Thursday, April 1, 2010

Pengaruh Vancomicyn Terhadap Plak Setelah Bedah Periodontal

Kemampuan vancomycin untuk mengurangi pembentukan plak gigi setelah bedah periodontal diteliti dalam penelitian ini. Terdapat pengurangan plak secara signifikan selama periode waktu yang diamati. Dan stain ekstrinsik ditemukan pada gigi beberapa pasien.

Pengendalian plak dentogingival adalah tujuan utama dalam kedokteran gigi preventif. Plak ini telah disebutkan sebagai faktor etiologi utama dalam karies dan penyakit periodontal. Vancomycin hidroklorida telah dianjurkan sebagai sebuah obat  yang dapat digunakan untuk kontrol plak ini. Dalam penelitian ini, hypotesis selanjutnya diuji: Vancomycis hidroklorida, apabila diaplikasikan secara topikal pada pasta dan formulasi salep, setelah pemindahan peutup periodontal, dapat mengurangi pembentukan plak dentogingival dan reaksi-reaksi inflammatory yang terkait.

  
Pembentukan plak gigi pada umumnya dianggap sebagai kolonisasi mikroba pada pellicle manusia pada permukaan gigi. Sifat-sifat populasi bakteri bervariasi tidak hanya dengan individual, tapi juga dengan daerah rongga mulut dari mana sampel diambil. Ritz telah menunjukkan bahwa populasi mikroba bergeser seiring dengan usia. Dia juga menyebutkan bahwa patogenesitas mikroorganisme plak gigi terkait dengan produk-produk dan komponen-komponen mikroba, proses-proses mikropatologi tertentu, dan pelepasan enzim-enzim histolitik endogenous yang mungkin dipicu oleh mikroba-mikroba.
   
Minat akan penggunaan obat-obatan untuk mengontrol plak gigi semakin meningkat. Mitchell dan Holmes adalah orang pertama yang melaporkan pengurangan edema dan crythema pada gingivitis dan periodontitis, dan Collins melaporkan efektifitas obat dalam mengobati gingivitis ulceratif nekrosis akut. Williams telah menunjukkan bahwa masih ada material yang dapat distaining pada gigi setelah pemakaian obat. Vancomycin telah terbukti sebagai obat yang bermanfaat, walaupun periode kontrol bisa singkat, sebagaimana ditunjukkan oleh Rowe dan Williams.

Bahan dan Metode
   
Sebanyak 64 pasien diobati dengan obat placebo dan eksperimental. Delapan belas diantaranya mengalami empat kuadran bedah yang dapat dibandingkan, yang menghasilkan 36 perbandingan, dan 46 mengalami dua kuadran bedah yang dapat dibandingkan, yang menghasilkan 46 perbandingan. Pasien-pasien ini dipilih karena kemiripan prosedur-prosedur bedah yang digunakan pada kuadran-kuadran berlawanan dari rongga mulut pasien yang sama. Obat placebo atau eksperimental digunakan setiap hari setelah pemindahan tutup periodontal tujuh atau delapan hari setelah pembedahan, dan pasien diamati tujuh atau delapan hari setelahnya. Pasta diganti untuk pencuci mulut regular pasien selama periode eksperimental, sedangkan salep diaplikasikan secara digital oleh pasien. Sekitar satu inch dari salep dan pasta menghasilkan sekitar 3 mg obat aktif dalam formulasi-formulasi eksperimental.
   
Reliabilitas perbandingan dicatat dengan menggunakan tehnik seleksi acak dan samar ganda. Disamping itu, dua obat dibandingkan dalam pasien yang sama; salah satu daerah bedah diekspos terhadap vancomicyn dan yang lainnya terhadap placebo.
   
Pengamatan-pengamatan mencakup pengurangan plak gigi interproksimal dan facial (permukaan labial atau buccal) yang dapat distaining, pengurangan material sederhana, pengurangan inflamasi (erythema), pengurangan ketidaknyamanan, dan membaiknya bau mulut. Disamping itu, reaksi-reaksi berbahaya mencakup antara lain rasa yang tidak menyenangkan, alergi sistemik, gangguan gastrointestinal, dan perubahan warna gigi.
   
Data disusun dan dikelompokkan sedemikian rupa sehingga setiap variabel yang diteliti dianalisis secara independen. Perbedaan-perbedaan dikelompokkan sehingga data utama untuk uji chi-square terhadpa hubungan dan homogeneitas bisa dicapai. Perbedaan data data yang dibandingkan dianggap signifikan jika nilai chi-square adalah di atas level 1%.

