-kelompok (P < 0,05). Perbandingan antar kelompok menunjukkan pertambahan CAL, GRD dan GT lebih besar yang signifikan secara statistik pada kelompok kontrol (P ≤ 0,05); tidak ada perbedaan ditemukan untuk PD atau KT (P ≥ 0,05).

Kesimpulan: Flap yang dipasang secara koronal yang terkait dengan cangkokan (okulasi) jaringan konektif sub-epitelial (SCTG) atau sebuah cangkokan (okulasi) matriks dermal aseluler (ADM) terbukti efekti pada pencakupan akar. Akan tetapi, flap yang dipasang secara koronal yang terkait dengan cangkokan (okulasi) jaringan konektif memberikan hasil klinis yang lebih mendukung. Diperlukan banyak penelitian untuk menguatkan hasil pada penelitian kali ini.

Tuesday, June 1, 2010

Face Bow

Face bow adalah sebuah alat mirip jangka-lengkung yang digunakan untuk mencatat hubungan antara rahang dengan aksis buka rahang dan untuk mengorientasikan cast pada hubungan yang sama ini dengan aksis buka dari artikulator. Disini pentin untuk diperhatikan bahwa ini adalah sebuah hubungan antara rahang dengan aksis pergerakan, bukan sebuah hubungan anatomik antara rahang dan TMJ, kecuali apabila aksis pergerakan mungkin terjadi dekat dekat dengan TMJ. (Beberapa dokter dan teknisi juga mempertimbagkan face bow sebagai sebuah instrumen yang nyaman untuk mendukung cast sambil terpasang pada artikulator). Instrumen ini terdiri dari sebuah kerangka berbentuk U atau engsel yang cukup besar untuk membentang dari mulai daerah salah satu TMJ di sekitar bagian depan wajah (5 sampai 7,5 cm di depannya) sampai TMJ yang lain dan cukup lebar untuk menghindari kontak dengan sisi-sisi wajah. Bagian-bagian yang menyentuh kulit di dekat TMJ adalah batang-batang condyle, dan bagian yang menyentuh lingkar oklusi adalah garpu. Garpu menempel pada face bow dengan sebuah alat pengunci (yang juga berfungsi mendukung face bow, lingkar oklusi maxillary, dan cast maxillary sedangkan cast dipasang pada artikulator) (Gbr. 16-18). Garpu face bow dipasang pada lingkar oklusi maxillary, sehingga yang tercatat adalah sebuah hubungan sederhana antara rahang atas dan aksis aproksimat dari mulut rahang.

Monday, May 31, 2010

Evaluasi dan Perbandingan Retensi Post-Post Estetik

Abstrak

Fungsi utama sebuah post corona-radicular adalah untuk memberikan retensi bagi sebuah inti dan retensi tersebut penting bagi ketahanan restorasi yang dipasang pada gigi yang dirawat secara endodontik. Logam cast post-and-core telah menjadi sebuah tehnik yang umum digunakan di masa lalu untuk meningkatkan retensi mahkota dan jembatan pada gigi nonvital. Dengan banyaknya pilihan estetik yang tersedia untuk merestorasi gigi anterior, restorasi-restorasi post-and-core berwarna saat ini telah menjadi sebuah pilihan untuk merestorasi gigi non-vital. Akan tetapi, dalam survei literatur, sangat sedikit artikel yang ditemukan membahas tentang retensi post-post estetik yang sudah jadi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan dan membandingkan: 1. Retensi post-post estetik dalam saluran akar. 2. Efek agen-agen pengikat terhadap retensi post. 3. Perbedaan (jika ada) dengan post-post logam cast konvensional.

Kata kunci: Agen pengikat, perekatan, serat kaca, Instron, lentulspiral, post and core, retensi, gaya regangan.

Sunday, May 30, 2010

Penjelasan tentang Lichen Planus

PENDAHULUAN

Latar Belakang : Lichen Planus (LP) adalah sebuah erupsi pruritic (gatal), papular (terdapat papula) yang ditandai dengan warna biru keungu-unguan; bentuknya polygonal; dan terkadang berskala beraturan. Paling sering ditemukan pada permukaan flexor ekstremitas atas, genitalia, dan pada membran mukus. Lichen Planus (LP) kemungkinan besar adalah sebuah reaksi yang dimediasi oleh sistem kekebalan.

Patofisiologi : LP merupakan sebuah respon kekebalan yang dimediasi sel dengan asal-usul yang tidak diketahui. LP bisa ditemukan bersama dengan penyakit gangguan sistem kekebalan lainnya antara lain colitis ulceratif, alopecia areata, vitiligo, demartomyositis, morphea, lichen sclerosis, dan myasthenia gravis. Ada hubungan yang ditemukan antara LP dengan infeksi virus hepatitis C, hepatitis aktif kronis, dan cirrhosis biliary primer.

Saturday, May 29, 2010

Pengaruh Ekstrak Daun Lepidagathis alopecuroides dan Azadirachta indica terhadap Mortalitas Larva Anopheles gambiae dan Culex quinquefasciatus

Abstrak

Dalam penelitian ini dilakukan analisis banding antara sifat-sifat larvisida dari ekstrak cair daun Lepidagathis alopecuroides dan Azadirachta indica (mimba)  terhadap larva Anopheles gambiae dan Cluex quinquefasciatus. Analisis menunjukkan bahwa L. alopecuroides lebih toksik terhadap kedua larva, sedangkan C. quinquefasciatus lebih peka terhadap ekstrak dari kedua tanaman. Untuk ekstrak dari 500 mg daun dalam 1 L air, waktu mematikan (LT50) untuk C. quinquefasciatus dan A. gambiae dengan ekstrak L. alopecuroides memiliki perbandingan 1:4,5, sedangkan untuk ekstrak daun mimba 1:21,8. Tidak ada kematian yang ditemukan pada A. gambiae yang diekspos terhadap daun mimba pada semua konsentrasi sampai munculnya nyamuk dewasa. Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa L. alopecuroides lebih potensial dibanding mimba dan bisa dikembangkan sebagai sebuah sumber yang murah, efektif dan terbaharukan yang dapat diikutsertakan dalam program pemberantasan malaria di Nigeria khususnya dan negara-negara lain pada umumnya.

Kata kunci: Lepidagathis alopecuroides, Azdirachta indica, Culex quinquefasciatus, Anopheles gambiae, larvisida.

Friday, May 28, 2010

Penyakit Kusta Lucio dan Latapi yang Difusif: sebuah kajian histologis

Ringkasan

Latar belakang dan tujuan: Ladislao de la Pascua menemukan kusta berbintik atau lazarine untuk pertama kalinya pada tahun 1844. Selanjutnya, Lucio dan Alvarado mengkaji dan mempublikasikannya dengan nama yang sama pada tahun 1952. Latapi menemukanannya kembali pada tahun 1938 dan melaporkannya sebagai kusta Lucio “Berbintik” pada tahun 1948. Frenken menyebutkan kusta Lucio dan Latapi difusif pada tahun 1963. Latapi dan Chevez-Zamora menjelaskan bahwa kondisi fundamental dari varietas kusta ini adalah sebuah infiltrasi kutaneous rampat, dengan menyebutnya lepromatosis difusif murni dan primitif, yang padanya berkembang lesi-lesi nekrosis, sehingga lesi-lesi ini disebut Fenomeno de Lucio atau erythema necrotisans. Banyak laporan histopatologi yang menyinggung penelitian fenomena Lucio, dan beberapa diantaranya menyinggung tentang perubahan-perubahan histopatologi yang terjadi selama perjalanan penyakit kusta lepromatous difusif. Tujuan dari penelitian ini adalah melaporkan temuan-temuan histologi yang diamati dalam penelitian terhadap 170 biopsy kutaneous dari kusta Lucio dan Latapi difusif dan 30 dari fenomena Lucio.
Metode: Penelitian ini merupakan sebuah penelitian retrospektif, yang mencakup pemeriksaan 200 biopsy spesimen kulit yang diambil dari 199 pasien penderita kusta difusif pada tahap perjalanan penyakit yang berbeda. Kasus-kasus ini didiagnosa di Mexico mulai dari 1970 sampai 2004.
Hasil: Pemeriksaan histologi menunjukkan adanya pola vaskular yang mengenai semua pembuluh kutaneous, yang ditandai dengan lima ciri menonjol, yaitu: a) kolonisasi sel-sel endothelial oleh bacilli bebas asam, b) proliferasi endothelial dan penebalan dinding pembuluh pada titik obliterasi, c) angiogenesis, d) ectasia vaskular, dan e) thrombosis.
Lesi-lesi nekrosis yang ditemukan pada kusta lepromatous difusif menunjukkan dua pola histopatologi: salah satu diantaranya, vaskulopati oklusif non-inflammatory, dan yang lainnya, vaskulopati oklusif, vaskulitis leukositoklastis, infiltrat neutrofilik besar dan panniculitis lobular. Yang pertama tampak sebagai sebuah akibat dari vaskulopati oklusif yang dihasilkan oleh kolonisasi sel-sel endotelial oleh Mycobacterium leprae. Yang kedua, sebagai akibat dari vaskulopati oklusif sebelumnya ditambah reaksi kusta yang dianggap disini sebagai varian dari ENL.
Kesimpulan: Injury sel endothelial tampak sebagai kejadian utama dalam patogenesis kusta Lucio dan Latapi difusif. Ketika M. leprae telah memasuki sel endothelial, mikroorganisme ini merusak pembuluh darah, menyebabkan perubahan-perubahan spesifik yang terlihat pada varietas kusta lepromatous ini.


Thursday, May 27, 2010

POLA-POLA GANGGUAN KOMPONEN-KOMPONEN UNIT KUKU

Diagnosa penyakit kuku hanya didasarkan pada lokasi-lokasi patologi primer dan sekunder. Pembahasan dalam bab ini juga didasarkan pada pendekatan seperti ini. Sifat biologi unit kuku dibahas pada Bab 13 dan bedah kuku dibahas pada Bab 280.

Perubahan-Perubahan Kontur Umum
   
Clubbing didefinisikan sebagai bertambahnya lengkungan kuku secara melintang dan longitudinal. Clubbing terdiri dari hypertrofi komponen-komponen jaringan lunak pada pulpa jari; hyperplasia jaringan fibrovaskular pada pangkal kuku, yang memungkinkan plat kuku menjadi goyang; dan cyanosis lokal. Pada orang normal, jika dorsum dua jari dari tangan yang berlawanan diperhadapkan, maka akan terbentuk sebuah “celah” berbentuk-berlian yang terbentuk pada pangkal alas kuku (Gbr. 72-1). Clubbing yang terjadi secara dini akan membentuk celah yang lain dan membentuk sebuah sudut distal yang jelas antara ujung-ujung kuku (Gbr. 72-2). Hampir 80 persen kasus clubbing diakibatkan oleh gangguan-gangguan intrathoracic (Tabel 72-1).
   

Sunday, May 9, 2010

Masalah-Masalah Pada Kuku

Trachyonychia (kuku kasar) diamati pada penyakit-penyakit kulit sebagai sebuah dystrophy pada seluruh kuku (20 kuku) atau pada kuku dari salah satu jari, yang diakibatkan oleh penggunaan bahan kimia eksternal.

Perubahan-Perubahan Warna Kuku

Istilah chromonychia menunjukkan sebuah kelainan warna pada bagian dalam dan/atau permukaan plat kuku dan/atau jaringan-jaringan subungal. Pemeriksaan terhadap kuku-kuku abnormal harus dilakukan dengan jari-jari berada dalam posisi rileks dan tidak menekan pada sebuah permukaan. Untuk membedakan antara perubahan-warna plat kuku dengan pangkal kuku vascular, ujung jari harus dipucatkan (blanched) untuk menentukan apakah warna berubah. Jika pigmen berasal dari pembuluh-pembuluh darah (misalnya., pada methemoglobinemia), maka warna tersebut biasanya hilang. Jika pigmentasi tidak berubah pada uji blancing, maka bisa dihilangkan dengan sebuah penlight yang ditekankan pada pulpa, yang berarti bahwa pigmen terletak dalam pangkal kuku; posisi pasti dari perubahan-warna ini selanjutnya bisa diidentifikasi dengan mudah. Semua jari biasanya terlibat apabila pigmentasi diakibatkan oleh absoprsi sistemik sebuah bahan kimia melalui kulit.

Saturday, May 1, 2010

Koreksi Open Bite Skeletal dengan Alat RMI (Rapid Molar Intruder) pada Anak-Anak Yang Sedang dalam Masa Perkembangan

Abstrak

Tujuan : Untuk menentukan efek dentofacial dari sebuah alat fungsional cekat, yaitu RMI (Rapid Molar Intruder).

Bahan dan Metode : Dalam penelitian ini dibentuk satu kelompok kontrol (n = 10) dan dua kelompok perlakuan (n = 10 masing-masing). Kelompok perlakuan pertama terdiri dari anak-anak yang sedang mengalami periode pertumbuhan gigi campuran yang hanya mendapatkan terapi RMI. Kelompok perlakuan kedua terdiri dari anak-anak yang telah memasuki masa pertumbuhan awal gigi permanen dan mengalami terapi RMI dan terapi alat cekat (edgewise) secara bersamaan. Perubahan nilai mean untuk pengukuran bagi masing-masing kelompok dievaluasi dengan uji Wilcoxon. Perbandingan perubahan nilai mean antara kelompok dilakukan dengan uji Kruskal-Wallis.

Hasil : Koreksi open-bite dicapai dengan perputaran mandibula dengan arah berlawanan jarum-jam sebagai akibat dari pertumbuhan yang menyimpang pada kelompok perlakuan. Sudut ANB berkurang secara signifikan (P < 0,05). Pengurangan signifikan juga ditemukan untuk karakteristik skeletal vertikal pada kedua kelompok perlakuan (P < 0,05). Intrusi molar signifikan secara statistik baik untuk molar pertama maxillary maupun untuk molar pertama mandibular (P < 0,05) pada kedua kelompok perlakuan.

Kesimpulan : Alat RMI menghasilkan penutupan bite yang efektif dan perubahan dentofacial yang mendukung untuk perawatan open-bite non-bedah pada pasien anak-anak yang sedang dalam masa perkembangan. Disimpulkan bahwa metode ini bisa dianggap sebagai sebuah alternatif yang aman untuk digunakan pada intervensi koreksi open-bite skeletal secara dini.

Kata kunci : Open bite, modifikasi pertumbuhan, intrusi molar.

Kontaminasi Air-Tanah dengan Arsenik dan Dampak Kesehatan yang Ditimbulkan Terhadap Penduduk di Sebuah Perkampungan di Bengal Barat, India

Abstrak

Sebuah kajian mendalam dilakukan di Rajapur, sebuah perkampungan yang terkontaminasi arsenik di Bengal barat, India, untuk menentukan tingkat kontaminasi air-tanah dengan arsenik dan dampak dari kontaminasi ini terhadap para penduduk. Metode FI-HG-AAS (spektrometri serapan atom generasi hidrida injeksi aliran) digunakan untuk mengukur konsentrasi arsenik dalam air dan sampel-sampel biologis. Para ahli-dermatologi mencatat ciri-ciri dermatologic dari arsenikosis.
   
