Thursday, June 3, 2010

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
   
Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menteri Austrlia yang baru menggantikan John Howard. Kemenangan Partai Buruh dan terpilihnya Kevin Ruud sebagai PM Australia sekaligus mengakhiri sebelas tahun dominasi kubu konservatif pimpinan Howard.
   
Selama masa pemerintahan John Howard dan Menteri Luar Negeri Alexander Downer, Hubungan Australia-Indonesia mengalami pasang surut yang amat bersejarah. Kemerdekaan Timor Timur berikut setumpuk antiklimaks residu masalah yang terus saja hidup dan membuat hubungan kadang terasa kurang nyaman. Kemajuan kerjasama di banyak bidang politik-pertahanan, ekonomi, dan pendidikan sekolah tenggelam di tengah pasang surut, episode-episode kasus pemberian visa bagi warga Papua, soal Abu Bakar Ba'asyr, Schapelle Corby, nelayan yang ditangkap, travel warning, dan sederet berita panas lainnya termasuk kasus Balibo Five yang bagi kita sudah selesai.

Wednesday, June 2, 2010

Root Coverage pada resesi-resesi gingiva terisolasi dengan menggunakan autograf dan allograf: sebuah studi pendahuluan

Abstrak

Latar belakang: Berbagai tehnik bedah telah digunakan untuk mengobati resesi-resesi gingiva. Studi pendahuluan ini membandingkan berbagai hasil klinis dari  perawatan kelaian gingiva terisolasi dengan menggunakan flap yang dipasang secara koronal dan terkait dengan okulasi (cangkokan) jaringan konektif sub-epithelial (SCTG) atau sebuah okluasi (cangkokan) matriks dermal aseluler (ADM).

Metode:
Kedalaman probing (PD), tingkat perlekatan klinis (CAL), kedalaman resesi gingiva (GRD), dan lebar (KT) dan ketebalan (GT) jaringan keratin diukur pada awal penelitian dan 6 bulan setelah bedah.

Hasil: Nilai mean cakupan akar adalah 50% pada kelompok uji (mewakili pergeseran margin gingiva 2,1 ± 0,99 mm) dan 79,5% pada kelompok kontrol (mewakili pergeseran gingiva 3,5 ± 1,20 mm). Hasil-hasil ini secara statistik berbeda pada perbandingan intra-kelompok dan antar-kelompok (P < 0,05). Perbandingan antar kelompok menunjukkan pertambahan CAL, GRD dan GT lebih besar yang signifikan secara statistik pada kelompok kontrol (P ≤ 0,05); tidak ada perbedaan ditemukan untuk PD atau KT (P ≥ 0,05).

Kesimpulan: Flap yang dipasang secara koronal yang terkait dengan cangkokan (okulasi) jaringan konektif sub-epitelial (SCTG) atau sebuah cangkokan (okulasi) matriks dermal aseluler (ADM) terbukti efekti pada pencakupan akar. Akan tetapi, flap yang dipasang secara koronal yang terkait dengan cangkokan (okulasi) jaringan konektif memberikan hasil klinis yang lebih mendukung. Diperlukan banyak penelitian untuk menguatkan hasil pada penelitian kali ini.

