Monday, February 15, 2010

DERMATOLOGI AKUATIK

PENDAHULUAN

Planet bumi sebagian besar ditutupi oleh air. Jika seluruh laut, danau, dan sungai digabungkan, maka total permukaan bumi yang tertupi air adalah tujuh persepuluh bagian. Manusia memiliki kecenderungan untuk menjelajahi, menikmati, dan mengeksploitasi perairan tersebut. Hewan-hewan memiliki bisa dan toksin yang paling potensial bagi manusia. Para perenang juga telah mengalami dermatitis kontak dalam air laut. Setelah bersentuan sesaat dengan sebuah koral kuning di Laut Merah, sekelompok perenang, penyelam, penyurfing, dan penerjun mengalami pruritus yang intensift akibat ICD.(1.moscella, 4.Acad)
   
Bidang studi dermatologi akuatik, sebuah istilah yang dicetuskan oleh seorang ahli dermatologi terkenal, Alexander Fisher, M.D., mencakup berbagai macam dermatosa mulai dari sengatan ubur-ubur sampai urtikaria akuagenik. Sengatan juga bisa disebabkan oleh spesies portuguese man-of-war, anemon laut, dan koral (karang) merupakan spesies bercaun yang paling sering ditemui oleh manusia dalam lingkungan laut. (1.moscella, 2.fitzpatrick)
   
Aktivitas reakreasi di air yang semakin populer telah menjadikan berbagai dermatosa terkait air sebagai kondisi yang dominan. Para amatiran dalam berenang di bawah air dan penerjun scuba tidak selamanya menyadari bahaya-bahaya yang ada, khususnya jika aktivitas-aktivitas ini dilakukan pada perairan-perairan yang jarang dikunjungi pada hari libur. (1.moscella, 3.rooks)

KLASIFIKASI

1. Iritasi (dermatitis kontak)

A. Zat kimia (alergi atau toksik)

1. Ubur-ubur
   
Sengatan ubur-ubur menghasilkan lesi-lesi yang mirip dengan sengatan spesies Portuguese man-of-war, kecuali bahwa lesi-lesi yang terbentuk pada segnatan ubur-ubur tdak begitu lienar. (1.moscella, 5.andrews) Scyphozoa atau ubur-ubur jelly sejati, memiliki manifestasi pada kulit yang mirip dengan ubur-ubur kotak dan physalia. Akan tetapi mereka pada umumnya memiliki lebih sedikit gejala sistemik. Reaksi langsung terhadap ubur-ubur sejati mencakup nyeri, gatal-gatal dan luka bakar. Wheals linear dan erupsi-erups vesikular terlihat dalam beberapa jam setelah terpapar. Urtikaria umum dan respon kulit alergik juga bisa terlihat setelah envenomasi. (5.Andrews, 6.tropical dermatology, 7.internet yang ada jellyfishnya bedeng)
   
Pengobatan: Area yang terkena harus dicuci dengan air laut dan untuk sengatan ubur-ubur kotak klasik, pengaplikasian topikal dari pembalut yang telah direndam dalam asam asetat (cuka) dan diaplikasikan selama 15-30 menit 2 hingga 4 kali dalam sehari seringkali dapat membantu. (7.internet)

2. Air berklorin
   
Air berklorin ini merupakan disinfektan yang paling umum digunakan. Dermatitis iritan tidak umum terjadi tapi xerosis dan pengelupasan kulit acral yang meningkat telah dtemukan apabila konsentrasi klorin atau waktu terpapar meningkat. Urtikaria kontak akibat paparan terhadap air kolam renang yang berklorin juga telah dilaporkan. (1.moscella, 3.rooks)

3. Sponges
   
Berbagai spesies sponges (bunga karang) bisa meenyebabkan iritasi jika digosokkan pada kulit manusia. Spikula sponges menghasilkan sebuah luka tusukan kecil atau abrasi/goresan yang bisa berfungsi sebagai jalan masuk bagi toksin dan organisme-organisme infeksi lainnya. Gejala-gejala berupa gatal-gatal, luka tusuk, luka sengat, atau luka bakar dapat muncul dalam beberapa menit setelah terpapar dan diikuti dengan nyeri, pembengkakan dan kekakuan dalam beberapa jam kemudian. (1.moscella, 3.rooks, 6.tropical)
   