Dari total 336 sumur-tabung-pompa-tangan di Rajapur, 91% (307/336) mengandung arsenik pada konsentrasi > 10 ug/l, dan 63% (213/336) mengandung arsenik pada konsentrasi > 50 ug/l. Tipe arsenik pada air-tanah, variasi konsentrasi arsenik menurut kedalaman sumur-tabung, dan konsentrasi ion dalam sumur juga diukur. Secara keseluruhan, 825 dari 3500 penduduk diperiksa lesi-lesi kulit nya; dari jumlah ini, 149 memiliki lesi yang diakibatkan oleh paparan terhadap arsenik. Dari 420 sampel biologis yang dikumpulkan dan dianalisa, 92,6 (389) mengandung arsenik pada konsentrasi yang berada di atas normal. Dengan demikian banyak penduduk kampung yang bisa terkontaminasi secara sub-klinis.
   
Walaupun telah ada lima alat penyaring arsenik yang dipasang di Rajapur, nampaknya para penduduk kampung masih terpapar terhadap konsentrasi arsenik yang meningkat dalam air-minum yang mereka minum. Penelitian tingkat-desa yang mendetail terhadap daerah-daerah yang terkontaminasi arsenik di Bengal Barat diperlukan untuk memahami besarnya kontaminasi dan pengaruhnya terhadap penduduk. Penduduk kampung belum faham betul tentang bahaya akibat meminum air yang terkontaminasi arsenik. Kontaminasi bisa dikontrol dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya-bahayanya dan mengimplementasikan tehnik-tehnik manajemen watershed yang melibatkan orang-orang lokal.

Monday, April 26, 2010

Komplikasi-Komplikasi yang Ditimbulkan Oleh Injeksi Pemblokir Saraf Alveolar Secara Intra-Arterial

Abstrak

Latar belakang: Injeksi pemblokir saraf alveolar inferior secara intravaskular yang tidak diinginkan akan menyebabkan komplikasi-komplikasi yang mengganggu, baik secara sistemik maupun secara lokal. Sangat dianjurkan agar dokter gigi mendiagnosa komplikasi tersebut dan mengobatinya dengan tepat. Terkadang, beberapa reaksi terjadi secara simultan.

Deskripsi kasus: Disini disajikan sebuah laporan kasus yang mengilustrasikan beberapa dari berbagai komplikasi yang timbul akibat injeksi pemblokir saraf alveolar inferior. Pada kasus ini, komplikasi terjadi akibat injeksi anestesi lokal secara intra-arterial. Kulit wajah, struktur intraoral dan mata juga terkena. Dalam waktu 60 menit setelah injeksi, semua struktur tersebut kembali ke kondisi normal. Diagnosis cepat dan penenangan biasanya dapat menenteramkan pasien.

Komplikasi klinis: Bahkan apabila para tenaga klinis menggunakan perawatan yang terbaik, dengan penuh pertimbangan sebelum injeksi dan mencermati tanda-tanda anatomi, injeksi-injeksi intra-arterial tetap bisa terjadi selama perintangan saraf alveolar inferior. Untungnya, kerusakan permanen pada saraf, jaringan wajah dan mulut, dan mata jarang terjadi. Para dokter harus mendiagnosa dan mengobati masalah-masalah ini dengan tepat untuk menghindari setiap komplikasi yang tidak bisa sembuh.

Wednesday, April 21, 2010

Pembentukan koloid Tc(IV) oksida dengan teknik radiolisis

Ringkasan

Koloid Technetium(IV) oksida dibuat dengan tehnik radiolisis melalui radiasi sinar γ ke dalam larutan pertechnetat (TcO4-). Larutan pertechnetat (5,5 x 10-5 – 2,9 x 10-4 M) diradiasi dengan sinar abar dari sebuah akselerator elektron linear pada suhu 40 dan 17oC. Warna larutan yang diradiasi perlahan-lahan berubah menjadi hitam kecoklatan, yang menunjukkan pembentukan koloid Tc(IV) oksida (TcO2.nH2O). Analisis TEM (transmission electron microscopy) menunjukkan bahwa ukuran koloid memiliki diameter yang berkisar antara 30 hingga 130 nm. Sinar-X yang khas dari technetium dan oksigen secara bersamaan dideteksi dari partikel-partikel koloid pada saat pengukuran dengan TEM. Koloid yang berbentuk bulat dihasilkan dengan radiasi pada 40oC, sedangkan partikel-partikel koloid yang berbentuk tidak beraturan dan tersusun atas partikel-partikel kecil (diameter 2 nm) dihasilkan pada suhu 17oC. Konsentrasi TcO4- dalam larutan target perlahan-lahan berkurang seiring dengan meningkatnya dosis yang diserap, yang menyebabkan jumlah koloid bertambah. Jumlah koloid yang terbentuk meningkat tajam dalam larutan yang dideaerasi dengan gelembung Ar sebelum radiasi, tetapi jumlah koloid yang terbentuk sangat sedikit pada larutan yang dijenuhkan dengan oksigen (O2) atau gas oksida nitrit (N2O). Hasil ini menunjukkan bahwa elektron-elektron yang terhidrasi memegang peranan penting dalam berlangsungnya reduksi TcO4- sehingga koloid Tc(IV) oksida terbentuk melalui reaksi disproporsionasi suksesif dari Tc(VI) dan Tc(V). Mekanisme pembentukan koloid Tc(IV) oksida juga dibahas.

Tuesday, April 20, 2010

Efek dari dua obat-kumur klorheksidin baru terhadap perkembangan plak gigi, gingivitis, dan diskolorasi; sebuah penelitian gingivitis eksperimental selama 3-pekan yang dirancang secara acak, samar-pengamat dan terkontrol placebo.

Abstrak

Tujuan: Tujuan dari penelitian gingivitis eksperimental ini adalah untuk mengevaluasi efikasi dan keamanan pemakaian dua obat-kumur klorheksidin (CHX) baru.

Bahan dan metode : Sebanyak 90 relawan berpartisipasi dalam penelitian yang dirancang secara acak, samar-pengamat dan terkontrol klinis dan dibagi ke dalam  kelompok-kelompok paralel. Selama periode perlakuan, tidak ada tindakan kesehatan mulut yang dilakukan kecuali berkumur dengan 0,2% CHX non-alkohol atau 0,2% CHX/0,055% obat-kumur sodium fluoride. Larangan ini tidak berlaku bagi kontrol positif atau kontrol negatif. Parameter primer adalah indeks gingiva; parameter sekunder adalah indeks plak, indeks diskolorasi, dan perdarahan pada saat probing. Pemeriksaan klinik dilakukan 14 hari sebelum dimulainya penelitian, kemudian pada saat dimulai penelitian, kemudian setelah 7, 14, dan 21 hari. Uji ANCOVA, ANOVA dan uji-t  two sampel digunakan untuk analisis statistik.

Hasil: Tidak ada perbedaan efikasi yang ditemukan antara dua formulasi CHX baru dengan kontrol positif. Pada hari ke-21 diamati sedikit inflamasi gingiva yang signifikan secara statistik dan akumulasi plak yang dibandingkan dengan placebo. Disamping diskolorasi dan iritasi rasa, tidak ada peristiwa berbahaya yang diamati.

Kesimpulan: Dua obat-kumur CHX yang baru bisa menghambat pertumbuhan-ulang plak dan gingivitis. Tidak dimasukkannya alkohol dan penambahan sodium fluoride tidak dapat mengurangi efikasi klinis dari CHX menurut parameter klinis yang dianalisis.

Monday, April 19, 2010

Konsep-Konsep dan Prinsip-Prinsip Manajemen Biaya

Hampir seperempat abad yang lalu, Peter F. Drucker menulis artikel “Manajemen Untuk Efektifitas Bisnis” untuk Review Bisnis Harvard. Saya tidak mengetahui seberapa besar pengaruh artikel tersebut setelah itu, tetapi sekarang terlihat bahwa artikel tersebut hanya memiliki sedikit atau tidak ada pengaruh sama sekali – dan, menurut pendapat saya, itu adalah sebuah tragedi.
   
Drucker menyebutkan bahwa tanggungjawab utama manajemen adalah “bekerja keras untuk hasil ekonomi yang sebaik mungkin dengan sumber-sumber daya yang saat ini digunakan atau yang tersedia.” Kemudian dia memaparkan bagaimana akuntansi biaya yang tidak efektif bisa merusak rute yang harus ditempuh oleh manajemen untuk memenuhi tanggungjawab ini. Drucker menyimpulkan artikelnya dengan memberikan saran berikut ini:

Sunday, April 18, 2010

KLASIFIKASI DISFUNGSI-DISFUNGSI ORGAN

Ada banyak cara untuk mengklasifikasikan gangguan-gangguan organ. Metode klasifikasi yang digunakan disini mengikuti metode DSM-III – dengan beberapa penambahan – untuk kelompok utama yaitu sindrom otak organik dan penyakit mental organik. Sindrom otak organik didefinisikan sebagai gangguan-gangguan yang menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala psikologis tertentu tanpa adanya etiologi spesifik yang diketahui. Kelompok ini mencakup :
Sindrom otak organik, sindrom delirium
Pendekatan pengobatan

Saturday, April 17, 2010

Dentigerous cyst yang terkait dengan mesiodens berganda: Sebuah laporan kasus

Abstrak

Dentigerous cyst merupakan sebuah kista odontogenik tahap perkembangan, yang terjadi akibat akumulasi cairan di antara epitelium email-gigi yang berkurang dan mahkota dari sebuah gigi yang belum erupsi. Jika diamati pada gigi yang telah erupsi sempurna, diagnosanya cukup mengejutkan: sekitar 95% dentigerous cyst melibatkan gigi geligi permanen dan hanya 5% yang terkait dengan supernumerary teeth. Dentigerous cyst yang terkait dengan supernumerary teeth memiliki kenampakan klinis yang biasa terjadi pada usia 40 tahun pertama. Mesiodens adalah sebuah supernumerary teeth yang terletak antara incisor-incisor sentral atas. Lebih sering mesiodens terjadi secara unilateral, meski bisa juga bilateral, sedangkan tiga atau lebih supernumerary teeth di daerah tengah palatal lebih jarang ditemukan. Disini diaporkan sebuah kasus kista dentigerous dalam kaitannya dengan mesiodens berganda pada seorang pasien wanita yang berusia 14 tahun.

Kata kunci: Dentigerous cyst, mesiodens, supernumerary teeth

Friday, April 16, 2010

Sebuah kajian terhadap kesadaran dan kebutuhan prostodontik pada sebuah populasi lansia di pedesaan India

Abstrak

Sebanyak 80% kehidupan di India berlangsung di pedesaan, yang berbeda dengan kehidupan yang berlangsung di kota, dimana kebanyakan mereka yang tinggap di pedesaan adalah orang-orang yang buta huruf dan tidak berpendidikan. Beberapa orang terdidik dari mereka akan bermigrasi dari desa ke kota untuk mencari nafkah dan pelung usaha yang lebih baik. Dengan alasan yang sama, para dokter gigi lebih memilih untuk tinggal di perkotaan. Yang menjadi korban dari situasi ini adalah orang-orang lansia yang ada di pedesaan. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan prostodontik, tingkat pemenuhannya, kesadaran akan kebutuhan prostodontik dan alasan-alasan tidak terpenuhinya kebutuhan pada sub-populasi pedesaan India yang sudah menua ini.

Thursday, April 15, 2010

Diagnosis, Pencegahan dan Pengobatan Karies Akar

Pendahuluan
   
Karies gigi merupakan sebuah penyakit lama yang telah ditemukan pada gigi-gigi tengkorak dari seluruh dunia dimana manusia primitif hidup di daerah-daerah terisolir dan diet yang kekurangan bahan makanan olahan dan berkarbohidrat tinggi. Selama abad ke-17, gula semakin banyak tersedia dan lebih murah di Eropa dan diet lebih banyak merupakan makanan olahan. Akibatnya, karies menjadi sebuah masalah endemik dari tahun ke tahun. Sekarang ini, para pengamat demografi menganggap karies akar sebagai sebuah isu penatalaksanaan pasien yang signifikan di dekade mendatang karena semakin banyak populasi lansia yang mempertahankan gigi alaminya.

Wednesday, April 14, 2010

Kedokteran-Gigi Iatrogenik dan Periodonsium

Abstrak

Kesehatan jaringan lunak dan jaringan keras sekitar sangat penting untuk berfungsinya susunan gigi alami secara optimal. Dokter gigi memegang sebuah peran positif dalam mempertahankan kesehatan jaringan-jaringan mulut yang sakit pada saat dilakukan diagnosa yang cermat dan hati-hati, perencanaan perawatan dan prosedur-prosedur perawatan. Disisi lain, dokter gigi juga bisa berperan dalam memburuknya kerusakan jaringan sebagai akibat dari terapi gigi yang tidak cermat dan tanpa pertimbangan. Artikel ini merupakan sebuah review tentang dampak prosedur-prosedur gigi yang umum terhadap periodonsium.

Kata kunci : Lebar biologik, kedokteran-gigi iatrogenik, periodonsium

Tuesday, April 13, 2010

Jendela Johari (Johari Window)

Johari Window, yang diberi nama menurut penemunya, yaitu Joseph Lutf dan Harry Ingham, merupakan salah satu model yang paling bermanfaat untuk menjelaskan proses-proses interaksi manusia. Sebuah “jendela” yang terdiri dari empat bagian, seperti diilustrasikan di atas, membagi kesadaran seseorang menjadi empat tipe yang berbeda, sebagaimana direpresentasikan oleh keempat kuadran nya, yaitu : terbuka (open), tersembunyi (hidden), samar (blind), dan tidak diketahui (unknown). Garis-garis yang membagi keempat bidang tersebut seperti tirai-tirai jendela, yang bisa bergerak pada saat interaksi berkembang.

Monday, April 12, 2010

Contoh Kasus Sistem Produksi JIT (Just-in-Time)

The 100 Yen Sushi House bukanlah sebuah restoran biasa. Restoran ini memiliki produktivitas yang sangat tinggi di Jepang. Saat kita memasuki restoran tersebut, kita akan disambut dengan kata-kata “iratasai”, sebuah ucapan selamat datang dari siapapun yang bekerja dalam toko tersebut – baik yang memasak, pelayan, pemilik, dan anak-anak pemiliknya. Rumah ini memiliki ciri kas berbentuk elipsoid yang melayani daerah di pertengahan ruangan, dimana tiga atau empat koki yang sibuk mempersiapkan sushi. Sekitar 30 tempat duduk mengelilingi daerah penyajian. Kita duduk di konter dan langsung disuguhi segelas “misoshiru”, yang merupakan sebuah sop pasta kacang, sepasang sumpit, segelas the hijau, sebuah piring kecil untuk membuat saus, dan sebuah lempeng china untuk memegang sumpit. Sejauh ini, pelayanan ini adalah pelayanan rata-rata untuk sushi house. Selanjutnya, ditemukan hal-hal yang khusus. Ada sebuah pengangkut barang yang selalu mengelilingi area pelayanan yang berbentuk elipsoid. Seperti sebuah boneka yang memiliki rel untuk berjalan. Pada pengangkut tersebut terdapat sebuah kereta piring sushi. Anda bisa menemukan jenis sushi apapun yang anda inginkan – mulai dari jenis rumput-laut atau octupus yang paling murah sampai hidangan salmon atau udang mentah yang mahal. Akan tetapi, harganya semua sama, yakni 100 yen per piring. Jika diperiksa lebih dekat, ditemukan bahwa porsi rumput laut yang murah memiliki 4 potongan, sedangkan yang lebih mahal memiliki dua potongan.

