Wednesday, February 17, 2010

Desain Implant Baru Untuk Perlindungan Tulang Crestal: Pengamatan-pengamatan awal dan laporan kasus

Abstrak

Setelah eksposur dan restorasi implant gigi dua-bagian, beberapa perubahan dalam tingkat vertikal tinggi tulang crestal peri-implant telah dilaporkan. Akan tetapi, perubahan pada tinggi tulang crestal ini tidak berdampak negatif terhadap keberhasilan implant jangka panjang. Artikel ini menjelaskan tentang bagaimana konsep platform switching (perubahan platform) digunakan dalam sebuah desain implan baru sebagai sebuah cara untuk mengurangi atau mencegah kehilangan tulang crestal. Pengamatan-pengamatan terdahulu oleh para tenaga klinis yang menggunakan desain implant baru ini akan disajikan di sini.

Tujuan Pembelajaran :

Artikel ini membahas sebuah mekanisme inflammatory yang terlibat dalam khilangan tulang crestal setelah restorasi implant. Selama membaca artikel ini, pembaca diharapkan :
Mampu mengenali sebuah mekanisme yang terlibat dalam kehilangan tulang crestal setelah eksposur implant.
Memahami bagaimana konsep perubahan platform sebagai sebuah cara untuk mengurangi atau mencegah kejadian ini digunakan dalam sebuah desain implant baru.

Kata kunci : implant, tulang, resorpsi, perubahan platform.

Berkurangnya tinggi tulang crestal postoperatif di sekitar implant gigi endosseous telah lama dikenali sebagai sebuah konsekuensi normal dari terapi implant yang melibatkan implant dua-tahap. Perubahan struktur yang dialami tulang crestal ini tidak biasanya terjadi selama implant tetap tertanam, tapi justru terjadi ketika sebuah abutment disambung selama bedah tahap kedua, ketika sebuah implant dua-tahap dipasang dan dihubungkan dengan sebuah abutment pada prosedur satu-tahap, atau ketika sebuah implant diekspos secara dini terhadap lingkungan mulut dan bakteri.
   
Penelitian oleh Hermann dkk. menunjukkan bahwa kehilangan tulang crestal biasanya terjadi sekitar 2 mm apikal ke sambungan implant-abutment (IAJ). Posisi ini terlihat konstan, tanpa memperhitungkan dimana IAJ terletak relatif terhadap tinggi awal puncak yang bertulang. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa penambahan sebuah permukaan bertekstur dan penahan tulang dalam 0,5 mm IAJ gagal untuk mencegah resorpsi tulang dalam 2 mm apikal ke IAJ.
   
Pengamatan yang dilakukan oleh banyak peneliti telah memberikan beberapa penjelasan tentang mengapa keberadaan IAJ dapat memicu resorpsi pada tulang sekitarnya. Ericsson dan rekan-rekannya menemukan bukti histologis tentang infiltrat sel inflammatory yang terkait dengan zona tinggi 1 mm hingga 1,5 mm yang berdekatan dengan IAJ. Berglund dan Lindhe menyimpulkan bahwa sekitar 3 mm mukosa peri-implant diperlukan untuk menghasilkan sebuah pembatas mukosa di sekitar sebuah implant gigi. Ini menunjukkan bahwa pemodelan ulang tulang crestal bisa terjadi untuk membuat ruang ketika tinggi jaringan lunak yang tidak mencukupi terjadi sehingga tutup biologis bisa dibentuk, yang akan mengisolir tulang crestal dan melindunginya dari lingkungan mulut.
   
Pengamatan-pengamatan ini berfokus pada sistem-sistem implant dimana diameter permukaan dudukan-implant sesuai dengan abutment. Desain yang bermacam-macam ini memposisikan infiltrat sel inflammatory abutment berdekatan langsung dengan tulang crestal pada saat dilakukan koneksi abutment.

Perubahan Platform
   
Konsep “perubahan platform” menunjuk pada penggunaan sebuah abutment berdiameter kecil pada sebuah collar implant yang berdiameter lebih besar; sambungan ini menggeser perimeter IAJ ke dalam aksis sentral (yaitu, bagian tengah) implant. Lazzaro dan Porter mencetuskan teori bahwa pergerakan ke dalam dari IAJ dengan cara ini juga dapat menggeser infiltrat sel inflammatory ke dalam dan menjauh dari tulang crestal di sekitarnya, sehingga membatasi perubahan tulang yang terjadi di sekitar aspek koronal. Perlindungan tulang crestal telah dilaporkan pada desain-desain implant yang tersedia secara komersial, terutama yang terkait dengan rantai-mikro (microthread) pada aspek koronal implant, desain sambungan, skema-skema oklusal, atau kombinasinya.
   