Hasil
   
Ada temuan-temuan signifikan tentang penurunan plak facial yang dapat distaining, penurunan plak interproksimal yang dapat distaining, penurunan material alba, penurunan inflamasi, dan pembentukan perubahan warna gigi ekstrinsik. Tidak ada hasil signifikan tentang peningkatan bau mulut, penurunan ketidaknyamanan, rasa yang tidak menyenangkan, alergi sistemik dan gangguan-gangguan gastrointestinal (Tabel).

Pembahasan
   
Penelitian ini dirancang untuk mengembangkan penelitian William dan Mitchell dan Homes. Secara spesifik, tujuannya adalah untuk menentukan apakah sebuah obat antibiotik bisa digunakan dengan berhasil setelah pemindahan tutup periodontal pasca-bedah. Jaringan mulut biasanya menjadi lunak pada saat ini, dan sangat penting untuk memberikan lingkungan yang optimum bagi penyembuhannnya.
   
William tidak melaporkan adanya penurunan plak dengan pemakaian pasta gigi vancimycin. Periode pengamatan ini adalah satu bulan. Sebaliknya, periode pengamatan penelitian kali ini lebih singkat. Rowe melaporkan bahwa vancomycin sangat cocok untuk digunakan dalam mengontrol pertumbuhan akteri pada gigi dan jaringan mulut selama periode waktu yang singkat; dan Jensen dkk., menemukan bahwa, walaupun plak yang dapat distaining tampak setelah pemberian obat, namun memiliki populasi mikrobiologi yang berubah. Hasil penelitian kali menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara obat placebo dan obat eksperimental dalam pengurangan plak yang dapat distaining dan material alba untuk periode waktu pengamatna pasien.
   
Vancomycin dapat mengurangi erythema secara signifikan lebih besar dari placebo. Ini bisa dianggap sebagai akibat dari populasi mikrobiologis yang berubah dan menurunnnya jumlah plak yang ada.
   
Tidak ada perbedaan signifikan yang dideteksi antara obat placebo dan obat eksperimental dalam perbaikan bau mulut dan pengurangan ketidaknymanan. Ini tidak tentunya tidak hanya merupakan sebuah evaluasi yang jauh lebih subjektif tapi juga bisa mengindikasikan perlunya protektan mukosal sederhana dan kesehatan mulut yang meningkat setelah pemindahan tutup periodontal.
   
Dari empat reaksi berbahaya yang diteliti, hanya perubahan warna gigi ekstrinsik yang signifikan. Ini telah dilaporkan oleh kebanyakan peneliti yang menggunakan salep gigi dan pasta vancomycin.
   
Dua masalah utama yang perlu dievaluasi lebih lanjut: analisis plak gigi setelah setelah pengaplikasian obat dan setelah mengkaitkan analisis ini dengan tanda-tanda dan gejala-gejala gingiva, dan penggunaan sebuah kelompok kontrol yang tidak menerima baik placebo maupun obat eksperimental. Ini dapat membantu dalam mengukur manfaat protektan mukosal, seperti placebo, setelah pemindahan tutup periodontal.

Kesimpulan
   
Sebanyak 64 pasien diobati dengan gingivectomy, tutup periodontal pasca-bedah,  dan kemudian dengan penggunaan vancomycin hidroklorida topikal. Hipotesis yang menyatakan bahwa vancomycin dapat mengurangi pembentukan plak dentogingiva pada kondisi-kondisi ini, diterima. Periode pengaplikasian obat (sektiar satu pekan) tampaknya sangat penting. Tidak ada tanda-tanda atau gejala-gejala berbahaya yang diamati kecuali staining gigi ekstrinsik yang dapat dihilangkan dengan mudah.


Instruksi-Instruksi Untuk Perawatan Setelah Bedah Periodontal

Periode penyembuhan awal biasanya memelrukan waktu satu hingga dua pekan, dan anda kemungkinan akan mengalami beberapa pembengkakan setelah 24 jam pertama.

Sebelum prosedur dimulai, anda diberikan anestesi untuk memastikan kenyamanan anda. Anestesi ini biasanya membuat bibir, gigi dan lidah mati rasa setelah kunjungan. Untuk alasan ini, anda harus menghindari mengunyah sampai mati-rasa benar-benar hilang.