Sunday, April 11, 2010

Sejarah Perkembangan Negara Jepang

Jepang merupakan sebuah negara yang dikelilingi oleh laut. Tapi pada kenyataannya, 67% negara Jepang terdirid dari pegunungan, dengan tujuh zona gunung api. Gempa bumi sering terjadi dan tidak mungkin bagi orang-orang Jepang di masa lalu untuk hidup di rumah-rumah yang terbuat dari batu. Ada empat musim di Jepang (musim semi: Maret – Mei; musim panas: Juni – Agustus; musim gugur: September – Oktober; musim dingin: desember – Februari). Setiap musim panas, terjadi angin puyuh dan menghancurkan lahan dan rumah. Di zaman dahulu, orang-orang Jepang harus belejar tentang perubahan segala sesuatu di alam. Di sisi lain, orang-orang Jepang menikmati perubahan-perubahan alam dengan berbagai cara. Ada yang mengatakan bahwa perubahan selalu terjadi di setiap aspek kebudayaan Jepang.

Pra-sejarah
   
Kaisar pertama di Jepang adalah Jimmu yang hidup sekitar 660 S.M. Pada sekitar tahun 300 SM – 300 M terbetuk Budaya Yayoi yaitu mulai adanya inovasi-inovasi teknis seperti pekerjaan logam, penggunaan roda tembikar dan pengolahan sawah beririgasi (dari Korea), unit-unit klan yang semakin berkembang kekuasaannya. Pada sekitar masa ini, pendapatan yang jelas tentang bangsa Jepang (menurut catatan Chona 3c S.M) – pembagian golongan secara tajam dan kehidupan dengan pertanian dan nelayan diperkirakan terjadi (kejadian artikel-artikel perunggu dan bukti komunitas pertanian yang masih ada). Tahun 300 – 552 S.M. ditandai dengan Periode Kofun (makam) dimana terdapat banyak gundukan kuburan (KOFUN) yang dibangun 2/3 bagian barat pulau-pulau. Konsentrasi kekayaan dan kekuasaan berada di tangan para anggota militer. Pada tahun 6 S.M. marga Yamamoto mendapatkan supremasi (Nara Plain) dan mendirikan saluran kekaisaran.

Jepang Kuno
   
Tahun 552 – 646 ditandai dengan Periode Asuka. Kekuasaan Jepang di Korea dihancurkan oleh Kerajaan Korea, Silla. Tahun 710 – 784 adalah Periode Nara, pengadilan kekaisaran berpindah ke kota yang baru dibuat Nara, yang merupakan ibu kota permanen pertama dan pusat perkotaa (Heijoo-kyo). Pada tahun 712 muncul KOJIKI yang merupakan buku sejarah Jepang yang pertama ditulis. Dan selanjutnya pada tahun 720 muncul NIHON-SHOKI atau NIHONGI, mitologi tertulis pertama di Jepang. Tahun 752 ditandai dengan pendirian Candi Toodaiji (dibangun ulang 3 kali). Great Buddha, Kegon Sect. Tahun 759 tercipta antologi pertama Jepang yag memuat 4516 puisi asli Jepang dalam 20 jilid, yang mencakup 400 tahun perpuisian (dari Kaisar Nintoku sampai 759).
   
Tahun 794 – 1191 adalah Periode Heian, pengadilan kerajaan mendirikan Heian-kyo (Kyoto), yang merupakan sebuah ibukota kedamaian dan ketentraman. Periode ini ditandai dengan isolasi, asimilasi dan naturalisasi pengaruh-pengaruh budaya, perkembangan kebudayaan kota. Pada tahun 1011, Tale of Genji, oleh Nona Murasaki, merupakan sebuah novel dunia pertama yang mejelaskan tentang kehidupan pengadilan, sebuah novel sekaligus cerita.

Feudalisme
   
Pada tahun 1156, Taira Kiyomori, dari kalangan militer dan pemerintah, mendapatkan kekuasaan terhadap pemerintah sipil dalam ibu kota. Pada tahun 1156-60 berlangsung sebuah perjuangan dari marga Taira dengan marga Minamoto. Klan Minamoto menang setelah 5 tahun peperangan dan membentuk pemerintahan militer pertama di Kamakura. Kekuasaan berpindah dari para aristokrasi ke golongan prajurit. Pada tahu 1191, ajaran Buddha Zen diperkenalkan dari China. Ajaran ini selanjutnya mempengaruhi Chanoyu, teater Noh, taman batu, pelukisan, dan penataan bunga.
   
Tahun 1192 adalah periode Kamakura, Shogun Jepang yang pertama (pengatur Militer, generalissimo pasukan kerajaan) – Minamoto Yoritomo mendirikan pemerintahan Shogunate pertama.

Meiji dan Taisho

Pada tahun 1854 berlangsung sebuh perjanjian yang disebut Perjanjian Harris (Townsend Harris) – sebuah perjanjian perdagangan lengkap pada tahun 1858 (perjanjian komersial, meminta persetujuan kaisar). Tahun 1868, aturan Kekasaran langsung; Restorasi Meiji – reinstitusi supremasi kaisar dalam kehidupan politik dan ideologi. Modernisasi yang berlangsung cepat, runtuhnya kelompok samurai.

Showa dan Heisei
   
Periode Showa berlangsung pada tahun 1926, Kaisar Showa (Hirohito), jenderal Tanaka giichi (presiden Seiyuukai) menjadi menteri utama operasi kemiliteran bebas dari kontrol sipil. Pada tahun 1946 dibentuk konstitusi yang efek sejak tanggal 3/3/47. Wanita mendapatkan persamaan hukum dan memilih. Kaisar menjadi simbol negara dan persatuan rakyat. Sistem judisial tidak tergantung interferensi eksekutif.

Saturday, April 10, 2010

Manajemen Prostetik Maxillofacial Seorang Pasien Yang Menderita Hemifacial Microsomia

Pengobatan yang dipilih untuk pasien penderita hemifacial microsomia biasanya adalah rekonstruksi bedah. Penggunaan implant kraniofacial telah mengupayakan untuk menggunakan prostesis implant-retained. Artikel ini menyajikan sebuah kasus dimana kelainan craniofacial ini dirawat dengan menggunakan prostesa auricular yang ditopang implant (implant-retained) untuk penggantian organ pinna. Metode manajemen ini merupakan pendekatan yang praktis bagi pasien meskipun melibatkan banyak tenaga klinis. Metode ini dapat memberikan perawatan komprehensif, dengan perbaikan kualitas hidup untuk pasien semacam ini.

Friday, April 9, 2010

Macam-Macam Kelainan Dentofacial Dan Penatalaksanaannya Pada sebuah Populasi Asia Multi-etnis

ABSTRAK

Tujuan : Tujuan dari penelitian retrospektif ini adalah untuk mengamati berbagai bentuk kelainan dentofacial dan penatalaksanaannya pada sebuah komunitas Asia multi-etnis.

Bahan dan Metode : Selama periode 3 tahun (2001 sampai 2003), sebanyak 212 pasien yang mengalami kelainan dentofacial dan telah mengalami bedah ortognatik pada sebuah specialist center tersier nasional di Singapura direview dalam penelitian ini. Pasien-pasien dengan bibir dan langit-langit mulut yang retak atau menderita sindrom, dikeluarkan dari penelitian ini.

Hasil: Usia rata-rata (rentang: 16 sampai 58 tahun) pasien adalah 24,0 tahun (Standar Deviasi 6,4) dan rasio antara wanita dan pria adalah 1,3:1. Kelompok etnis yang dominan adalah China (91,5%). Mayoritas pasien mengalami kelainan pola Kelas III skeletal (68%). Asimetri didiagnosa pada 36% dari semua kasus dan pada 48% kasus Kelas III skeletal. Kelebihan maxillary vertikal didiagnosa pada 21% dari semua kasus dan pada 47% dari kasus Kelas II skeletal. Bedah bimaxillary yang melibatkan osteotomi LeFort dan sagittal bilateral dilakukan pada 84% kasus kelas III skeletal dan pada 73% dari semua kasus. Osteotomi segmental dan genioplasti dilakukan pada 41% kasus.

Kesimpulan : Temuan ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien adalah orang China yang masih mudah dengan kelainan pada kedua rahang dan memerlukan bedah bimaxillary dengan osteotomi genoplasty atau segmental. Temuan ini bisa mencerminkan keparahan kelainan dentofacial yang lebih besar pada pasien-pasien di komunitas Asia.

Kata kunci : Bedah ortognatik, Kelainan dentofacial, Populasi multietnis.

Thursday, April 8, 2010

Pemerataan Pelayanan pada Sistem Paket Seluler CDMA yang Menggunakan Site Diversity Reception

Ringkasan

Paper ini membahas tentang pemertaan pelayanan dalam up-link sistem komunikasi paket CDMA cellular slotted-ALOHA yang menggunakan site diversity reception. Site diversity (perbedaan tempat) mengamankan paket-paket yang berasal utamanya dari dekat tepi sel-sel, sedangkan paket-paket yang berasal dari dekat stasiun pangkalan tidak bisa mengambil manfaat dari metode diversity reception ini. Situasi ini menyebabkan tidak meratanya penerimaan paket yang yang tergantung pada lokasi stasiun mobile. Dua skema kontrol transmisi untuk mengurangi ketidakseimbangan ini diusulkan. Pada skema pertama, stasiun mobile mengontrol daya yang diterima untuk kontrol daya open-loop berdasarkan tingkat penerimaan sinyal pendahuluan dari stasiun pangkal di sekitarnya. Pada skema kedua, kontrol stasiun mobile mentrasmisikan probabilitas permisi. Tingkat resepsi paket yang berhasil, koefisien transparansi dan kinerja proses dievaluasi pada lingkungan-lingkungan yang memiliki kontrol daya tidak sempurna. Simulasi komputer menunjukkan bahwa kedua skema ini memperbaiki pemerataan untuk semua stasiun mobile dan kinerja proses. Sebuah perbandingan kinerja antara kedua skema ini menyimpulkan bahwa kontrol daya transmisi sangat tinggi mentransmisikan kontrol probabilitas permisi sebagai sebuah teknik sederhana untuk mempertahankan pemerataan pelayanan.

Kata kunci: pemerataan pelayanan, CDMA, komunikasi paket, slotted-ALOHA, kontrol daya transisi, kontrol probabilitas permisi.

Wednesday, April 7, 2010

Sebuah Perspektif Terhadap Masalah

Semua organisme pasti menghadapi masalah. Organisme bukan manusia mengalami masalah dalam jumlah terbatas, dan penyelesaiannya paling sering dihasilkan oleh pemrograman genetik yang ada pada mereka.
   
Sebaliknya, manusia terus menghadapi berbagai masalah atau kebutuhan, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks: Apa yang harus dimakan? Kapan menikah? Karir mana yang akan dipilih? Kapan tidur? Disamping itu, manusia membentuk kelompok-kelompok yang tak terhitung jumlahnya, masing-masing memiliki masalah khusus tersediri. Penyelesaian masalah ini jarang ada yang diprogramkan atau jarang ada yang sederhana, tergantung pada inteligensi manusia, sikap dan dasar pengetahuannya.

Tuesday, April 6, 2010

Sistem Kekebalan Alami

Sistem kekebalan alami (innate immunity) merupakan sistem pertahanan yang pertama terhadap infeksi. Mekanisme kekebalan alami terjadi sebelum menemukan mikroba dan diaktivasi dengan cepat oleh mikroba sebelum terjadinya respon imun adaptif (lihat Bab 1, Gbr. 1-1). Sistem kekebalan alami juga merupakan mekanisme pertahanan yang tertua secara filogenetik terhadap mikroba dan terbentuk untuk melindungi semua organisme multisel, termasuk tanaman dan serangga, dari infeksi. Sistem kekebalan adaptif (adaptive immunity) yang diperantarai oleh limfosit T dan B dapat ditemukan pada hewan vertebrata yang memiliki rahang dan mendukung sistem kekebalan alami untuk meningkatkan pertahanan host terhadap mikroba. Pada Bab 1, kita telah memperkenalkan konsep bahwa respon kekebalan adaptif dapat meningkatkan fungsi antimikroba dari sistem kekebalan alami dan menghasilkan memori pengenalan antigen dan spesialisasi mekanisme-mekanisme efektor. Dalam bab ini, kita akan menguraikan komponen-komponen, spesifitas, dan fungsi-fungsi dari sistem kekebalan alami.

Limfogranuloma vereneum (LGV)

Limfogranuloma vereneum (LGV) merupakan sebuah infeksi yang tertularkan secara seksual (STI) yang disebabkan oleh serovar unik dari Chlamydia trachomatis (L1, L2, L3) yang  berbeda dengan serovar yang biasanya menyebabkan uretritis, cervicitis, dan proctitis (A-K). Penyakit ini hanya terjadi secara sporadis di Amerika Utara tetapi menjadi endemik di berbagai daerah di negara-negara berkembang. Sebuah perjangkitan terbaru LGV proctocolitis telah dilaporkan diantara pria yang melakukan hubungan seks dengan pria di Amerika Utara dan Eropa. Banyak dari individu ini yang terinfeksi ganda dengan HIV.
  
HIV merubah riwayat alami dan respons terhadap terapi berbagai infeksi STI; akan tetapi, dampaknya terhadap LGV masih belum jelas. Belum ada bukti terbaru yang mendukung perbedaan dalam hal akuisisi, riwayat alami, atau respons terhadap terapi LGV jika disertai dengan infeksi HIV.

Monday, April 5, 2010

Pemasangan Implant Gigi pada Pasien Diabetes: Sebuah Penelitian Retrospektif

Para pasien diabetes sudah umum dianggap sebagai kandidat untuk pemasangan implant gigi. Penelitian ini melaporkan hasil dari pemasangan implant pada 34 pasien penderita diabetes yang dirawat dengan 227 implant Branemark. Pada saat pembedahan tahap kedua, sebanyak 214 dari implant tersebut telah berpadu dengan tulang, dengan tingkat ketahanan 94,3%. Hanya satu kegagalan yang diidentifikasi diantara 177 implant yang ditindaklanjuti sampai restorasi akhir, tingkat ketahanan klinis 99,9%. Screening untuk diabetes dan upaya untuk memastikan bahwa kandidat implant dikontrol secara metabolic, direkomendasikan untuk meningkatkan peluang keberhasilan perpaduan dengan tulang. Perlindungan antibiotik dan penghindaran merokok harus dipertimbangkan.