Tuesday, June 1, 2010

Face Bow

Face bow adalah sebuah alat mirip jangka-lengkung yang digunakan untuk mencatat hubungan antara rahang dengan aksis buka rahang dan untuk mengorientasikan cast pada hubungan yang sama ini dengan aksis buka dari artikulator. Disini pentin untuk diperhatikan bahwa ini adalah sebuah hubungan antara rahang dengan aksis pergerakan, bukan sebuah hubungan anatomik antara rahang dan TMJ, kecuali apabila aksis pergerakan mungkin terjadi dekat dekat dengan TMJ. (Beberapa dokter dan teknisi juga mempertimbagkan face bow sebagai sebuah instrumen yang nyaman untuk mendukung cast sambil terpasang pada artikulator). Instrumen ini terdiri dari sebuah kerangka berbentuk U atau engsel yang cukup besar untuk membentang dari mulai daerah salah satu TMJ di sekitar bagian depan wajah (5 sampai 7,5 cm di depannya) sampai TMJ yang lain dan cukup lebar untuk menghindari kontak dengan sisi-sisi wajah. Bagian-bagian yang menyentuh kulit di dekat TMJ adalah batang-batang condyle, dan bagian yang menyentuh lingkar oklusi adalah garpu. Garpu menempel pada face bow dengan sebuah alat pengunci (yang juga berfungsi mendukung face bow, lingkar oklusi maxillary, dan cast maxillary sedangkan cast dipasang pada artikulator) (Gbr. 16-18). Garpu face bow dipasang pada lingkar oklusi maxillary, sehingga yang tercatat adalah sebuah hubungan sederhana antara rahang atas dan aksis aproksimat dari mulut rahang.

Monday, May 31, 2010

Evaluasi dan Perbandingan Retensi Post-Post Estetik

Abstrak

Fungsi utama sebuah post corona-radicular adalah untuk memberikan retensi bagi sebuah inti dan retensi tersebut penting bagi ketahanan restorasi yang dipasang pada gigi yang dirawat secara endodontik. Logam cast post-and-core telah menjadi sebuah tehnik yang umum digunakan di masa lalu untuk meningkatkan retensi mahkota dan jembatan pada gigi nonvital. Dengan banyaknya pilihan estetik yang tersedia untuk merestorasi gigi anterior, restorasi-restorasi post-and-core berwarna saat ini telah menjadi sebuah pilihan untuk merestorasi gigi non-vital. Akan tetapi, dalam survei literatur, sangat sedikit artikel yang ditemukan membahas tentang retensi post-post estetik yang sudah jadi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan dan membandingkan: 1. Retensi post-post estetik dalam saluran akar. 2. Efek agen-agen pengikat terhadap retensi post. 3. Perbedaan (jika ada) dengan post-post logam cast konvensional.

Kata kunci: Agen pengikat, perekatan, serat kaca, Instron, lentulspiral, post and core, retensi, gaya regangan.

Sunday, May 30, 2010

Penjelasan tentang Lichen Planus

PENDAHULUAN

Latar Belakang : Lichen Planus (LP) adalah sebuah erupsi pruritic (gatal), papular (terdapat papula) yang ditandai dengan warna biru keungu-unguan; bentuknya polygonal; dan terkadang berskala beraturan. Paling sering ditemukan pada permukaan flexor ekstremitas atas, genitalia, dan pada membran mukus. Lichen Planus (LP) kemungkinan besar adalah sebuah reaksi yang dimediasi oleh sistem kekebalan.

Patofisiologi : LP merupakan sebuah respon kekebalan yang dimediasi sel dengan asal-usul yang tidak diketahui. LP bisa ditemukan bersama dengan penyakit gangguan sistem kekebalan lainnya antara lain colitis ulceratif, alopecia areata, vitiligo, demartomyositis, morphea, lichen sclerosis, dan myasthenia gravis. Ada hubungan yang ditemukan antara LP dengan infeksi virus hepatitis C, hepatitis aktif kronis, dan cirrhosis biliary primer.

Saturday, May 29, 2010

Pengaruh Ekstrak Daun Lepidagathis alopecuroides dan Azadirachta indica terhadap Mortalitas Larva Anopheles gambiae dan Culex quinquefasciatus

Abstrak

Dalam penelitian ini dilakukan analisis banding antara sifat-sifat larvisida dari ekstrak cair daun Lepidagathis alopecuroides dan Azadirachta indica (mimba)  terhadap larva Anopheles gambiae dan Cluex quinquefasciatus. Analisis menunjukkan bahwa L. alopecuroides lebih toksik terhadap kedua larva, sedangkan C. quinquefasciatus lebih peka terhadap ekstrak dari kedua tanaman. Untuk ekstrak dari 500 mg daun dalam 1 L air, waktu mematikan (LT50) untuk C. quinquefasciatus dan A. gambiae dengan ekstrak L. alopecuroides memiliki perbandingan 1:4,5, sedangkan untuk ekstrak daun mimba 1:21,8. Tidak ada kematian yang ditemukan pada A. gambiae yang diekspos terhadap daun mimba pada semua konsentrasi sampai munculnya nyamuk dewasa. Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa L. alopecuroides lebih potensial dibanding mimba dan bisa dikembangkan sebagai sebuah sumber yang murah, efektif dan terbaharukan yang dapat diikutsertakan dalam program pemberantasan malaria di Nigeria khususnya dan negara-negara lain pada umumnya.