Beberapa ketidaknyamanan stelah sebuah pencabutan atau bedah lain biasnaya normal terjadi. Obat-obat pereda nyeri yang banyak dijula di toko-toko obat seperti ibuprofen atau asetaminofen biasanya sudah cukup. Juga akan diberikan sebuah resep untuk pereda nyeri jika diperlukan. Untuk menghindari nausea, jangan meminum obat sebelum makan. Anda juga bisa mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan dengan mengaplikasikan es selama 12 jam pertama setelah pecabutan.
Bekuan darah akan terbentuk pada tempat pembedahan, dan bekuan ini sangat penting bagi proses penyembuhan. Agar bekuan darah tetap utuh, hindari menyentuh tempat pencabutan dengan lidah atau jari, jangan meminum cairan lewat pipet, dan jangan meludah dengan kuat. Membuka hidung lebar-lebar atau bersin dengan keras juga bisa melonggarkan bekuan darah dan mengganggu penyembuhan.

Merokok, atau membiarkan partikel-partikel makanan masuk ke dalam soket gigi, harus dihindari, karena keduanya dapat mempengaruhi proses penyembuhan.

Jangan mencuci mulut pada hari pelaksanaan pembedahan. 24 jam setelah prosedur, anda bisa mencuci mulut dengan larutan air-garam hangat (larutkan satu sendom garam dengan satu gelas air hangat): kumurkan dengan kuat larutan tersebut di sekitar daerah yang bersangkuntan, dan ludahkan dengan hati-hati. Anda harus melakukan ini 2-3 kali setiap hari selama satu pekan setelah bedah mulut.

Jika diberikan antibiotik, teruskan meminumnya selama masa waktu yang ditentukan, bahkan jika semua gejala dan tanda-tanda infeksi telah hilang.

Usahakan supaya serileks mungkin dan hindari semua aktivitas yang menyebabkan stress selama 24 jam pertama setelah bedah.
Apabila pengaruh anestesi telah hilang, anda harus makan, karena gizi cukup penting untuk proses penyembuhan. Batasi diet anda pada makanan-makanan yang lunak seperti yogurt, sup, keju, atau telur yang dimakas lembek selama 24 jam pertama. Minum banyak air setelah pembedahan.

Dokter akan memberikan sebuah sponge kapas untuk dipasang pada daerah yang mengalami perdarahan. Rubah posisinya jika perlu, dan gunakan sampai perdarahan berhenti sepenuhnya. Anda juga bisa mengigit dengan kuat pada sebuah kain yang lembab. Pastikan anda menghubungi dokter jika perdarahan terus terjadi atau menignkat.
Pastikan untuk menyikat dan menyela-nyela daerah mulut yang lain.
Ruang yang disisakan oleh gigi yang dicabut akan terasa sedikit ganjil. Selama beberapa pekan selanjutnya, tulang gigi dan gusi akan tumbuh ke dalam celah yang disisakan oleh pencabutan tersebut.

Soket Kering
   
Soket kering merupakan sebuah kondisi yang melibatkan penyembuhan tidak sempurna setelah pencabutan. Kondisi ini biasanya terjadi apabila sebuah bekuan darah gagal terbentuk dalam soket, atau jika bekuan daerah menjadi longgar. Soket kering terjadi pada sekitar lima persen dari semua pencabutan gigi. Juga umum bagi perokok dan pasien wanita atau pengobatan kontrol kelahiran. Anda mungkin tidak akan mengalami gejala-gejala sebelum tiga sampai lima hari setelah pencabutan. Selanjutnya, kondisi akan bermanifestasi sendiri sebagai nyeri parah yang tidak reda. Mungkin anda juga akan merasakan rasa yang tidak menyenangkan dalam mulut anda, dan nafas yang tidak sedap.
   
Beberapa hal bisa menyebabkan kehilangan bekuan darah prematur dari sebuah tempat pencabutan, termasuk merokok, meludah dengan kuat, mengisap dengan sedotan, batuk atau bersin. Anda harus menghindari mengkonsumsi minuman berkarbonasi dan beralkohol selama 24 jam pertama setelah bedah mulut.
   
Hubungi dokter jika anda menemukan gejala-gejala soket kering. Perawatan untuk soket kering biasanya mencakup pembersian soket dengan kuat. Dokter biasanya memberikan anestesi topikal dan sebuah penutup kapas yang steril. Anda harus selalu mengunjungi dokter dua atau tiga kali selama periode dua pekan, sehingga penutup kapas tersebut bisa dirubah.

No comments:

Post a Comment

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...