Pada tahun 1991, Implant Innovation, Inc (3i, Palm Beach Gardens, FL) memperkenalkan implant-implant yang berdiameter 5 hingga 5 mm dengan permukaan penutup (yaitu, platform restoratif) dengan dimensi sama. Implant-implant yang berdiameter besar ini, dengan luas permukaan yang lebih besar, dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah kontak tulang-dengan-implant ketika memasang implant yang lebih pendek di daerah yang tinggi tulangnya terbatas, seperti di bawah sinus maxillary  atau di atas saluran alveolar inferior. Kemampuan untuk meningkatkan kontak tulang-dengan implant dengan menggunakan implant berdiameter luas juga dapat meningkatkan kemungkinan untuk mencapai stabilitas utama di daerah-daerah tulang yang berkualitas buruk. Pada saat dipekernalkannya implant yang berdiameter luas, tidak ada kesesuaian, demikin juga terdapat komponen-komponen prostetik yang berdimensi. Dengan demikian, para tenaga klinis merestorasinya dengan abutmen standar 4,1 mm.
   
Setelah periode 5 tahun, pola sederhana dari resorpsi tulang crestal tidak diamati secara radiografis pada kasus dimana perubahan platform digunakan. Lazzara dan Porter mengemukakan teori bahwa ini terjadi karena penggeseran IAJ ke dalam juga merubah posisi infiltrat sel inflammatory dan membatasinya dalam area 90o yang tidak secara langsung berdekatan dengan tulang crestal.
   
Kemampuan untuk mengurangi atau menghilangkan pengikisan tulang crestal bisa memberikan manfaat estetik dan klinik yang signifikan. Untuk mempermudah praktek perubahan platform, Certain prevail Implant (3i, Implant Innovation, Inc., Plam Beach Gardens, FL) telah dibuat. Desainnya menggunakan permukaan tersektsa-asam dual Osseotite, yang memaksimalkan kontak tulang dengan implant. Kinjera implant Osseotite pertama telah dibuktikan oleh penelitian in vitro dan in vivo berbeda dengan implant yang dirancang dengan mesin.
   
Aspek koronal dari Certain Prevail Implant dirancang untuk sedikit lebih lebar dibanding diameter badan implant yang berdinding lurus, yang melebar pada sekitar sudut 30o dan menghasilkan dimaeter collar 4,8 mm (Gbr. 1). Collar yang berekspansi ini bisa menghasilkan keterlibatan puncak tulang yang lebih baik, penutupan soket pencabutan yang lebh baik, dan stabilias primer yang lebih baik. Collar kemudian menyering pada sudut 15o utuk memberikan platform restoratif berkode-warna dengan diameter 4,1 mm. Merestorasi collar implant 4,8 mm dengan komponen prostetol 4,1 mm yang sesuai dapat menggeser IAJ ke dalam, menggerakkan infiltrat inflammatory jauh dari tulang sekelilingnya. Untuk mencapai efek ini dan mempertahankan kedalaman jaringan lunak yang layak, implant hars diletekkan secara crestal jika tinggi jaringan lunak yang bersangkutan dan/atau ruang interoklusal terdapat, atau secara subcrestal jika tinggi jaringna lunak tidak cukup dan/atau terjadi ruang interoklusal.

Presentasi Kasus
   
Seorang pria berusia 28 tahun memiliki incisor sentral maxillary yang tidak bisa direstorasi dan sebelumnya telah dirawat secara endodonti, dan selanjutnya mengalami fraktur akibat trauma (Gambar 2 dan 3). Gigi dicabut dengan hati-hati, dan dengan bantuan panduan bedah dua implant berukuran 5,0mm x 13 mm dipasang dengan protokol stau tahapan (Gbr 4-8). Diameter dan panjang implant spesifik dipilih oleh tenaga klinis berdasarkan ukuran dan bentuk soket individual. Implant dipasang dengan cara tanpa penutup untuk melindungi plat kortikal buccal dari injury pada suplai vaskular, yang seringkali terkait dengan penutup dengan ketebalan penuh. Disamping itu, kita harus berhati-hati untuk menghindari menyentuh plat buccak dari soket selama preparasi tempat.
   
Abutment penyembuhan dengan profil kemunculan 5-mm dan platform 4,1 mm langsung dipasang (Gambar 9 dan 10). Pasien kemudian diberikan resep antibiotik dan anti-inflammatory.
   