Kata kunci : implant gigi, diabetes, perpaduan-tulang, prostesa implant

Sunday, April 4, 2010

IMPLAN GIGI

Pengertian Implan Gigi
   
Implant gigi adalah jangkar-jangkar logam yang dipasang dalam tulang rahang di bawah jaringan gusi untuk mendukung gigi tiruan yang menggantikan gigi asli. Berbeda dengan jenis penggantian gigi lainnya, seperti gigi-tiruan removable atau jembatan cekat yang direkatkan dengan gigi yang tertinggal, implant gigi benar-benar dipasang (ditanam) ke dalam tulang rahang di bawah jaringan gusi.
   
Implant-implant ini biasanya terbuat dari logam yang disebut titanium, yang bisa ditolerir oleh tubuh, dan gigi tiruan yang mirip dengan gigi asli kemudian dipasang pada implant tersebut. Sejak disetujui oleh ADA, implant gigi telah digunakan selama beberapa tahun, dan ratusan ribu telah dipasang. Karena adanya fenomena yang disebut “osteointegrasi” yang berarti bahwa tulang benar-benar terpasang dengan sendirinya pada implant, maka jangkar-jangkar ini menjadi fondasi kuat yang memungkinkan orang-orang yang kehilangan gigi bisa mengunyah secara efektif dan nyaman.

Saturday, April 3, 2010

Diagnosa dan Pengobatan Impetigo

Impetigo merupakan sebuah infeksi permukaan kulit yang menular dan paling umum menimpa anak-anak yang berusia dua sampai lima tahun. Ada dua tipe impetigo yaitu impetigo nonbullous (yaitu impetigo contagiosa) dan impetigo bullous. Diagnosa biasanya dilakukan secara klinis, meski kultur juga biasa digunakan. Walaupun impetigo biasanya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa pekan tanpa bekas, namun pengobatan dapat membantu meredakan rasa nyeri, memperbaiki kenampakan kosmetik, dan mencegah penyebaran organisme yang bisa menyebabkan penyakit lain (misalnya glomerulonefritis). Tidak ada pengobatan standar untuk impetigo, dan banyak pilihan yang tersedia. Antibiotik topikal mupirocin dan asam fusidic bisa digunakan secara efektif dan bisa lebih baik dibanding antibiotik oral. Antibiotik-antibiotik oral harus dipertimbangkan untuk pasien-pasien yang mengalami penyakit ekstensif. Penicillin V oral jarang ada yang efektif; disamping itu, tidak ada kelebihan yang jelas diantara penicillin antistaphylococcal, amoxicillin/clavulanate, cephalosporins, dan macrolida, walaupun tingkat kekebalan terhadap erythromycin mulain muncul. Disinfektan-disinfektan tropical tidak bermanfaat dalam perawatan impetigo.

Friday, April 2, 2010

Pelurusan Gigi Molar Kedua Permanen Yang Terimpaksi Sebagian

Abstrak

Impaksi gigi molar kedua bawah tidak menjadi sebuah masalah yang umum, tetapi sangat menantang baik bagi ortodontist atau ahli-bedah mulut. Opsi-opsi perawatan tergantung pada keparahan inklinasi gigi, posisi molar ketiga, dan tipe pergerakan yang diinginkan, yang bisa bersifat bedah dan/atau ortodontik. Alternatif perawatan yang baik adalah pembukaan (uncovering)  secara bedah dengan erupsi yang dibantu secara ortodontik. Dalam penelitian ini disajikan sebuah kasus pelurusan yang sukses dengan menggunakan penopang tip-back alloy titanium molibdenum (TMA) 0,017 x 0,025 – inch. Aspek-aspek yang berbeda dari pelurusan molar kedua yang terimpaksi dibahas dengan merujuk pada literatur. Karakter iatrogenik dari impaksi molar lebih ditekankan.

Kata Kunci: Pelurusan gigi molar, impaksi molar kedua, penopang tip-back.

Thursday, April 1, 2010

Pengaruh Vancomicyn Terhadap Plak Setelah Bedah Periodontal

Kemampuan vancomycin untuk mengurangi pembentukan plak gigi setelah bedah periodontal diteliti dalam penelitian ini. Terdapat pengurangan plak secara signifikan selama periode waktu yang diamati. Dan stain ekstrinsik ditemukan pada gigi beberapa pasien.

Pengendalian plak dentogingival adalah tujuan utama dalam kedokteran gigi preventif. Plak ini telah disebutkan sebagai faktor etiologi utama dalam karies dan penyakit periodontal. Vancomycin hidroklorida telah dianjurkan sebagai sebuah obat  yang dapat digunakan untuk kontrol plak ini. Dalam penelitian ini, hypotesis selanjutnya diuji: Vancomycis hidroklorida, apabila diaplikasikan secara topikal pada pasta dan formulasi salep, setelah pemindahan peutup periodontal, dapat mengurangi pembentukan plak dentogingival dan reaksi-reaksi inflammatory yang terkait.

Wednesday, March 31, 2010

DERMATOSIS-DERMATOSIS DARI LINGKUNGAN AIR (DERMATOLOGI AKUATIK)

Planet bumi sebagian besar ditutupi oleh air. Jika semua laut, danau, dan sungai digabungkan, maka permukaan bumi yang tertutupi mencapai tujuh per sepuluh bagian. Sebenarnya kita hidup di Planet Air dan bukan di Planet Bumi. Manusia memiliki kecenderungan untuk menjelajahi, menikmati dan mengeksplorasi perbatasan perairan ini. Keterpaparan dengan air ini telah menjadikan kita lebih rentan untuk megalami dermatosis akuatik.
   
Disamping itu, dunia sudah semakin moderen. Sehingga, daerah-daerah yang terpencil sudah dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh manusia. Seorang penyelam bisa disengat oleh urchin laut di Laut Merah, dan 2 hari kemudian terlihat berada di kantor dermatologis di Knoxville, Tennessee untuk diagnosa dan perawatan. Tidak diragukan lagi, terjadi peningkatan masalah terkait-air yang terus menerus dalam praktek dermatologi dan dermatopatologi kita.
   

Tuesday, March 30, 2010

Bahaya yang dapat ditimbulkan berenang dan menyelam terhadap kulit

Aktivitas reakreasi di air yang semakin populer telah menjadikan berbagai dermatosis terkait-air sebagai kondisi yang dominan. Para amatiran dalam berenang di bawah air dan penerjun scuba tidak selamanya menyadari bahaya-bahaya yang ada, khususnya jika aktivitas-aktivitas ini dilakukan pada perairan-perairan yang jarang dikunjungi pada hari libur.

Bahaya-bahaya umum
   
Bahaya radiasi UV yang terkait dengan berenang dan olahraga air lainnya dibahas di Bab 24. orang-orang yang jatuh dari perahu ke dalam air yang sangat dingin bisa mati dalam beberapa menit sebelum pelindung khusus dari panas dilepaskan. Merendam diri terlalu lama dalam air laut yang hangat bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit akibat serapan percutaneous (ketidakseimbangan imersi).

Monday, March 29, 2010

Dermatitis Cercarial

Dermatitis cercarial adalah nama yang diberikan untuk sekelompok penyakit kulit yang memiliki etiologi umum – penetrasi kulit oleh cercariae yang hidup bebas dari schistosoma di luar manusia. Ada beberapa nama lain untuk penyakit ini, seperti penyakit gatal perenang (swimmer's itch), penyakit gatal penggali remis, penyakit gatal sedge-pool, koganbyo dan penyakit gatal sawah. Meskipun gambaran klinis dari kondisi-kondisi ini serupa bagaimanapun etiologinya, namun ada tiga jenis utama dari dermatitis cercarial, yaitu:
   

Objective Structured Clinical Examination (Ujian Klinis Terstruktur Objektif)

PENDAHULUAN

Mempersiapkan diri untuk tes

Mungkin anda membeli buku ini karena anda akan menjalani ujian OSCE. Untuk membantu ada mempersiapkan diri, tujuan utama kami dalam buku ini adalah:
  • Menjelaskan apa yang dimaksud OSCE
  • Memaparkan format tes ini
  • Memberikan beberapa contoh kepada anda
  • Menunjukkan bagaimana anda bisa menyelesaikannya, dan apa yang diinginkan oleh pemeriksa
  • Memberikan petunjuk kepada anda tentang bagaimana mengembangkan keahlian dan mempersiapkan diri untuk ujian
  • Menyajikan material buku dengan cara yang dapat membantu anda untuk merevisi
  • Memberikan kepada anda cara-cara untuk membuat ujian lengkap pada level-level berbeda untuk menilai kemajuan anda.
Latihan untuk kompetensi klinis dasar 

Sindrom Lisis Tumor

Sindrom lisis tumor merupakan sebuah kondisi darurat oncologi yang ditandai dengan kelainan-kelainan elektrolit yang parah, kadar asam urat yang tinggi, dan umumnya menghasilkan gagal ginjal akut. Sindrom ini biasanya terjadi pada pasien dengan keganasan limfoproliferatif setelah memulai kemoterapi. Obat-obat sitotoksik menyebabkan lisis sel tumor secara besar-besaran, yang selanjutnya melepaskan banyak kalium, fosfat, dan asam urat. Deposisi kristal-kristal asam urat dan kalium fosfat dalam tubula-tubula ginjal bisa mengarah pada gagal ginjal akut; gangguan ginjal yang telah ada sebelumnya bisa semakin memperburuk kondisi metabolik ini.
   

Stomatitis Nikotin

PENDAHULUAN

Latar Belakang
  
Stomatitis nikotin (smoker palate), sebuah lesi pada mukosa palatal, telah disebutkan dalam literatur sejak 1926. Pada tahun 1941, Toma menyebut lesi ini sebagai stomatitis nikotin karena hampir hanya ditemukan pada orang yang merokok. Uap panas pekat dari asap produk-produk tembakau (rokok) menyebabkan stomatitis nikotin. Perubahan-perubahan mukosa ini, paling sering diamati pada perokok cangklong dan perokok cerutu dan kurang sering pada pada perokok filter. Umumnya, kondisi ini bersifat asimptomatik atau sedikit mengiritasi. Pasien biasanya melaporkan bahwa mereka tidak menyadari adanya lesi ini atau telah mengalaminya selama bertahun-tahun tanpa ada perubahan.

Sunday, March 28, 2010

Kemajuan Dalam Diagnosa Tuberculosis Dengan Pendekatan Molekuler

Diagnosa tuberculosis secara dini dan akurat sangat penting untuk keberhasilan penatalaksanaannya. Beberapa metode yang tersedia untuk diagnosa tuberculosis antara lain uji tuberculin, pemeriksaan radiologi dan metode-metode pencitraan lainnya dan mikroskopi smear sputum. Histopatologi karakteristik merupakan sebuah pendekatan yang sangat penting tapi kemungkinan agak sulit untuk memperoleh spesimen yang representatif dan sifat-sifat yang tidak spesifik bisa menjadi masalah. Immunologi seringkali tidak konklusif sebagai antibodi dan respon hypersensitifitas tipe lambat terjadi setelah redanya penyakit klinis atau sub-klinis. Mikroskopi smear sputum memiliki masalah dalam hal sensitifitas dan spesifitas. Kultur lebih sensitif dan saat ini merupakan tolak ukur bagi diagnosis, tetapi lamanya waktu yang diperlukan dan seringnya diperoleh hasil negatif yang menghasilkan spesimen paucibacillary merupakan kekurangan utama dari metode ini. Selama 10 tahun terakhir, kemajuan utama dalam mehami struktur genetik mikobakteri telah dicapai. Berdasarkan pengetahuan yang lebih baru ini tentang urutan gen spesifik, beberapa sistem penyelidikan gen/penguatan gen untuk tuberculosis telah dikembangkan. Alat-alat dan metode-metode molekuler ini bisa digunakan untuk menguatkan identitas isolat-isolat, pendeteksian urutan-urutan gen secara langsung dari spesimen-spesimen klinis dan juga pendeteksian resistensi obat secara molekuler.

Osteoradionekrosis Rahang Bawah

PENDAHULUAN
   
Osteoradionekrosis (ORN) adalah sebuah kondisi tulang nonvital pada sebuah tempat terjadinya cedera akibat radiasi. ORN bisa terjadi secara spontan, tetapi paling sering disebabkan oleh cedera jaringan. Tidak mampunya jaringan melakukan reparasi adalah akibat dari cedera radiasi yang terjadi sebelumnya. Bahkan trauma kecil seperti cedera yang terkait dengan gigi, ulser, atau pencabutan gigi bisa mengganggu kemampuan reparasi tulang yang cedera akibat radiasi. Secara umum ada 3 kelas penyakit ini yang diketahui (kelas I, II, dan III). ORN Kelas I merupakan kenampakan yang paling umum. Tulang alveolar yang terpapar diamati. Kelas II mencakup ORN yang tidak merespon terhadap terapi oksigen hiperbarik (HBO) dan memerlukan sekuestrektomi/saucerisasi. Kelas III ditunjukkan oleh keterlibatan fraktur seluruh lapisan dan/atau fraktur patologik. Dengan demikian, pasien bisa menunjukkan ORN kelas I atau kelas III pada kenampakan awal.

Saturday, March 27, 2010

HYPERHIDROSIS TERLOKALISASI

Hyperhidrosis sirkumskrib unilateral idiopatik
   
Daerah yang terlibat pada hyperhidrosis sirkumskrib unilateral biasaya berbatas tegas dan tidak lebih dari 10 x 10 cm2. Terjadi utamanya pada wajah dan ekstremitas atas individu-individu yang kurang sehat. Keringat yang berlebihan, yang biasanya keluar akibat panas, bisa berlangsung selama 15 hingga 60 menit. Pada beberapa pasien, stimulasi mental dan sensasi rasa (gustatory) (khususnya pada hyperhydrosis wajah) juga dapat memicu keluarnya keringat. Tidak ada neuropati sensoris atau motoris, gejolak pada wajah, sakit kepala, salivasi yang berlebihan, lakrimasi, vasodilasi, atau piloereksi yang menyertainya. Patogenesis hyperhidrosis sirkumskrib masih belum diketahui. Berkeringat bisa dikendalikan dengan pengaplikasian lokal garam-garam aluminium 25% atau agen-agen anticholinergis topikal atau dengan clonidin sistemik (yang dapat menghambat mengalirnya simfatetik sentral). Injeksi lokal toksin botulisme pada daerah yang terkena juga bisa mengendalikan keringat. Sebagai upaya terakhir, ekscisi total daerah yang terkena harus dipertimbangkan.

Friday, March 26, 2010

Hyalinosis sistemik pada anak: Laporan kasus dan telaah jurnal

Abstrak

Hyalinosis sistemik pada anak (ISH) merupakan sebuah penyakit resesif autosomal progresif yang jarang terjadi, biasanya fatal pada usia 2 tahun. Onset klinis biasanya terjadi dalam beberapa pekan pertama setelah kelahiran. Penyakit ini ditandai dengan kontraktur (kekakuan) sendi, osteopenia, perkembangan diri terhambat, hypertropi gingiva, diare, enteropati yang kehilangan protein, dan infeksi yang sering. Manifestasi dermatologi mencakup kulit menebal, hyperpigmentasi, nodul-nodul perianal, dan papula-papula wajah. Histopatologi menunjukkan deposit-deposit hyalin dalam dermis dan organ-organ visceral. Disini kami memaparkan seorang pasien dengan ISH yang dikuatkan dengan temuan klinis dan histopatologi, serta analisis sekuensi DNA, yang menunjukkan mutasi T118K homozigot terbaru pada gen CMG2.