Kata kunci: Lepidagathis alopecuroides, Azdirachta indica, Culex quinquefasciatus, Anopheles gambiae, larvisida.

Friday, May 28, 2010

Penyakit Kusta Lucio dan Latapi yang Difusif: sebuah kajian histologis

Ringkasan

Latar belakang dan tujuan: Ladislao de la Pascua menemukan kusta berbintik atau lazarine untuk pertama kalinya pada tahun 1844. Selanjutnya, Lucio dan Alvarado mengkaji dan mempublikasikannya dengan nama yang sama pada tahun 1952. Latapi menemukanannya kembali pada tahun 1938 dan melaporkannya sebagai kusta Lucio “Berbintik” pada tahun 1948. Frenken menyebutkan kusta Lucio dan Latapi difusif pada tahun 1963. Latapi dan Chevez-Zamora menjelaskan bahwa kondisi fundamental dari varietas kusta ini adalah sebuah infiltrasi kutaneous rampat, dengan menyebutnya lepromatosis difusif murni dan primitif, yang padanya berkembang lesi-lesi nekrosis, sehingga lesi-lesi ini disebut Fenomeno de Lucio atau erythema necrotisans. Banyak laporan histopatologi yang menyinggung penelitian fenomena Lucio, dan beberapa diantaranya menyinggung tentang perubahan-perubahan histopatologi yang terjadi selama perjalanan penyakit kusta lepromatous difusif. Tujuan dari penelitian ini adalah melaporkan temuan-temuan histologi yang diamati dalam penelitian terhadap 170 biopsy kutaneous dari kusta Lucio dan Latapi difusif dan 30 dari fenomena Lucio.
Metode: Penelitian ini merupakan sebuah penelitian retrospektif, yang mencakup pemeriksaan 200 biopsy spesimen kulit yang diambil dari 199 pasien penderita kusta difusif pada tahap perjalanan penyakit yang berbeda. Kasus-kasus ini didiagnosa di Mexico mulai dari 1970 sampai 2004.
Hasil: Pemeriksaan histologi menunjukkan adanya pola vaskular yang mengenai semua pembuluh kutaneous, yang ditandai dengan lima ciri menonjol, yaitu: a) kolonisasi sel-sel endothelial oleh bacilli bebas asam, b) proliferasi endothelial dan penebalan dinding pembuluh pada titik obliterasi, c) angiogenesis, d) ectasia vaskular, dan e) thrombosis.
Lesi-lesi nekrosis yang ditemukan pada kusta lepromatous difusif menunjukkan dua pola histopatologi: salah satu diantaranya, vaskulopati oklusif non-inflammatory, dan yang lainnya, vaskulopati oklusif, vaskulitis leukositoklastis, infiltrat neutrofilik besar dan panniculitis lobular. Yang pertama tampak sebagai sebuah akibat dari vaskulopati oklusif yang dihasilkan oleh kolonisasi sel-sel endotelial oleh Mycobacterium leprae. Yang kedua, sebagai akibat dari vaskulopati oklusif sebelumnya ditambah reaksi kusta yang dianggap disini sebagai varian dari ENL.
Kesimpulan: Injury sel endothelial tampak sebagai kejadian utama dalam patogenesis kusta Lucio dan Latapi difusif. Ketika M. leprae telah memasuki sel endothelial, mikroorganisme ini merusak pembuluh darah, menyebabkan perubahan-perubahan spesifik yang terlihat pada varietas kusta lepromatous ini.


Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...