Thursday, May 27, 2010

POLA-POLA GANGGUAN KOMPONEN-KOMPONEN UNIT KUKU

Diagnosa penyakit kuku hanya didasarkan pada lokasi-lokasi patologi primer dan sekunder. Pembahasan dalam bab ini juga didasarkan pada pendekatan seperti ini. Sifat biologi unit kuku dibahas pada Bab 13 dan bedah kuku dibahas pada Bab 280.

Perubahan-Perubahan Kontur Umum
   
Clubbing didefinisikan sebagai bertambahnya lengkungan kuku secara melintang dan longitudinal. Clubbing terdiri dari hypertrofi komponen-komponen jaringan lunak pada pulpa jari; hyperplasia jaringan fibrovaskular pada pangkal kuku, yang memungkinkan plat kuku menjadi goyang; dan cyanosis lokal. Pada orang normal, jika dorsum dua jari dari tangan yang berlawanan diperhadapkan, maka akan terbentuk sebuah “celah” berbentuk-berlian yang terbentuk pada pangkal alas kuku (Gbr. 72-1). Clubbing yang terjadi secara dini akan membentuk celah yang lain dan membentuk sebuah sudut distal yang jelas antara ujung-ujung kuku (Gbr. 72-2). Hampir 80 persen kasus clubbing diakibatkan oleh gangguan-gangguan intrathoracic (Tabel 72-1).
   

Disamping clubbing, hypertropnic pulmonaryosteoarthropathy juga terkait dengan perubahan-perubahan tungkai acromageli, pseudoinflammatory, artropathy sendi besar simetris, bilateral proliferatif periostitis, cyanosis perifer dan paresthesia, nyeri lokal, dan pembengkakan. Gangguan-gangguan pada jari distal bisa diredakan dengan mengobati penyakit yang bersangkutan. Apabila hanya tungkai bawah yang terkena, kondisi yang diakibatkan oleh okulasi bypass aortoferomolar, patent ductus yang berbalik, atau fistula aortointestinal, semuanya bisa diperparah oleh infeksi. Pachydermoperiostosis merupakan sebuah tipe idiopathic hypertropic c…oarthropathy yang jarang terjadi.
   
Pada koilonycoma (kuku sendok) (Gbr. 72-3), kuku menjadi cekung dengan bagian pinggir yang terangkat. Keterlibatan tiga jari-kuku pertama menunjukkan bahwa kelainan ini berkaitan dengan pekerjaan. Koilonychias bersifat fisiologis pada bayi. Anemia akibat kekurangan zat besi yang terkait dengan sindrom Plummer-Vinson jarang ditemukan berkaitan dengan koilonychia.
   
Pada kelengkungan melintang yang berlebihan (transverse overcurvature), kuku bisa berbentuk seperti ubin, atau lebih sering menunjukkan peningkatan kelengkungan di sepanjang alas kuku (kuku tang atau terompet). Kelengkungan yang berlebihan (overcurvature) bisa meluas sampai ke jaringan lunak kuku, sehingga terkadang sangat nyeri.
   
Pada kuku raket (Gbr. 72-4), lebar alas kuku dan plat kuku lebih besar dari panjangnya. Ibu jari yang menyerupai raket biasanya diwariskan dari orang tua sebagai sebuah sifat dominan autosomal sebagai akibat dari kerusakan saluran epiphyseal secara prematur.
   
Anonychia menunjukkan tidak adanya seluruh atau sebagian dari satu atau beberapa kuku, yang bisa berupa gangguan bawaan (dengan kelainan-kelainan tulang yang mendasar) atau bukan gangguan bawaan (misalnya karena lichen planus).
Perubahan-Perubahan Permukaan Kuku
   