Thursday, March 25, 2010

Dasar-Dasar HPLC Fase Terbalik untuk LC/MS

Pendahuluan
   
HPLC fase terbalik cukup sederhana. Senyawa-senyawa melekat pada kolom-kolom HPLC fase terbalik dalam fase gerak yang sangat cair dan dielusi dari kolom-kolom HPLC RP dengan fase gerak yang bersifat organik. Pada HPLC RP, senyawa-senyawa dipisahkan berdasarkan karakter hidrofobiknya. Peptida-peptida bisa dipisahkan dengan mengalirkan sebuah gradien linear dari pelarut organik. Biasanya digunakan gradien 60/60 ketika mengkromatografi zat yang tidak diketahui. Gradien 60/60 berarti bahwa gradien bermula pada wujud yang mendekati 100% cair dan meningkat menjadi fasa 60% pelarut organik dalam waktu 60 menit. Kebanyakan peptida (yang panjangnya bisa mencapai 10 hingga 30 residu asam amino) akan terelusi pada saat gradien mencapai fasa 30% organik.

Wednesday, March 24, 2010

Dimensi-Dimensi Lengkung Gigi selama Pertumbuhan-Gigi Campuran (Mixed Dentition) : Sebuah Studi terhadap Anak-Anak Italia yang Dilahirkan antara Tahun 1950an dan 1990an

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan dimensi-dimensi lengkung gigi selama pertumbuhan-gigi campuran (mixed dentition) pada dua sampel kontemporer yang tinggal di daerah geografis yang sama dan berselisih sekitar 35 tahun. Sebuah kelompok yang terdiri dari 83 subjek (39 laki-laki dan 44 perempuan) yang lahir antara tahun 1953 sampai 1959 (usia rata-rata : 8 tahun 3 bulan +/- 15 bulan untuk laki-laki dan 7 tahun 8 bulan +/- 12 bulan untuk perempuan) dibandingkan dengan sebuah kelompok yang terdiri dari 84 subjek (38 laki-laki dan 46 perempuan) yang lahir antara 1990 dan 1998 (usia rata-rata : 8 tahun 8 bulan +/- 12 bulan untuk laki-laki dan 8 tahun 4 bulan +/- 11 bulan untuk perempuan. Pengukuran-pengukuran dilakukan pada cast gigi untuk segmen-segmen lengkung posterior dan anterior, lebar intermolar dan intercanine, dan ukuran mesiodistal incisor. Ruang anterior yang tersedia pada kedua lengkung dan dimensi terbalik anterior dihitung. Kelompok-kelompok dibandingkan dengan menggunakan uji non-parametrik (uji-U Mann-Whitney) untuk sampel-sampel independen (P < 0,05). Hasil menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan tahun 1990an menunjukkan lebar inter-molar maxillary yang secara signifikan lebih kecil ketika dibandingkan dengan perempuan di tahun 1950an. Populasi sekarang memiliki probabilitas yang lebih besar untuk mengalami maloklusi sebagai konsekuensi dari kecenderungan secular untuk berkurangnya lebar lengkung atas.

Kata kunci : Dimensi-dimensi lengkung, kelainan transversal antar-molar posterior.

Tuesday, March 23, 2010

Gizi dan berat lahir rendah: dari penelitian hingga praktek

Berat lahir rendah (BLR) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifkan di berbagai negara berkembang, dan gizi buruk baik sebelum maupun setelah kehamilan dikenali sebagai sebuah penyebab yang penting. Bukti yang bermunculan tentang peranan efek antar-generasi dalam menentukan status gizi pra-kehamilan ibu mengindikasikan diperlukannya investasi secara kontinyu dalam strategi-strategi yang dapat memperbaiki gizi dan kesehatan ibu selama siklus hidupnya, khususnya selama tahun-tahun awal. Percobaan-percobaan terkontrol telah menunjukkan bahwa peningkatan asupan makanan selama kehamilan dapat mengurangi berat lahir rendah, tetapi program-program ini kurang berhasil karena mahal dan sulit diimplementasikan. Supplemen-supplemen multivitamin-mineral telah dianggap sebagai sebuah solusi yang lebih sederhana, tetapi 2 dari 3 percobaan terkontrol yang dilakukan sampai sekarang ini gagal menunjukkan bahwa supplemen multivitamin-mineral lebih efektif dibanding supplement besi-folat, yang sebelumnya merupakan standar perawatan selama kehamilan. Bukti yang bermunculan menunjukkan manfaat supplement besi dalam memperbaiki berat lahir menunjukkan diperlukannya upaya-upaya untuk mengurangi kekurangan besi dengan meningkatkan cakupan program antenatal dan mempromosikan fortifikasi. Penyebab berat lahir rendah lainnya mencakup faktor-faktor lingkungan, seperti merokok; polusi udara indoor; dan infeksi, seperti malaria. Akan tetapi, masih sedikit yang diketahui tentang interaksi-interaksi antara gizi dan infeksi. Faktor-faktor sosial yang mendasar, seperti kemiskinan dan status wanita, juga penting, khususnya di Asia Selatan, dimana lebih dari setengah  bayi berat lahir dunia dilahirkan. Ringkasnya, strategi-strategi yang menggabungkan intervensi-intervensi berbasis gizi, sperti peningkatan asupan makanan dan status mikronutrien, khususnya status besi, dengan pendekatan-pendekatan yang mengembangkan status wanita dan kesehatan reproduktif diperlukan untuk mengurangi berat lahir rendah.
   
Dalam masalah gizi, ada kebutuhan urgen untuk mengidentifikasi dan mengejar straegi-strategi untuk meningkatkan asupan makanan dan status mikronutrien, khususnya status zat besi, sebelum dan selama kehamilan. Pentignya efek-efek antar-generasi lebih lanjut menjustifikasi kebutuhan akan upaya-upaya berkesinambungan yang akan memperbaiki kesehatan wanita dan status gizi selama sekurang-kurangnya dua generasi. Yang tidak kalah pentingnya adalah peranan strategi-strategi kesehatan reproduktif, seperti peningkatan usia menikah dan jarak kelahiran, dan mencari cara-cara untuk memperbaiki status wanita. Akan tetapi, tantangan utama adalah untuk memperbaiki pelaksanaan program dan untuk memadukan pelayanan-pelayanan. Sebagai contoh, suplemen besi biasanya diganggu oleh sektor kesehatan reproduktif, yang sering tidak mengenai atau bahkan tidak memanfaatkan pentingnya supplement.

Monday, March 22, 2010

Gingivitis

PENDAHULUAN


Latar belakang

Gingivitis merupakan sebuah proses inflammatory yang terbatas pada jaringan epitel mukosa disekitar bagian cervical dari gigi dan juga merupakan proses alveolar. Gingivitis diklasifikasikan menurut kenampakannya (misalnya, ulceratif, hemorrhagic, necrotizing, purulent), etiologi (misalnya, ditimbulkan oleh obat, hormonal, nutrisional, infeksi, ditimbulkan oleh plak), dan durasi (akut, kronis). Tipe gingivitis yang paling umum adalah bentuk kronis yang ditimbulkan oleh plak.


Gingivitis ulceratice nekrosis akut (ANUG, atau trench mouth) merupakan sebuah gingivitis infeksi yang akut. Istilah trench mouth digunakan pada Perang Dunia I ketika ANUG umum mengenai tentara-tentara trench-bound.

Sunday, March 21, 2010

Pengaruh faktor-faktor sosio-demografi terhadap pengetahuan kesehatan mulut, sikap dan perilaku pada sebuah populasi wanita.

Abstrak

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti efek variabel-variabel sosio-demografi dan kebiasaan merokok terhadap pengetahuan kesehatan mulut, sikap dan perilaku pada sebuah populasi wanita.

Bahan dan Metode: Sebanyak 528 ibu merespon terhadap kuesioner yang diberikan sendiri.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80,6% ibu meyakini bahwa kehamilan memiliki efek terhadap gigi dan gusi mereka, dan lebih dari sepertiga yang meyakini bahwa mereka kehilangan satu gigi untuk setiap kehamilan. Wanita yang bekerja dari kelompok usia yang lebih tua dan memiliki pendidikan lebih tinggi, serta yang banyak anak dan banyak hamil, menunjukkan sikap yang lebih sering. Sekitar 72% wanita meyakini bahwa kehamilan dapat menghilangkan kalsium dari gigi mereka dan ini adalah keyakinan yang umum diantara para wanita Saudi yang memiliki status sosial ekonomi lebih tinggi. Dua pertiga responden sadar bahwa selama kehamilan, kesehatan mulut mereka dapat mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan janin, tetapi lebih dari setengahnya tidak tidak mengetahui bahwa tetrasiklin dapat mempengaruhi gigi bayi khususnya diantara wanita yang berpendidikan rendah. Disamping itu, lebih dari ssetengah meyakini bahwa kunjungan dental diperlukan hanya jika saat nyeri, disamping 17,3% menganggap kunjungan seperti ini bukan sebuah kebutuhan khususnya yang memiliki pendidikan rendah tetapi banyak anak dan sering hamil. Relatif terhadpa perilaku ibu, 65,5% responden mengkonsumsi kalsium dan susu dan 65,8% tidak mmerubah kebiasaan kesehatan mulut mereka selama kehamilan.

Kesimpulan: kebanyakan wanita meyakini bahwa ada “efek negatif” dair kehamilan terhadap kesehatan mulut tetapi meski demikian tidak mereka tidak melakukan pemeliharaan gigi  dan sikap positif seperti mengunjungi dokter gigi.

Saturday, March 20, 2010

Gel-Gel Dental Pelepas Obat Yang Terkontrol

Latar Belakang
   
Coba kita perhatikan sebuah potret George Washington beberapa saat setelah dia menjadi Presiden pertama Amerika Serikat, dan kemungkinan-kemungkinan dia tampak memiliki mulut yang membesar. Seperti yang ditunjukkan, Washington sering berjuang untuk memenangkan sebuah pertempuran pada mulutnya, dengan memaksa rahangnya menahan menekan logam-logam baja yang menopang gigi tiruan yang diapakinya. Sekarang ini, segalanya menjadi lebih baik bagi para pemakai gigi-tiruan. Bahkan 200 tahun ke depan, segalanya tidak lagi seperti sekarang.

Friday, March 19, 2010

Sindrom-Sindrom Folikular yang Disertai Dengan Inflamasi dan Atropi

Keratosis folikular merupakan sebuah pola reaksi yang khas dari bagian ostioinfundibuar dari folikel-folikel rambut. Kondisi ini ditentukan oleh plug-plug folikular orthoperkeratotik yang memperbesar ostia dan bisa menonjol keluar dari orifices, menyebabkan permukaan kulit menjadi kasar saat disentuh, bahkan terkadang membuat kulit berbentuk seperti kulit buah pala. Fenomena ini cukup umum, dan bisa ditemukan baik sebagai gejala tersendiri atau terkait dengan berbagai kondisi patologik yang lain. Kenampakan klinis sangat bervariasi, mulai dari yang sangat halus sampai yang mencolok; ini bisa menjelaskan mengapa terdapat banyak data yang timpang tindih berkenaan dengan prevalensi kondisi ini yang berkisar antara 1 persen hingga 44 persen. Beberapa entitas klinis yang saling timpang tindih telah ditemukan. Biasanya, plug-plug horny tidak mengganggu pertumbuhan rambut atau menyebabkan atropi folikular; tetapi entitas yang menyebabkan gangguan pada pertumbuhan rambut dikelompokkan sebagai keratosis follicularis atrophicans (lihat berikut).

Thursday, March 18, 2010

Perbandingan Daya Serap Fluoride yang Berasal dari Berbagai Produk Fluoride Topikal Kedalam Email Gigi Secara In Vitro

Abstrak

Latar Belakang: Ada banyak bentuk fluoride topikal yang tersedia saat ini, sehingga menyulitkan dalam memilih yang paling efektif untuk mengatasi masalah risiko karies. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan konsentrasi dan pola penyerapan ion fluoride ke dalam email gigi, dimana fluoride ini berasal dari berbagai kategori fluoride topikal yang saat ini tersedia di Australia.

Metode: Gigi molar yang masih utuh dan telah dicabut dipotong-potong menghasilkan 6 potongan email permukaan yang halus. Bagian email-gigi yang seluas 2 x 26 mm diekspos terhadap berbagai fluoride topikal selama beberapa periode simulasi yang digunakan secara in vivo. Setelah pengeringan, lapisan email-gigi diekspos terhadap 2 ml HCl 0,1M sebagai sebuah agen biopsi kimiawai untuk periode-periode waktu tambahan. Konsentrasi ion fluoride di dalam larutan biopsy untuk lapisan uji dan lapisan latar (kontrol) dari email-gigi ditentukan secara langsung menggunakan elektroda selektif kombinasi fluoride bersama dengan pengukur pH impedansi tinggi. Jumlah fluoride kumulatif ditentukan untuk masing-masing agen fluoride topikal.

Hasil: Konsentrasi ion fluoride yang diserap ke dalam email-gigi pada umumnya sebanding dengan yang terdapat pada masing-masing agen. Akan tetapi, yang berasal dari gel APF sangat melebihi jumlah yang diserap dari gel NaF. Dan juga, konsentrasi yang diserap dari beberapa fluoride logam yang sangat pekat cukup rendah. Sebelum pengetsaan email-gigi, penyerapan yang meningkat dan pengaplikasian gel APF yang lama tidak memberikan manfaat tambahan.

Kesimpulan: Beberapa fluoride topikal, seperti gel APF, memiliki daya serap meningkat tajam dan lebih dalam dibanding produk lainnya. Akan tetapi, frekuensi penggunaannya harus diperhatikan jika pasien memiliki restorasi yang berbasis kaca.

Kata kunci: Fluoride, biopsy, asidulasi, pengetsaan, penyerapan.

Wednesday, March 17, 2010

Burung-Burung Liar dan Epidemiologi Flu Burung

Pendahuluan
   
Walaupun burung-burung liar merupakan sumber dan host yang dikenal untuk semua jenis virus flu burung (AIV), namun interaksi kompleks diantara host-host dan populasi virus ini belum mendapatkan perhatian yang banyak. Sebuah konsep umum tentang epidemiologi AIV pada burung-burung liar telah disebutkan; akan tetapi, keberadaan virus flu burung (HPAI H5N1) yang sngat patogenik pada burung-burung liar menguatkan kembali diperlukannya banyak pemahaman tentang riwayat alami AIV. Di seluruh dunia, host burung liar untuk AIV belum disebutkan secara rinci, bahkan dalam kelompok-kelompok yang telah dikaji dengan baik seperti Anseriformes dan Charadriiformes. Kurangnya klaritas ini tidak hanya berlaku bagi spesies host burung, tetapi juga pada berbagai jenis AIV yang terdapat dalam populasi-populasi ini. Bahkan dengan jumlah AIV ekstensif yang diisolasi pada laporan sebelumnya dari burung liar, spesies host dan distribusi global untuk berbagai sub-jenis AIV belum dipahami seluruhnya. Sampai sekarang, penelitian-penelitian yang terkait dengan epidemiologi AIV pada burung-burung liar akan menjadi fokus utama pada agen tersebut.
Seperti kebanyakan penyakit, epidemiologi AIV pada burung-burung liar ditentukan menurut interaksi antara host, agen, dan lingkungan. Konsep sederhana ini memiliki implikasi penting tidak hanya untuk memahami epidemiologi AIV tipe-liar tetapi juga untuk memahami imbas-imbas potensial yang terkait dengan masuknya virus-virus HPAI ke dalam populasi burung-burung liar.