Pengobatan: bagian yang terkena direndam dalam cuka encer (asam asetat 5%) selama 10 hingga 30 menit sebanyak 3 atau 4 kali dalam sehari (Southcott dan Coulter, 1971). Losion penyejuk, glukokortikoid topikal dan antihistamin bisa meredakan gejala-gejala yang terjadi, yang biasanya mulai reda setelah beberapa hari. Glukokortikoid sistemik bisa diindikaiskan untuk reaksi-reaksi yang parah. (1,3,6)

4. Alga
   
Ada sekitar 30.000 spesies alga yang telah diidentifikasi. Walaupun spesies alga ini termasuk ke dalam divisi terendah dalam kingdom tanaman dan kebanyakan mengandung klorofil, namun banyak alga yang dilengkapi dengan flagella dan bergerak dalam air dengan tingkah laku yang sangat mirip dengan hewan. (8.fisher's)
   
Gejala-gejala awal diikuti dengan pelepuhan dan deskuamasi mendalam, menimbulkan area yang kemerah-merahan, lunak dan nyeri pada scrotum, perineum, atau daerah perianal. (8.fishers)
   
Pengobatan: Kondisi harus diobati denga cara yang sama seperti dermatitis ringan akibat tanaman ivy beracun. Losion calamine juga bisa digunakan, serta alkohol 20%. Alkohol berfungsi sebagai agen pendingin. (8)

5. Ketimun laut
   
Ketimun laut adalah esinodermata berbentuk seperti sosis dan mencari makan di dasar laut yang bisa menyebabkan dermatitis kontak papular melalui zat cair toksik, yang dikenal sebagai holothurin yang disekresikan dari dinding-dinding tubuhnya.
   
Pengobatan: pengobatan terdiri dari pencucian area yang terkena dengan sabun dan air untuk menghilangkan toksin dan selanjutnya diobati seperti dermatitis kontak ringan. (fitzpatrick)

6. Ikan (ikan sabun)
   
Nelayan-nelayan di Pulau Virgin dan Puerto Rico mengetahui bahwa jika sebuah ikan-sabun disimpan dalam sebuah wadah kecil berisi air laut yang didalamnya juga ada ikan lain, maka ikan yang lain tersebut seringkali mati. Disebut ikan sabun karena mucus berbusa yang dilepaskan ketika berupaya atau jika terganggu. Pengiritasi kulit pada mukus ini disebut grammistin. Banyak spesies ikan yang mampu menyebabkan laserasi nyeri dan berbahaya dengan menggunakan duri dorsal atau caudal yang mengandung kelenjar-kelenjar venom kompleks. Luka-luka tusuk dan laserasi duri ikan bisa menyebabkan nyeri intensif selama beberapa jam. Edema dan erithema di sekitar kulit yang terkena bisa menstimulasi cellulitis bakteri. Luka biasanya sukar sembuh. Duri beracun tertentu dengan cepat menghasilkan gejala-gejala sistemik. (8.fisher, 1.fitzpatrick)
   
Pengobatan: luka tusukan dan laserasi akibat duri ikan beracun harus disiram segera dengan air garam steril atau air biasa, jika ada, dan air laut sebagai upaya terakhir. Area yang terluka selanjutnya harus direndam secepat mungkin dalam air hangat (tidak sedang dipanaskan) dengan suhu sekitar 43oC sampai 46oC selama 30 hingga 90 menit sampai nyeri terasa reda maksimal. (fitzpatrick, 8.fishers)

B. Perlengkapan menyelam
   
Menyelam memerlukan perlengkapan khusus. Salah satu penyebab dermatits kontak yang paling sering pada penyelam dan orang lain yang berpartisipasi dalam olahraga-olahraga air adalah pakaian renang. Pada kebanyakan kasus, penyelam bereaksi dengan beberapa bahan kimia yang digunakan dalam bahan karet atau neoprena dari pakaian renang tersebut. Terkadang alat-alat yang dikenakan oleh para penyelam (misalnya sepatu, sarung tangan, snorkel, dan penutup mulut) juga menyebabkan dermatitis kontak. Terakhir, penutup muka dapat menyebabkan dermatitis facial yang disebut “mask burn”. Para perenang yang terkena mengalami pruritus dan erythema kulit pada area-area dimana penutup muka bersentuhan langsung dengan wajah, dan mini epidemik dari dermatitis wajah ini telah ada dilaporkan dalam literatur. (4.acad)
2. INFEKSI