Setelah 3 hari, dua abutment buatan 4,1 mm, yang dibuat oleh teknisi gigi pada cast master disisipkan ke dalam interface (pertemuan) internal implant dan diputar 20 Ncm (Gbr 11 sampai 14). Abutment titanium ini memiliki lapisan emas-nitrida yang menghilangkan warna keabu-abuan dari jaringan gingiva marginal. Dua mahkota provisional acrylic kemudian direkatkan ke abutmen dengan semen sementara dan kontak luar oklusal yang disesaikan, setelah protokol pemuatan non-oklusal langsung (Gbr. 15). Sebuahradiograf intraoral diambil (Gambar 16), dan pasien diinstruksikan untuk menghindari penindihan mahkota untuk tujuan apapun selama sekurang-kurangnya delapan pekan. Penyikatan yang kuat dengan pasta-gigi mengandung chlorhexidine, direkomendasikan.
   
Setelah periode penyembuhan selama 2-bulan (Gbr 17), osseointegrasi klinis terbukt terjadi dua dua mahkota logam-keramik dipasang. Prognosis untuk perawatan papillae interdental sangat baik. Mahkota-mahkota definitif dibuat pada abutment duplikat yang dibuat menurut sebuah indeks bedah pada saa tpemasangan implant.
   
Tidak parosedur pencetakan tingkat-implant tamabahan yang diperlukan karena protokol prostetik teknis, yang memungkinkan konstruksi mahkota definitif pada sebuah model terduplikasi dan pemasangan selanjutnya (Gambar 18 dan 19).

Pembahasan
   
Pengamatan klinis terhadap efek perlindungan-tulang dari perubahan platform telah berlangsung selama lebih dari 10 tahun. Prosedur ini telah digunakan oleh beberapa tenaga-klinis dengan baik di seluruh dunia.
   
Prosedur ini memerlukan agar “switch” dipasang mulai dar hari tereksposnya implant ke rongga mulut baik pada pendekatan satu-tahapan maupun pada pendekatan dua tahapan. Ini tidak boleh digunakan sebelum terbentuknya lebar biologik di sekitar konfigurasi interface implant dan abutment untuk memulihkan tinggi tulang crestal. Aplikasi-aplikasi potensial mencakup situasi-situasi dimana diperlukan implant yang besar. Tapi ruang prostetik terbatas, dalam zona estetik; jika perlindungan tulang crestal bisa memberikan estetik yang baik; dan apabila implant yang lebih pendek harus digunakan.
   
Disini perlu digarisbawahi bahwa kedalaman jaringan yang cukup (sekitar 3 mm atau lebih) harus ada untuk mengakomodasi lebar biologik yang layak. Tanpa adanya jaringan lunak yang cukup. Resorpsi tulang kemungkinan akan terjadi, tanpa memperhitungkan geometri implant. Ini terkadang memerlukan agar platform implant dipasang di bawah puncak tulang untuk memperoleh kedalaman jaringan yang layak. Disamping itu, lebar daerah yang cukup (yaitu, minimum 6,8) harus ada untuk mengakomodasi collar implant 4,8 mm yang menyerong. Akan tetapi, pemilihan dan manajemen kasus bisa mempengaruhi dampak klinis dan bukti radiografis dari perlindungan tulang crestal.
   
Meski perlindungan tulang telah diamati beberapa kali sebagai hasil dari pemakaian abutment berdiameter-standar pada implant yang lebih luas, namun potensi untuk terjadinya dilema bagi tenaga klinis tetap ada dimana mereka mencoba untuk menggunakan strategi ini disamping menggunakan komponen-komponenstandar. Laboratorium dan doker-gigi restoratif sudah terbiasa bekerja dengan implant berdimaeter-sesuai dan abutment. Skema terkoordinasi-warna dari Certain Prevail Implant telah dirancng untuk memastikan agar diameter permukaan dudukan-implant dan platform restoratif dari abutment sesuai, sehingga meminimalisir kemungkinan dilema pada saat pemilihan komponen, pemrosesan detal-laboratory, dan pemilihan prostetik.

Kesimpulan
   
Bukti terdahulu menunjukkan bahwa kehilangan tulang terantisipasi yang terjadi di sekitar implant dua-tahapan bisa dikurangi atau dihilangkan apabila implant direstorasi dengan abutment yang berdiameter lebih kecil, sebuah praktek yang disebut sebagai platform switchng. Sebuah desain implant baru dibuat untuk memfasilitasi praktek ini, dan pengamatan-pengamatna klinik terdahulu menunjukkan bahwa tulang crestal dapat terlindungi. Percobaan klinis definitif saat ini sedang dilakukan.

No comments:

Post a Comment

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...