Tuesday, March 16, 2010

Manifestasi Infeksi HIV dan Penyakit Terkait-HIV pada Kulit

PENDAHULUAN

Sejak munculnya penyakit AIDS pada tahun 1980an, penyakit-penyakit kulit telah diketahui sebagai petunjuk awal yang penting untuk diagnosa infeksi HIV dan juga merupakan petunjuk tentang kemungkinan adanya penyakit sistemik yang terkait. Karena perawatan di masa lampau hanya menekankan pencegahan morbiditas dan mortalitas, maka kesadaran akan banyaknya variasi penyakit kulit yang berkembang dikalangan pasien sangat penting.
   
Epidemiologi infeksi HIV dan komplikasinya telah berubah di berbagai belahan dunia sejak ditemukannya terapi antiretrovital yang sangat aktif (HAART) yang memiliki kapabilitas hampir dapat menghilangkan virus dari orang yang terkena infeksi. Sebagai konsekuensinya, banyak penyakit kulit yang terkait dengan penyakit HIV (misalnya sarcoma Kaposi) serta infeksi oportunis yang serius (Ols) juga terlihat kurang sering terjadi dan pasien bertahan hidup lebih lama. Dengan kelangsungan hidup yang lebih lama, masalah-masalah medis yang sebelumnya kurang umum mulai muncul, sebagia contoh kanker kuilt, seperti basal sel karsinoma, dan neoplasia intra-epithelial. Sedangkan kejadian Ols menurun secara temporer khususnya di negara-negara maju, resurgensi perilaku berisiko pada anak muda di era milenium bersama dengan adanya keyakinan yang keliru bahwa HAART akan 'menyelamatkan dan menyembuhkan' pasien yang terinfeksi, semua ini bisa menyebabkan meningkatnya infeksi HIV di masa mendatang. Di negara berkembang dimana HAART tidak tersedia, Ols masih umum dan sering menjadi sumber morbiditas dan mortalitas. Sehingga, para dokter harus tetap waspada terhadap berbagai infeksi HIV.

Monday, March 15, 2010

Face Bow

Face bow adalah sebuah alat mirip jangka-lengkung yang digunakan untuk mencatat hubungan antara rahang dengan aksis buka rahang dan untuk mengorientasikan cast pada hubungan yang sama ini dengan aksis buka dari artikulator. Disini penting untuk diperhatikan bahwa ini adalah sebuah hubungan antara rahang dengan aksis pergerakan, bukan sebuah hubungan anatomik antara rahang dan TMJ, kecuali apabila aksis pergerakan mungkin terjadi dekat dekat dengan TMJ. (Beberapa dokter dan teknisi juga mempertimbagkan face bow sebagai sebuah instrumen yang nyaman untuk mendukung cast sambil terpasang pada artikulator). Instrumen ini terdiri dari sebuah kerangka berbentuk U atau engsel yang cukup besar untuk membentang dari mulai daerah salah satu TMJ di sekitar bagian depan wajah (5 sampai 7,5 cm di depannya) sampai TMJ yang lain dan cukup lebar untuk menghindari kontak dengan sisi-sisi wajah. Bagian-bagian yang menyentuh kulit di dekat TMJ adalah batang-batang condyle, dan bagian yang menyentuh lingkar oklusi adalah garpu. Garpu menempel pada face bow dengan sebuah alat pengunci (yang juga berfungsi mendukung face bow, lingkar oklusi maxillary, dan cast maxillary sedangkan cast dipasang pada artikulator) (Gbr. 16-18). Garpu face bow dipasang pada lingkar oklusi maxillary, sehingga yang tercatat adalah sebuah hubungan sederhana antara rahang atas dan aksis aproksimat dari mulut rahang.

Sunday, March 14, 2010

Evolusi Perawatan Prostodontik : Laporan tentang seorang pasien selama 30 tahun

Abstrak

Laporan klinik ini menyajikan riwayat seorang pasien yang mengalami kerusakan periodontal progresif dan laporan ini juga mengilustrasikan bagaimana perawatan prostodontik telah berkembang dari waktu ke waktu. Pada tahun 1974, prostesa cekat porselain-gabung-emas teleskopik maxillary dan mandibular  dan gigitiruan parsial removable ekstensi-distal dalam kondisi intraoral pasien terjadi setelah penyakit periodontal inflammatory yang kronis, gagal melakukan kunjungan, dan karies yagn rekuren. Perawatan prostodonti semakin berkembang. Gigi pasien dicabut dan pada akhirnya diganti dengan dua prostesa cekat yang didukung implant. Laporan klinik ini merupakan salah satu contoh tentang bagaimana pasien bisa diuntungkan dengan penelitian yang terus menerus tentang sains biologi dan material.

Kata kunci : prostesis telekskop, implant Branemark, pemasangan implant cepat, tulang yang dikeringbekukan, panduan bedah, prostesis yang terpadu jaringan.

Saturday, March 13, 2010

Aktivitas Antioksidan Potensial dari Sebuah Senyawa Mirip Dithiocarbamat yang Diperoleh dari Sebuah Hydroid Laut

Abstrak

Baru-baru ini, kami menemukan suatu kelas produk alam baru, dinamakan tridentatol, pada sebuah hydroid laut. Pengamatan pada struktur molekul produk ini menunjukkan bahwa produk ini mungkin memiliki aktivitas antioksidan. Pengamatan ini mendorong kami untuk mengevaluasi secara in vitro kapasitas dari salah satu tridentatol tersebut, yaitu viz. tridentatol A, untuk menghambat peroksidasi lipid dengan menggunakan LDL (low density lipoprotein) manusia sebagai model eksperimen.  LDL diinkubasi dengan 5μM cupric chloride (Cu2+) dengan dan tanpa adanya tridentatol A atau standar referensi antioksidan, seperti vitamin E.  Pembentukan formasi awal dari lipid hidroperoksidasi terkonjugasi berjalan lambat pada variasi konsentrasi dari tridentatol A. Lebih spesifik, LDL diinkubasi dengan Cu2+ membutuhkan waktu fase lambat yaitu 150 menit (waktu yang dibutuhkan sebelum pembentukan awal lipid hidroperoksidasi terkonjugasi). Akan tetapi, apabila 150 μM tridentatol A ditambahkan selama waktu inkubasi, maka waktu fase lambat bertambah menjadi 225 menit. Dengan 1 μM tridentatol A, waktu fase lambat adalah 300 menit. Pembentukan vitamin E dengan konsentrasi yang sama membutuhkan waktu fase lambat lebih sedikit. Sehingga, jika dibandingkan dengan vitamin E, tridentatol A memiliki proteksi yang lebih baik terhadap pembentukan lipid hidroperoksidasi terkonjugasi dalam LDL. Pengukuran langsung dengan colorimetric untuk lipid hidroperoksidasi dan zat yang reaktif terhadap asam thiobarbiturat menunjukkan potensi relatif lebih besar oleh tridentatol dibanding vitamin E. Lebih lanjut, trindentatol meniadakan mobilitas LDL dalam elektroforesis yang dipengaruhi Cu2+, menyebabkan peningkatan mobilitas electrophoretic LDL dan jauh lebih kuat dibandingkan dengan vitamin E. Sebagai kesimpulan, tridentatol A merupakan antioksidan yang kuat terhadap peroksidasi lipid dari LDL dan secara signifikan lebih potensial dibanding vitamin E dalam hal ini.

Friday, March 12, 2010

Spermatogenesis Idiopathic Terganggu: epidemiologi genetik tidak menjadi batu loncatan untuk pemahaman yang lebih baik

Abstrak
   
Etiologi spermatogenesis terganggu tidak diketahui dalam kebanyakan pria yang kurang subur. Dari beberapa penelitian tentang kemandulan alami padapria, kita bisa menyimpulkan bahwa ada komponen familial yang mendasar pada ketidaksuburan pria sehingga loci gabungan yang bersegregasi dalam keluarga bisa diasumsikan dalam hal ini. Kita mengetahui bahwa penghapusan pada kromosom Y, yang tidak berpenetrasi penuh, mewakili beberapa dari kasus ini. Alasan yang ada cukup kuat untuk menduga bahwa kasus-kasus lain terjadi akibat mutasi pada gen-gen yang terletak di tempat lain dalam kromosom. Dalam artikel ini, kita membahas berbagai pendekatan untuk mengungkapkan basis molekuler dari spermatogenesis terganggu yang berasal dari kelainan-kelainan genetik dalam kromosom selain kromosom Y. Kajian pemetaan genetik secara umum merupakan pendekatan baik untuk mendeteksi gen-gen penyebab penyakit yang bersegregasi dalam sebuah populasi; mereka bisa menjadi batu loncatan untuk mengungkapkan sifat biokimia dari penyakit ini. Dalam paper ini, dijelaskan alasan-alasan dari pernyataan bahwa penelitian kaitan dan hubungan bukanlah sebuah alat yang menjanjikan untuk mengidentifikasi gen-gen yang menyebabkan spermatogenesis terganggu. Disini disimpulkan bahwa screening langsung terhadap gen-gen kandidat untuk mutasi akan diperlukanuntuk mendeteksi gen-gen yang terlibat dalam spermatogenesis terganggu. Akan tetapi, pendekatan ini memerlukan penelitian jalur-jalur biokiima dari spermatogenesis normal dan abnormal. Karena kita memiliki pemahaman yang buruk tentang jalur-jalur ini, maka lebih banyak penelitian yang diperlukan untuk mengetahui sifat biokimia dari spermatogenesis.

Thursday, March 11, 2010

Epididymo-orchitis

Epididymitis akut adalah sebuah inflamasi pada epididymis. Apabila infeksi menjadi parah dan meluas sampai ke testikel yang di sekitarnya, infeksi tersebut akan menyebabkan epididymo-orchitis akut. Epididymitis kronis menunjuk pada nyeri epididymal dan inflamasi (biasanya tanpa pembengkakan skrotal) yang berlangsung selama lebih dari 6 bulan. Orchitis (infeksi yang terbatas pada testis) jauh kurang umum.
Penyebab
  • Pada laki-laki yang berusia kurang dari 35 tahun, epididymo-orchitis paling sering disebabkan oleh patogen-patogen yang ditularkan secara seksual seperti Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae.
  • Pada laki-laki yang berusia di atas 35 tahun, epididymo orchitis paling sering disebabkan oleh organisme-organisme enterik Gram negatif yang ditularkan secara seksual, yang menyebabkan infeksi saluran kencing, seperti E. coli, Pseudomonas.
  • Organisme enterik gram-negatif merupakan penyebab epididymo-orchitis yang lebih umum jika ada riwayat pemakaian alat atau kateterisasi terbaru.
  • Obstruksi: orang dewasa yang berusia lebih dari 40 tahun biasanya memiliki gangguan saluran kandung kemih (seperti hyperplasia prostatik lunak) atau penyempitan urethral; anak-anak bisa mengalami kelainan-kelainan bawaan yang serius atau masalah-masalah yang mengganggu fungsi organ.
  • Laki-laki yang mengalami penyakit Behcet bisa mengalami epididymo-orchitis non-infeksi.
  • Epididymo-orchitis juga telah dilaporkan sebagai sebuah efek berbahaya dari amiodarone. Ini tergantung dosis, dan biasanya terjadi pada dosis yang lebih besar dari 200 mg per hari.
  • Trauma pada scrotum bisa menjadi pemicu.
  • Infeksi yang jarang lainnya (sepeti brucellosis, coccidiodidomycosis, blastomycosis, cytomegalovirus dan cadidiasis) biasanya terjadi pada host-host yang terganggu sistem kekebalannya.
Etiologi orchitis akut

Wednesday, March 10, 2010

Studi-Studi Epidemiologi Genetik Terhadap Penyakit Jantung Koroner

Laporan-laporan terbaru tentang urutan genom manusia umumnya dianggap dapat memberikan perubahan besar dalam pemahaman ktia tetang berbagai penyakit yang umum pada maunsia. Salah satu yang diharapkan adalah agar informasi baru yang diperoleh dari upaya pengurutan genom ini dapat mempermudah pelaksanaan kajian-kajian genetik pada populasi, yang mana akan menemukan varian-varian genetik yang bertanggungjawab untuk berbagai penyakit 'kompleks' dan 'polygenik' (yaitu yang diakibatkan oleh aksi lebih dari satu gen). Dalam review kali ini, saya mencoba untuk meninjau harapan ini dalam konteks penyakit jantung koroner (PJK). Pertama-tama, saya meninjau apa yang diketahui sejauh ini berkenaan tentang “arsitektur genetik” dari PJK. Kedua, saya akan membahas implikasi-implikasi dari “arsitektur gen” ini, dan implikasi dari isu-isu genetik tertentu, untuk perancangan penelitian. Ketiga, saya akan meninjau alasan-alasan mengapa hasil dari penelitian-penelitian epidemologi genetik tentang PJK sampai sekarang ini cenderung tidak konsisten, dan saya juga meelusuri strategi-strategi untuk meningkatkan reliabilitas dari penelitian-penelitian semacam ini di masa mendatang. Terakhir, saya akan membahas bagaimana studi-studi epidemiologi-genetik yang berskala-sedang bisa dilakukan dengan baik untuk mengatasi kontroversi-kontroversi yang penting dan sulit berkenaan dengan sifat-sifat kausatif dari faktor-faktor risiko terbaru yang dihipotesiskan untuk PJK.
   