A. Infeksi Utama

1. Dermatitis cercarial

Dermatitis cercarial atau penyakit gatal perenang disebabkan oleh penetrasi achistosoma dari burung atau mamalia ke dalam kulit. Cercaria ditemukan di badan-badan air. Penyakit ini mengenai area-area yang terpapar dan terjadi dengan cepat. Penyakit ini teradi pada saat air di badan telah kering, dan bukan ketika korban masih berada dalam air. Secara klinis, makula pruritus, papula, perdarahan, dan eksoriasi terjadi pada area yang terekspos. Dermatitis yang dihasilkan adalah akibat dari sensitisasi terhadap protein cercaria. Jika paparan terjadi dalam skala besar atau berulang, tanda dan gejala biasanya lebih parah. (9.sauer's manual of skin disease. 10.diagnosis n treatment by marwali harahap, 11.dermatology mosby)
   
Pengobatan: penyiraman dan pengeringan kulit dengan handuk segera setelah keluar dari air merupakan sebuah tindakan profilaksis yang sangat baik. Perawatan simptomatik mencakup pengaplikasian losion antipruritus dan antihistamin secara topikal. Aspirin bisa membntu untuk nyeri dan pembengkakan, dan obat penenang tidur mungkin diperlukan untuk pasien yang memerlukan banyak tidur. Pada kasus-kasus yang parah, glukokortikoid topikal yang potensial dan terkadang glukokortikoid sistemik mungkin dibutuhkan. (10,11)

2. Erupsi pemandi laut
   
Erupsi pemandi laut biasanya terjadi pada air bergaram. Biasanya ditemukan di wilayah Caribbean dan melibatkan banyak pemandi jika terjadi. Erupsi ini merupakan sebuah erupsi yang pada umumnya terjadi di bagian-bagian yang tertutupi pakaian renang setelah berenang di laut, akan tetapi, bisa juga ditemukan pada axilla, leher, dan daerah flexor. Erupsi ini gatal dan papular serta terjadi dalam beberapa jam setelah keluar dari air. Terkadang, erupsi kulit diperparah dengan rasa lelah, letih, demam, menggigil, nausea, dan keluhan gastrointestinal. Episode-episode ini terlihat lebih parah setelah serangan berulang-ulang. (9.sauer's manual of skin disease. 10.diagnosis n treatment by marwali harahap, 11.deratology mosby)

B. Infeksi Sekunder

1. Bakteri (Pseudomonas spp)
   
Pseudomonas aeruginosa merupakan sebuah bakteri aerob yang terdapat di mana-mana, gram negatif dan menyebabkan erupsi folikular papulopustular yang khas yang disebut dermatitis hot tub atau ruam leburan (Suasker, 1987). Erupsi ini sering ditemukan pada orang-orang yang mandi di  tempat-tempat reakrasi siklus tertutup yang terkontaminasi seperti tempat permandian ar panas, air terjun, pusaran air, hot tub (bak mandi air panas), dan kolam renang. Erupsi ini muncul 8 hingga 48 jam setelah paparan. Lesi biasanya pruritus, tapi bisa menjadi lunak dan asimptomatik. Demam dan tidak enak badan tidak umum terjadi. (1.moscella, 7.internet yang ada bedeng hot tubs)
   
Pengobatan: erupsi biasanya pulih dengan sendirinya (7-14 hari), sehingga diperlukan terapi konservatif dan seringkali tidak diperlukan pengobatan sama sekali. Lesi-lesi pada permukaan merespon baik terhadap pengeringan dan asam asetat 1% atau 5% selama 20 menit dua kali sehari dan krim sulfadiazin perak bisa membantu. Calamine atau antihistamin bisa digunakan untuk pruritus. Pada keterlibatan sistemik, antibiotik intravenous yang memadai harus segera diberikan. Gentamicin, ticarcillin, amikacn dan cephalosporin telah berhasil digunakan. (1.moscella, 7.internet yg hot tubs)

2. Mycobakteriosis (Mycobacterium marinum)
   
M. marium pertama kali diisolasi pada tahun 1926 oleh Aronso, dari ikan laut di akuarium filadelfia. Laporan tentang penyakit yang terkait dengan bakteri ini muncul di tahun 1951, ketika agen ini ditemukan dalam lesi-lesi kulit granulomatous dari orang-orang yang berenang di sebuah kolam renang yang terkontaminasi. Para pasien biasanya menunjukkan papula-papula atau nodula-nodula keras dan berhyperpigmentasi pada lutut, siku atau permukaan dorsal tangan dan kaki. Ini selanjutnya bisa mengalami bisul. Gejala-gejala yang terjadi seringkali minimal, tapi nyeri terlokalisasi dan pruritus bisa terjadi. (7.internet yg hot tubs, 12.dermatology volume one)
   