Ada berbagai penyebab terjadinya kerutan, tonjolan dan kawah (pits) pada kuku, antara lain trauma lokal terhadap matriks kuku dan penyakit sistemik demam akut. Gizi buruk pada matriks kuku dapat menyebabkan gangguan pembentukan berkas kuku sehingga menghasilkan kerutan melintang pada plat kuku yang tipis (garis Beau) (Gbr. 72-5). Penyakit rekuren akan menghasilkan kerutan melintang rekuren yang dipisahkan oleh bagian kuku yang normal. Depresi bisa meluas sampai ke seluruh plat kuku, sehingga menyebabkan kehilangan kuku secara temporer. Dengan mengukur posisi kerutan (grooves) melintang, kita bisa menentukan awal terjadinya gangguan sebelumnya. Kerutan melintang terkadang ditemukan pada psoriasis. Kerutan-kerutan ini harus dibedakan dari kuku “papan gosok (wash-board)” dimana terdapat juga depresi longitudinal yang biasanya mengenai satu atau kedua kuku ibu jari; ini umumnya diakibatkan oleh kebiasaan menekan kutikula kedalam.
   
Tonjolan longitudinal merupakan tonjolan-tonjolan rectilinear yang membentang mulai dari lipatan kuku proksimal sampai ke ujung bebas kuku. Tonjolan-tonjolan ini bisa terkadang terhenti pada interval-interval yang beraturan, sehingga membuatnya tampak seperti manik-manik. Sebuah tonjolan longitudinal bisa mengenai seluruh atau sebagian dari panjang kuku. Median canaliform dystrophy of Heller (Gbr. 72-6) merupakan kelainan permukaan kuku yang paling unik. Kuku bisa terbelah tepat pada bagian tengah dengan kenampakan seperti pohon cemara dengan tonjolan bersudut terbalik. Ibu jari, yang paling umum terkena, biasanya menunjukkan lunula yang membesar, yang kemungkinan diakibatkan oleh tekanan berulang pada pangkal kuku.
   
Kerutan tunggal yang luas atau kanal, terjadi akibat tekanan, sesekali atau terus menerus, terhadap matriks; ini diakibatkan oleh kusta myxoid yang menyerupai tumor (Gambar 72-7). Riaging bisa terlihat pada usia tua, lichen planus, rheumatoid arthritis, penyakit vascular perifer, dan penyakit Darier.
   
Kawah (pits) merupakan luang-lubang kecil pada kuku, ada yang polanya tidak beraturan dan ada pula yang beraturan. Ini merupakan karakteristik dari psoriasis (Gbr. 72-8) meski bisa juga ditemukan pada alopecia aerata atau pada eczema.
   
Trachyonychia (kuku kasar) diamati pada penyakit-penyakit kulit sebagai sebuah dystrophy pada seluruh kuku (20 kuku) atau pada kuku dari salah satu jari, yang diakibatkan oleh penggunaan bahan kimia eksternal.

Perubahan-Perubahan Warna Kuku

Istilah chromonychia menunjukkan sebuah kelainan warna pada bagian dalam dan/atau permukaan plat kuku dan/atau jaringan-jaringan subungal. Pemeriksaan terhadap kuku-kuku abnormal harus dilakukan dengan jari-jari berada dalam posisi rileks dan tidak menekan pada sebuah permukaan. Untuk membedakan antara perubahan-warna plat kuku dengan pangkal kuku vascular, ujung jari harus dipucatkan (blanched) untuk menentukan apakah warna berubah. Jika pigmen berasal dari pembuluh-pembuluh darah (misalnya., pada methemoglobinemia), maka warna tersebut biasanya hilang. Jika pigmentasi tidak berubah pada uji blancing, maka bisa dihilangkan dengan sebuah penlight yang ditekankan pada pulpa, yang berarti bahwa pigmen terletak dalam pangkal kuku; posisi pasti dari perubahan-warna ini selanjutnya bisa diidentifikasi dengan mudah. Semua jari biasanya terlibat apabila pigmentasi diakibatkan oleh absoprsi sistemik sebuah bahan kimia melalui kulit. Apabila penyebabnya adalah penyebab endogen, maka perubahan warna ini seringkali berbentuk sabit (melengkung) (Gambar 72-9). Sebaliknya, apabila perubahan-warna mengikuti bentuk lipatan kuku proksimal (PNF), maka perubahan-warna tersebut diakibatkan oleh faktor eksogen (eksternal). Pada kasus ini, tekanan jari yang menyebabkan pemucatan warna jari tidak merubah pigmentasi, demikian juga penlight yang ditekankan terhadap pulpa jari. Perubahan warna ini seringkali bisa dihilangkan dengan mengiris atau membersihkan plat kuku dengan sebuah pelarut seperti aseton. Untuk menentukan apakah warna terdapat dalam kuku, maka sebuah potongan kuku harus diambil dan diperiksa setelah dicelupkan di dalam air. Pada pembesaran subungal atau yang lebih dalam dari keratin kuku, pemeriksaan mikroskopis bisa diindikasikan (stain KOH : PAS).