Tuesday, March 9, 2010

Variasi Gen N-asetiltransferase 2 pada sebuah populasi Romania dan Kyrgyz

Abstrak

Sebagai bagian dari sebuah proyek tentang bencana lingkungan pada populasi minoritas, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perbedaan urutan (sekuensi) N-asetiltransferase 2 (NAT2) sebagai sebuah gen kerentanan metabolik pada etnisitias yang belum dieksplorasi. Sebanyak delapan polimorfisme nukleotida tunggal (SNP) dalam area pengkodean NAT2 dan sebuah varian dalam area apitan 3' dianalisis pada 290 penduduk Kyrgyz yang tidak bertalian keluarga dan 140 penduduk Romania yang tidak bertalian keluarga dengan menggunakan analisis PCR yang spesifik-SNP. Varian 341C, 481T, dan 803G lebih kecil dan 857A lebih prevalen pada penduduk Kyrgyz (P < 0,0001). Varian pada tempat 857 mengindikasikan keturunan Asia. 282C>T dan 590G>A menunjukkan tidak ada variasi signifikan menurut etnisitas. 364G>A dan 411A>& berubah menjadi monomorfis. Perbandingan database dari frekuensi alel kecil NAT2 mendukung penduduk Romania sebagai ras Kaukasoid dan Kyrgyz berada di antara ras Kaukasoid dan Asia Timur. Distribusi haplotipe yang diprediksikan berbeda signifikan antara kedua etnisitias dimana Kyrgyz menunjukkan keanekaragaman genetik yang lebih tinggi. Haplotipe tanpa mutasi lebih umum pada Kyrgyz (40,,1% pada Kyrgyz, 29,3 pada Romania). Demikian juga, fenotip acetylator yang berhubungan sedikit lebih kurang prevalen pada Kyrgyz (35,2% versus 51,4 pada Romania). Dalam penelitianini ditemukan perbedaan etnis yang mencolok pada genotip-genotip NAT2 dengan efek yang belum diketahui terhadap risiko kesehatan untuk keterpaparan lingkungan atau tempat kerja pada populasi minoritas.

Monday, March 8, 2010

Diagnosa cepat demam tifoid dengan pendeteksian antigen Salmonella serotype typhi menggunakan pengujian immunosorbent terkait-enzim dalam urin

Abstrak

Penelitian ini mengembangkan dan mengevaluasi uji immunosorbent terkait-enzim (ELISA) yang menggunakan antibodi-antibodi monoklonal untuk menangkap antigen 9 somatik (O9), antigen flagellar d (Hd), dan antigen polisakarida kapsular Vi (Vi) dari urin orang-orang yang menderita demam tifoid dan yang tidak menderita demam tifoid. Sampl-sampel urin diambil secara berurutan dari 44 pasien yang dibuktikan mengalami demam tifoid melalui kultur darah dan dari dua kelompok kontrol. Kelompok kontrol pertama mencakup pasien-pasien yang mengalami brucellosis (n=12) dan mereka yang mengalami penyakit demam akut, non-tifoid yang didiagnosa secara klinis (n=27). Kelompok kontrol kedua adalah sebuah sampel dari pekerja laboratorium yang sehat (n=11). Ketika dinilai relatif terhadap tanggal onset demam, kesensitifan paling tinggi selama pekan pertama untuk ketiga antigen adalah: Vi dideteksi dalam urin dari 9 pasien (100%), O9 pada 4 (44%) pasien, dan Hd pada 4 (44%) pasien. Pengujian dua sampel urin secara berurutan dari pasien yang sama memperbaiki kesensitifan test. Pengujian gabungan untuk Vi dengan O9 dan Hd menghasilkan sebuah kecenderungan terhadap kesensitifan meningkat tanpa spesifitas yang menganggu. Spesifitas untuk Vi melebihi 90% ketika dinilai diantara subjek kontrol yang sehat dan demam, tetapi hanya 25% ketika dinilai diantara pasien yang mengalami salmonellosis. Pendeteksian antigen Vi urin dengan ELISA ini menunjukkan prospek bagi diagnosa demam tifoid, khususnya ketika digunakan dalam pekan pertama setelah onset demam. Akan tetapi, reaksi-reaksi positif untuk antigen Vi pada pasien-pasien yang mengalami brucellosis harus dipahami sebelum pendeteksian antigen Vi urin bisa dikembangkan lebih lanjut sebagai sebuah uji diagnostik yang cepat dan bermanfaat.

Sunday, March 7, 2010

Kajian epidemiologi genetik terhadap sifat-sifat yang spesifik usia

Abstrak
  
Makalah ini berfokus pada manfaat penggabungan metode genetik dan metode epidemiologi dalam penelitian-penelitian untuk memahami penentu dari dua aspek penting penuaan, yaitu: usia dimana dampak tertentu (penyakit dan kematian) terjadi dan laju perubahan menurut usia seperti fungsi fisiologis, faktor resiko penyakit). Dimasukkannya usia dalam spesifikasi sifat-sifat pada kajian epidemiologi dapat melahirkan strategi-strategi yang lebih baik untuk meningkatkan pengharapan hidup sehat dan mengevaluasi resiko masing-masing untuk morbilitas yang terkait usia. Isu-isu khusus yang menjadikan pendekatan epidemiologi genetik penting bagi penelitian. Fenomena yang terkait usia serta peluang dan tantangan untuk penelitian seperti ini akan dibahas, termasuk desain penelitian kerangka pengambilan sampel, data base, alat-alat analitik, dan isu-isu yang terkait epidemiologi. Pembahasan disini didasarkan pada sebuah laporan  yang dibuat oleh kelompok kerja epidemiologi genetik dan penuaan, yang dikeluarkan oleh institut nasional penuaan untuk mereview peluang-peluang bagi penelitian terhadap epidemiologi genetik dari dampak-dampak yang terkait penuaan.

Sunday, February 28, 2010

AGEN-AGEN PENGEMULSI

Disini akan dibahas secara singkat pengaplikasian praktis dari berbagai pengemulsi yang digunakan secara internal. Karbohidrat, protein, eter selulosa dan padatan-padatan yang terpecah halus bisa dipertimbangkan dalam kelompok pengemulsi ini. Saponin dan anion, agen aktif-permukaan anion, kation dan nonionik tidak digunakan sebagai pengemulsi untuk preparasi internal, dengan beberapa pengecualian, karena rasa yang dimiliki, toksisitas dan aksi pengiritasnya.

Saturday, February 27, 2010

Tujuan Emulsi dan Emulsifikasi

Secara farmasetik, proses emulsifikasi memungkinkan seorang apoteker membuat campuran yang relatif stabil dan homogen dari dua cairan yang tidak dapat saling bercampur. Proses emulsifikasi ini memungkinkan pemberian sebuah obat cair dalam bentuk tetesan-tetesan kecil (globules) ketimbang dalam bentuk curah (bulk). Untuk emulsi yang diberikan lewat mulut, tipe emulsi minyak-dalam-cair memungkinkan dihilangkannya rasa pahit pada obat berupa minyak dengan cara menebarkannya pada sebuah medium cair yang manis yang bisa terasa sampai ke dalam perut. Ukuran partikel bulatan minyak yang berkurang bisa menjadikan minyak tersebut lebih dapat dicerna dan lebih mudah diserap atau lebih efektif. Sebagai contoh, keampuhan minyak mineral yang meningkat sebagai sebuah obat pencahar ketika diformulasi dalam bentuk emulsi.   

Friday, February 26, 2010

Pengaruh Ekstraksi Pra-molar dan Molar Pertama Tambahan (AFMEs) Terhadap Jaringan Lunak

Abstrak

Tujuan : Untuk menentukan pengaruh ekstraksi pra-molar dan molar pertama tambahan (AFMEs) terhadap perubahan jaringan lunak setelah dilakukan empat ekstraksi pra-molar pada pasien-pasien high Angle Class II division 1.

Bahan dan Metode: Sebanyak 33 pasien AFME, 24 diantaranya hanya mengalami AFME maxillary dan 9 mengalami AFME lengkap, diteliti dengan analisis cephalometri dan dibandingkan dengan 43 pasien yang dirawat dengan empat ekstraksi pra-molar (PRME) sebagai sebuah kelompok kontrol. Cephalogram lateral yang dilakukan pada empat titik waktu (pra-perawatan, sebelum AFME, pasca-perawatan, dan retensi)  digunakan untuk analisis statistik dengan uji-t Student.

Hasil : AFME secara signifikan dapat memberikan kontribusi bagi retraksi incisor maxillary dan perubahan jaringan halus selanjutnya sebagaimana diukur dengan sudut-Z dan garis E bibir bawah. Disamping itu, analisis korelasi bivariat menunjukkan bahwa perubahan-perubahan jaringan lunak lebih berkorelasi dengan retraksi incisor maxillary dibanding dengan retraksi incisor mandibular baik pada kelompok AFME maupun pada kelompok PRME. Hasil ini menunjukkan bahwa, pada pasien Kelas II, posisi bibir bawah paling dipengaruhi oleh reduksi proklinasi incisor maxillary.

Kesimpulan: Pendekatan AFME bermanfaat untuk meningkatkan profil-profil pada pasien Kelas II divisi 1 yang merupakan batas antara perawatan PRME dan ekstraksi pra-molar plus pendekatan bedah ortognatik.

Kata kunci: Ekstraksi molar pertama tambahan, high angle, Kelas II divisi 1, sudut-Z.

Thursday, February 25, 2010

Efikasi Pernis Fluoride Dalam Mencegah Karies Dini Pada Anak

Abstrak

Untuk menentukan efikasi pernis fluoride (5% NaF, Duraphat®, Colgate) sebagai tambahan untuk konseling dalam mencegah karies dini pada anak, maka kami melakukan sebuah percobaan klinis selama dua tahun. Percobaan ini bersifat acak dan para pemeriksa tidak mengetahui kondisi sampel. Pada awalnya, 376 anak yang bebas karies dari keluarga kelas ekonomi rendah (San Fransisco yang berkebangsaan China atau Hispanis) didaftarkan dalam penelitian ini (nilai mean usia  SD, 1.8  0,6 tahun). Semua keluarga menerima penyuluhan, dan anak-anak yang terdaftar ini dikelompokkan secara acak ke dalam kelompok-kelompok berikut: tidak ada pernis fluoride, pernis fluoride sekali setahun, atau pernis fluoride dua kali setahun. Penyimpangan protokol yang tidak diharapkan mengakibatkan beberapa anak memperoleh pernis fluoride yang kurang aktif dan tidak sesuai dengan yang telah ditentukan. Analisis menunjukkan adanya efek protektif pernis fluoride terhadap kejadian karies, p < 0,01. Analisis terhadap jumlah pengaplikasian pernis fluoride yang aktual dan aktif menunjukkan adanya efek dosis-respon, p < 0,01. Kejadian karies lebih tinggi pada kelompok “konseling saja” dibandingkan dengan kelompok “konseling + pernis fluoride yang diberikan satu kali setahun” (OR = 2,20, 95% interval kepercayaan 1,19 – 4,08) dan “dua kali setahun” (OR = 3,77, 95% interval kepercayaan 1,88 – 7,58). Tidak ada efek negatif terkait yang dilaporkan. Pernis fluoride sebagai tambahan dalam konseling sangat efektif dalam mengurangi kejadian karies dini pada anak.

Kata kunci : karies gigi, pencegahan, fluoride, anak usia pra-sekolah, percobaan terkontrol acak.

Wednesday, February 24, 2010

Penggunaan ekstrak Terminalia chebula sebagai sebuah agen antikaries: sebuah studi klinis

Abstrak

Obatan-obatan dari tanaman telah lama menjadi bagian dari sistem perawatan kesehatan tradisional kita, dan sifat-sifat antimikroba dari senyawa-senyawa yang diperoleh dari tanaman telah banyak dilaporkan. Tujuan dari penelitian kali ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh ekstrak Terminalia chebula (sebuah tanaman obat) terhadap sampel-sampel saliva dan potensinya untuk digunakan sebagai sebuah agen antikaries dalam bentuk obat kumur. Sebuah ekstrak cair pekat dibuat dari buah T. chebula. Obat kumur dengan konsentrasi 10% dibuat dengan mengencerkan ekstrak dalam air suling yang steril. Keampuhan obat kumur dinilai dengan pegujian terhadap 50 sampel saliva. Sampel-sampel saliva diambil dari subjek-subjek yang telah ditetapkan berisiko tinggi untuk mengalami karies. pH saliva, kapasitas saliva untuk mempertahankan pH, dan aktivitas mikroba dinilai sebelum berkumur, sesaat setelah, dan 10 menit, 30 menit, dan 1 jam setelah berkumur. Terjadi peningkatan pH dan kapasitas penyanggaan dan pengurangan jumlah mikroba. Ekstrak cair dari T. chebula yang digunakan sebagai obat kumur nampaknya dapat menjadi agen antikaries yang efektif.

Kata kunci: karies gigi, tanaman, saliva, Streptococcus mutans

Tuesday, February 23, 2010

Efikasi Pasta-gigi Anticalculus yang Mengandung Sodium exametaphosphate dan Stanno-fluoride

Abstrak

Tujuan: Untuk membandingkan efikasi anticalculus dari sebuah pasta-gigi perlakuan (0.454% stanno-fluoride/sodium heksametaphosphate) dengan sebuah pasta-gigi kontrol negatif.

Bahan dan Metode: Penelitian ini adalah penelitian kelompok secara acak, samar-pemeriksa dan paralel. Setelah tiga bulan berjalan, subjek-subjek yang memenuhi syarat dibagi ke dalam dua kelompok secara acak, yaitu kelompok pasta-gigi perlakuan dan kelompok pasta-gigi kontrol. Masing-masing kelompok memakai pasta-gigi dua kali dalam sehari selama 6 bulan. Pemeriksaan Indeks Volpe-Manhold (V-MI) dan pemeriksaan jaringan lunak pada mulut dilakukan pada awal penelitian, setelah tiga bulan dan setelah 6 bulan. Analisis tambahan dilakukan secara terpisah pada tiga bulan dan enam bulan terhadap tiga sub-kelompok yang dikategorikan sebagai subjek dengan pembentukan calculus tinggi, sedang dan rendah.

Hasil: Jika dibandingkan dengan kelompok kontrol, kelompok pasta-gigi perlakuan memiliki skor calculus rata-rata yang secara signifikan lebih rendah menurut statistik setelah tiga bulan (50%) dan enam bulan (55%) pasca-perlakuan (p<0,001). Jika dibandingkan dengan skor kontrol. Skor calculus rata-rata dari pasta-gigi perlakuan setelah tiga dan enam bulan secara signifikan lebih rendah menurut statistik pada sub-kelompok pembentuk kalkulus tinggi, sedang dan rendah (p<0,001). Kedua produk pada umumnya ditolerir dengan baik.

Kesimpulan: Pasta-gigi perlakuan menunjukkan efikasi antikalkulus yang signifikan jika dibandingkan dengan kontrol tanpa mempertimbangkan kadar pembentukan calculus pada awal penelitian.

Signifikansi klinis: Teknologi pasta-gigi stanno-fluoride/sodium hexametaphosphate merupakan sebuah penghambat calculus yang efektif untuk perawatan sehari-hari di rumah.

Kata kunci : Calculus, plak, stanno-fluoride, sodium hexametaphosphate, pasta-gigi, kesehatan mulut.

Monday, February 22, 2010

Pengaruh Konsentrasi Fluoride dan pH Terhadap Sifat Korosif Titanium untuk Penggunaan pada Gigi

Abstrak

Titanium digunakan sebagai sebuah logam untuk material biokompatibel seperti implant gigi atau restorasi karena stabilitas kimianya yang sangat baik. Akan tetapi, korosi Ti dalam lingkungan yang mengandung fluoride profilaksis bisa menjadi masalah. Untuk mengklarifikasi efek konsentrasi fluoride dan pH terhadap sifat korosi Ti, maka kami melakukan uji polarisasi anoda dan uji perendaman dalam larutan NaF dengan berbagai nilai konsenrasi dan pH konsentrasi. Ti terlarut dalam larutan uji dianalisis dengan menggunakan spektroskopi massa plasma berpasangan secara induktif. Terlihat batas-batas konsentrasi fluoride yang jelas dan nilai pH dimana sifat korosi Ti mengalami perubahan. Korosi Ti dalam larutan yang mengandung fluoride tergantung pada konsentrasi asam hidrofluorat (HF). Apabila konsentrasi HF dalam larutan lebih besar dari 30 ppm, maka lapisan pasifasi pada Ti akan rusak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara konsentrasi fluoride dan nilai pH pada mana korosi Ti terjadi dan penelitian ini juga memberikan data tentang korosi seperti ini pada lingkungan dimana konsentrasi fluoride dan nilai pH telah diketahui.