Perawatan: Terapi antibiotik mulut diperlukan. Kondisi ini sensitif terhadap polymixin topikal, tetrasiklin sistemik, minoklin, trimethoprim, -sulfamethoxazole, rifampicin, ethambutol dan erythromycin. (1.moscella, 7.internet yang hot-hot tubs, 12.dermatology volume one)

3. REAKSI-REAKSI HYPERSENSITIFITAS

A. Urtikaria akuagenik
   
Urtikaria akuagenik merupakan sebuah reaksi cutaneous terhadap air. Pasien  mengeluh tentang terjadinya lesi-lesi urtikaria setelah kontak dengan air saat mandi, shower, atau berenang. Lesi-lesi terjadi lebih sering pada bagian tubuh atas, mencapai ukuran dan intensitas maksimum 30 menit setelah paparan terhadap air dan berkurang setelah 30-60 menit. Berkeringat bisa menyebabkan erupsi 5 hingga 10 menit setelah paparan terhadap air. Wheals yang sangat pruritus, papular dan kecil, yang mirip dengan urtikaria cholinergis, terjadi pada bagian yang bersetuhan, tapi tidak diakibatkan oleh panas, olahraga, atau stimuli emosional. (13.occupational skin disease, 14.ALLERGY. Mosby)
   
Pengobatan: penyiraman dengan air hangat-hangat kuku selama 15 menit pada umumnya dapat mereproduksi lesi. Prosedur uji untuk urtikaria akuagenik menggunakan kompres air (35oC) selama 30 menit. Kasus-kasus kematian tiba-tiba  pada para perenang udara terbuka setelah menyelam kedalam air dingin bisa menjadi akibat dari pelepasan banyak histimin yang dipengaruhi oleh dingin. (14.ALLERGY, 15.allergic disease iagnoss n treatment, 16.dermatology o Braun-Falco)

B. Pruritus Akuagenik
   
Ketidaknyamanan pada kulit yang parah tanpa lesi-lesi kulit terjadi dalam 1 hingga 15 (atau lebih) menit setelah kontak dengan air pada suhu berapapun dan berakhir setelah 10 hingga 120 menit (rata-rata: 40 menit). Histamin nampaknya tidak memegang peranan penting dalam patogenesis pruritus akuatik.
   
Pengobatan: krim Capsaicin (Zostrix, Zistrix-HP) yang daplikasikan tiga kali sehari selama 4 pekan dapat meredakan gejala pada area-area yang diobati. Fototerapi ultraviolet B dan antihistamin dapat meredakan. Salah satu paper melaporkan bahwa natrium bikarbonat (25 sampai 200 gm) yang ditambahkan ke dalam bak mandi atau diaplikasikan sebagai sebuah pasta, dapat mencegah gejala-gejala.

4. LESI-LESI YANG TERKAIT OLAHRAGA-OLAHRAGA AIR (penyakit telinga perenang)
   
Infeksi saluran telinga eksternal ini merupakan dermatosa terkait olahraga yang paling umum. Ada tiga faktor yang berinteraksi menyebabkan otitis externa: retensi kelembaban, suhu, dan mikroorganisme. Tanda-tanda dan gejala-gejala bisa terjadi beberapa jam atau beberapa hari setelah berenang. Pruritus awal dan nyeri terasa pada saluran telinga (telinga terasa “basah” atau “penuh”). Ini kemudian diikuti dengan pembentukan nanah pada saluran telinga, dan bisa menyebar ke kulit sekitarnya, menyebabkan dermatitis kontak iritan periauricular. (1.moscella)
   
Pengobatan: untuk dermatitis kontak iritan periauricular, gunakan kortikosteroid topikal berkekuatan sedang dan jika diperlukan gunakan antibiotik topikal (seperti salep polysporin) (1.moscella)

KESIMPULAN
   
Dermatosa-dermatosa yang diakibatkan oleh organisme seringkali ditemukan di klinik-klinik dermatologi. Injury-injury kulit setelah paparan terhadap lingkungan laut mencakup antara lain infeksi bakteri, pengiritasi, atau dermatitis kontak alergi, trauma fisik, dan envenomasi. Kontak ini bisa menyebabkan reaksi-reaksi lokal yang ringan atau reaksi-reaksi sistemik yang lebih akut. Riwayat atau gambaran klinis yang tidak umum perlu diperhatikan oleh dokter dan berupaya menanyakan riwayat perjalanan terbaru dari pasien, paparan terhadap lingkungan laut, atau kepemilikan akuarium laut. (6.tropical)

No comments:

Post a Comment

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...