LEUKONYCHIA
   
Leukonychia sejati. Perubahan-warna putih pada kuku ini terkait dengan disfungsi matriks dan memiliki lima pola: (1) leukonychia total (biasanya diwariskan); (2) leukonychia subtotal, apabila bagian distal dari kuku terlihat berwarna pink normal; (3) leukonychia melintang, dimana terdapat garis lengkung melintang dengan lebar 1 sampai 2 mm (Gbr. 72-11) yang menunjukkan sebuah gangguan sistemik ketika ada beberapa kuku yang terlibat; (4) leukonychia berbintik, dimana terdapat bintik-bintik putih, biasanya akibat trauma kecil (manicure); dan (5) leukonychia longitudinal, yang bisa terkait dengan penyakit Darier.
   
Pseudikonychia. Istilah ini digunakan apabila perubahan plat kuku diakibatkan oleh faktor eksternal, seperti pada onychomycosis atau pada granulasi-granulasi keratin yang diamati setelah aplikasi cat kuku.
   
Leukonychia apparent. Kenampakan putih dari kuku sebagai akibat dari perubahan jaringan mendasar dan bisa tampak sebagai berikut :

1.Kuku Terry (Gbr. 72-12), dimana perubahan-warna putih berhenti pada 1 sampai 2 mm dari ujung distal, yang menyisakan sebuah daerah berwarna coklat-pink dengan lebar 0,5 sampai 3,0 mm. Kondisi ini, yang melibatkan semua kuku, terkait dengan cirrhosis hati, gagal jantung bawaan, atau diabetes mellitus yang terjadi setelah dewasa.

2.Kuku selang-seling dengan dua bagian yang menunjukkan batas tegas. Bagian proksimal berwarna gelap, dan bagian distal (20 sampai 60 persen panjang total) berwarna kecoklatan. Kondisi semacam ini ada yang dilaporkan pada pasien uremia.
3.Garis putih tipis berpasangan (berkas Muehcke) (Gbr. 72-13) paralel dengan lingkungan dalam pangkal kuku dan umumnya terkait dengan bypoalbuminemia atau terjadi setelah kemoterapi.

PERDARAHAN TERPISAH. Perdarahan longitudinal pada pangkal kuku distal ini mengikuti pola pembuluh subungal. Diduga perdarahan ini memiliki hubungan dengan sindrom antifosfolipid. Perdarahan terpisah proksimal telah dilaporkan terjadi pada endocarditis, trichinosis, dan onychomatricoma. Perdarahan ini juga bisa dilihat setelah trauma eskternal.
Perubahan-Perubahan Arah Pertumbuhan Kuku

ONYCHOGRYPHOSIS (Gbr. 72-14). Pada kondisi ini, kuku mengalami distorsi berat, menebal, buram, berwarna kecoklatan, berbentuk spiral, dan tanpa perlekatan ke pangkal kuku. Kuku ibu jari kaki biasanya sangat rentan terhadap kondisi ini; biasanya berbentuk seperti tanduk biri-biri atau mirip tiram. Keratin kuku dihasilkan oleh matriks kuku secara tidak merata, dimana sisi yang tumbuh lebih cepat akan menentukan arah deformitas (kelainan bentuk). Onychogryphosis biasanya diakibatkan oleh tekanan dari alas kaki pada orang tua. Jarang kondisi ini diakibatkan oleh trauma akut, dan jarang diwariskan sebagai sebuah sifat dominan autosomal. Hemionychogryphosis dengan penyimpangan kuku secara lateral seringkali terjadi akibat kesalahan tatanan ibu jari kaki.

PENYIMPANGAN PLAT KUKU Penyimpangan kuku bawaan pada ibu jari kaki (Gbr. 72-15) seringkali salah didiagnosa meskipun

No comments:

Post a Comment

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...