Sunday, February 21, 2010

Pengaruh Calcitonin terhadap Pembentukan Tulang Di Sekitar Implant Titanium. Sebuah Kajian Histometri Pada Mencit

Diskusi

Biokompatibilitas material-material implant modern, seperti titanium, telah diketahui dengan baik dan tidak dianggap sebagai faktor signifikan dalam kegagalan implant endosseous. Sifat penting dari metode osteointegrasi adalah penekanan yang diberikan pada upaya untuk meminimalisir setiap kerusakan jaringan host selama prosedur bedah. Pada penelitian kali ini, prosedur-prosedur standar yang disebutkan sebagai prasyarat untuk perawatan jangka-panjang implant juga diamati dan menghasilkan proses penyembuhan tulang yang mirip dengan yang dilaporkan sebelumnya.

Saturday, February 20, 2010

Karsinoma Kulit Neuroendokrin: Merkel Cell Carcinoma

Pada tahun 1875, Friedrich S. Merkel (1845-1919) menemukan sel-sel staining-jelas yang tidak biasanya pada pertemuan antara dermal dan epidermal dan pada epidermis basal yang sangat terkait dengan serat-serat saraf yang yang mengalami myelinasi. Dia menamakan sel-sel ini sebagai “Tastzellen” (sel-sel sentuh) yang selanjutnya dikenal sebagai sel Merkel.
   
Pada tahun 1972, Toker melaporkan 5 kasus neoplasma kulit dengan pola struktur “trabecular” yang menonjol. Laporan-laporan selanjutnya menunjukkan bahwa karsinoma trabecular menunjukkan kemiripan struktur yang sangat jelas dengan sel Merkel. Pemeriksaan immunositokimia dan biokimia lebih lanjut menunjukkan bahwa kelompok karsinoma kulit ini memiliki sifat-sifat diferensiasi neuroendokrin dan epitelial, dengan demikian diusulkan nama cutaneous neuroendocrine carcinoma (karsinoma kulit neuroendokrin).

Friday, February 19, 2010

Ketidakcukupan diet dan bahan makanan diantara anak-anak Hispanis: faktor-faktor akulturasi dan sosial ekonomi dalam survei NHNES ke-3.

Pendahuluan
   
Suku, ras, jenis kelamin, pendidikan, dan pendapatan diusulkan sebagai dimensi-dimensi kunci yang mendasari disparitas dalam kesehatan. Di Amerika Serikat, status sosial ekonomi yang rendah terkait dengan kesehatan anak yang buruk, termasuk tinggi badan, berat badan, dan perkembangan. Para remaja yang hidup dalam rumah tangga yang berpendapatan rendah dua kali lebih mungkin mengalami berat badan berlebih atau kegemukan dibanding anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang berpendapatan lebih tinggi dan >4 kali lebih mungkin mengalami ketidaktahanan pangan. Keluarga-keluarga Hispanis memiliki pendapatan di bawah tingkat kemiskian jika dibandingkan dengan keluarga-keluarga kulit putih non-Hispanis. Kecenderungan keluarga Hispanis untuk menunjukkan lebih banyak diet bergizi meski status sosial mereka rendah telah menimbulkan dugaan tentang adanya proteksi berbasis budaya terhadap efek kesehatan berbahaya yang biasanya terkait dengan pendapatan rendah.

Thursday, February 18, 2010

Hubungan antara usia suami dengan keguguran alami

Abstrak

Tujuan: Untuk mengevaluasi pengaruh usia suami terhadap keguguran alami.

Metode: Penelitian ini terdiri dari 13.856 sampel wanita yang dipilih berdasarkan data dari wawancara antenatal atau postpartum wanita-wanita di Jerussalem Perinatal Study, sebuah kohort berbasis populasi yang diperoleh dari 92.408 kelahiran antara tahun 1964 – 1976. Wanita perlakuan (n=1.506) melaporkan keguguran alami sebelum wawancara; mereka dibandingkan dengan wanita yang melaporkan kelahiran hidup pada kehamilan sebelumnya (n=12.359). Regresi logistik digunakan untuk melakukan penyesuaian usia ibu, diabetes ibu, kebiasaan merokok ibu, riwayat keguguran alami sebelum kehamilan pertama, paritas pada wawancara, dan interval antara kelahiran pertama dan wawancara.

Hasil: Rasio ganjil yang disesuaikan untuk keguguran alami adalah 0,59% (95% interval kepercayaan 0,45-0,76, P<0,0001) untuk kehamilan dari ayah yang berusia dibawah 25 tahun dibandingkan dengan kehamilan dari ayah yang berusia 25-29 tahun. Untuk ayah yang berusia 40 tahun atau lebih, rasio ganjil untuk keguguran alami adalah 1,6 (95% interval kepercayaan 1,2 – 2,0, P = 0,0003) jika dibandingkan dengan kelompok referensi yang sama.

Kesimpulan: Usia bapak yang lebih tinggi secara signifikan terkait dengan keguguran alami, tanpa tergantung pada usia ibu dan berbagai faktor lainnya.

Tingkat kepercayaan: II-2

Wednesday, February 17, 2010

Desain Implant Baru Untuk Perlindungan Tulang Crestal: Pengamatan-pengamatan awal dan laporan kasus

Abstrak

Setelah eksposur dan restorasi implant gigi dua-bagian, beberapa perubahan dalam tingkat vertikal tinggi tulang crestal peri-implant telah dilaporkan. Akan tetapi, perubahan pada tinggi tulang crestal ini tidak berdampak negatif terhadap keberhasilan implant jangka panjang. Artikel ini menjelaskan tentang bagaimana konsep platform switching (perubahan platform) digunakan dalam sebuah desain implan baru sebagai sebuah cara untuk mengurangi atau mencegah kehilangan tulang crestal. Pengamatan-pengamatan terdahulu oleh para tenaga klinis yang menggunakan desain implant baru ini akan disajikan di sini.

Tujuan Pembelajaran :

Artikel ini membahas sebuah mekanisme inflammatory yang terlibat dalam khilangan tulang crestal setelah restorasi implant. Selama membaca artikel ini, pembaca diharapkan :
Mampu mengenali sebuah mekanisme yang terlibat dalam kehilangan tulang crestal setelah eksposur implant.
Memahami bagaimana konsep perubahan platform sebagai sebuah cara untuk mengurangi atau mencegah kejadian ini digunakan dalam sebuah desain implant baru.

Kata kunci : implant, tulang, resorpsi, perubahan platform.

Tuesday, February 16, 2010

Tansfer Lemak Autologous untuk Peremajaan Periorbital: Indikasi, Teknik, dan Komplikasi

Abstrak

Latar belakang: Daerah periorbital merupakan salah satu daerah wajah pertama yang menunjukkan tanda-tanda penuaan. Pendekatan-pendekatan bedah tradisional terdiri dari prosedur pengangkatan dan prosedur pemotongan termasuk pengangkatan alis dan blepharopasties. Akan tetapi, hasil yang tidak optimal telah menyebabkan para ahli-bedah untuk mengevaluasi kembali pendekatan yang mereka gunakan untuk meremajakan kembali periorbita.

Tujuan : Dalam artikel ini, kami mereview kekurangan-kekurangan prosedur pengangkatan alis dan prosedur blepharoplasty dan membahas penyusutan volume yang terjadi akibat penuaan. Pendekatan yang kami gunakan untuk peremajaan daerah periorbita adalah dengan restorasi volume menggunakan transplantasi lemak autologous.

Bahan dan metode : Pemaparan tentang sebuah review mengenai tehnik transfer lemak untuk daerah periorbital.

Hasil : Foto-foto sebelum dan sesudah prosedur yang disajikan menunjukkan adanya peremajaan periorbital.

Kesimpulan : Para ahli bedah yang melakukan bedah kecantikan harus mempertimbangkan ulang pendekatan yang mereka gunakan untuk daerah periorbital dan meningkatkan hasil yang dicapai melalui transplantasi lemak autologous.

Monday, February 15, 2010

DERMATOLOGI AKUATIK

PENDAHULUAN

Planet bumi sebagian besar ditutupi oleh air. Jika seluruh laut, danau, dan sungai digabungkan, maka total permukaan bumi yang tertupi air adalah tujuh persepuluh bagian. Manusia memiliki kecenderungan untuk menjelajahi, menikmati, dan mengeksploitasi perairan tersebut. Hewan-hewan memiliki bisa dan toksin yang paling potensial bagi manusia. Para perenang juga telah mengalami dermatitis kontak dalam air laut. Setelah bersentuan sesaat dengan sebuah koral kuning di Laut Merah, sekelompok perenang, penyelam, penyurfing, dan penerjun mengalami pruritus yang intensift akibat ICD.(1.moscella, 4.Acad)
   
Bidang studi dermatologi akuatik, sebuah istilah yang dicetuskan oleh seorang ahli dermatologi terkenal, Alexander Fisher, M.D., mencakup berbagai macam dermatosa mulai dari sengatan ubur-ubur sampai urtikaria akuagenik. Sengatan juga bisa disebabkan oleh spesies portuguese man-of-war, anemon laut, dan koral (karang) merupakan spesies bercaun yang paling sering ditemui oleh manusia dalam lingkungan laut. (1.moscella, 2.fitzpatrick)

Sunday, February 14, 2010

Reaksi pembalikan (reversal reaction) dan konversi Mitsuda pada kusta lepromatous polar

Intisari

Dalam laporan kasus ini dilaporkan seorang pasien kusta lepromatous polar berusia 22 tahun yang menjadi positif Mitsuda setelah 36 bulan menjalani terapi MDT (multidrug therapy). Kusta lepromatous (LL) merupakan sebuah kondisi penekanan-sistem-imun spesifik dan bersifat irreversible. Hasil uji Mitsuda yang positif pada kusta lepromatous polar yang terbukti secara histopatologis sangat jarang ditemukan, dan konversi status lepromin setelah MDT belum ada yang dilaporkan sejauh ini. Laporan-laporan kasus yang disajikan disini menguatkan pengamatan yang dilakukan oleh Waters dkk., tentang konversi lepromin pada pasien-pasien lepromatous.

Saturday, February 13, 2010

Alloy Gigi dan Kekebalan Terhadap Korosi

Ringkasan

Logam dan campuran logamnya (alloy) merupakan material yang tidak bisa dihindari pemakaiannya dalam kedokteran gigi setiap hari untuk membuat isian, sistem pasak dan inti tuang, mahkota individual, struktur atas implant, gigitiruan dan alat-alat ortodontik. Material yang ditanam dalam mulut terekspos dalam periode waktu yang lama terhadap pengaruh fungsional, biokimia dan pengaruh bakteri media mulut yang bisa memiliki imbas negatif terhadap alat terapeutik atau jaringan di sekitarnya. Kekebalan terhadap korosi merupakan sebuah persyaratan untuk biokompatibilitas. Karena alasan ekonomi, logam yang sangat tahan korosi jarang digunakan, sedangkan logam-logam yang tidak terlalu kuat terhadap korosi bermunculan di pasaran. Karena seorang dokter-gigi bertanggungjawab untuk pemilihan logam yang ditanam, maka sebleum penanaman diperlukan untuk memperkirakan dampak saliva sebagai sebuah media agresif terhadap semua logam atau alloy. Berdasarkan penelitian dari berbagai literatur, tujuan dari penelitian kali ini adalah untuk memberikan dan menggambarkan logam-logam gigi yang telah ada dan alloy-alloy dalam konteks karakteristik anti korosinya, dan cara ini membantu seorang dokter gigi dalam membuat pilihan yang tepat.

Friday, February 12, 2010

Kebutuhan perawatan ortodontik di bagian barat Saudi Arabia: sebuah laporan penelitian

Abstrak

Latar belakang: Evaluasi kebutuhan aktual dan kebutuhan yang dirasakan sendiri akan perawatan ortodontik dapat membantu dalam merencanakan pelayanan ortodontik dan dalam memperkirakan sumber-daya serta tenaga manusia yang diperlukan. Pada penelitian kali ini, kebutuhan menurut persepsi sebagaimana dievaluasi oleh pasien dan kebutuhan aktual terhadap perawatan ortodontik, sebagaimana dinilai oleh ortodontist, dievaluasi pada dua tipe praktek gigi di kota Jeddah dengan menggunakan indeks IOTN (Indeks Kebutuhan Perawatan Ortodontik).

Metode: Sampel yang terdiri dari 743 orang dewasa yang mencari perawatan ortodontik pada dua tipe praktek gigi berbeda di Jeddah: Universitas King Abdulaziz, Fakultas Kedokteran Ggi (KAAU) (perawatan gratis) dan dua poliklinik gigi swasta (PDP) (perawatan berbayar), diperiksa kebutuhan perawatan ortodontiknya dengan menggunakan komponen kesehatan gigi (DHC) dari IOTN. Kebutuhan yang dirasakan sendiri terhadap perawatan orotodontik juga ditentukan dengan menggunakan komponen estetik (AC) dari IOTN. Skor IOTN dan kejadian dari masing-masing variabel dihitung secara statistik. Kategori-kategori AC dan DHC dibandingkan dengan menggunakan Chi-Square dan sebuah korelasi antara keduanya dinilai menggunakan uji korelasi Spearman. AC dan DHC juga dibandingkan antara kedua tipe praktek gigi dengan menggunakan Chi-Square.

Hasil: Hasil menunjukkan bahwa diantara 743 pasien yang diteliti, 60,6% menyatakan tidak ada atau sedikit kebutuhan akan perawatan, 23,3% menyatakan kebutuhan sedang atau pokok dan hanya 16,1% yang menganggap membutuhkan perawatan ortodontik. Jika ini dibandingan dengan pertimbangan profesional, maka hanya 15,2% yang cocok dengan 'sedikit atau tidak ada kebutuhan akan perawatan', 13,2% dinilai berada pada kebutuhan standar dan 71,6% dinilai sebagai memerlukan perawatan (P < 0,001). Uji korelasi Spearman membuktikan tidak ada korelasi (r = -.045) antara kedua komponen. Perbandingan AC dan DHC antara kelompok KAAU dan kelompok PDP menunjukkan perbedaan signifikan antara kedua kelompok (p < 0,001).

Kesimpulan: Persepsi pasien terhadap perawatan ortodontik tidak selamanya berkorelasi dengan penilaian profesional. IOTN merupakan sebuah alat screening yang valid yang harus digunakan dalam klinik ortodontik untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, khususnya dalam pusat-pusat kesehatan yang menyediakan perawatan gratis.

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...