Wednesday, April 14, 2010

Kedokteran-Gigi Iatrogenik dan Periodonsium

Abstrak

Kesehatan jaringan lunak dan jaringan keras sekitar sangat penting untuk berfungsinya susunan gigi alami secara optimal. Dokter gigi memegang sebuah peran positif dalam mempertahankan kesehatan jaringan-jaringan mulut yang sakit pada saat dilakukan diagnosa yang cermat dan hati-hati, perencanaan perawatan dan prosedur-prosedur perawatan. Disisi lain, dokter gigi juga bisa berperan dalam memburuknya kerusakan jaringan sebagai akibat dari terapi gigi yang tidak cermat dan tanpa pertimbangan. Artikel ini merupakan sebuah review tentang dampak prosedur-prosedur gigi yang umum terhadap periodonsium.

Kata kunci : Lebar biologik, kedokteran-gigi iatrogenik, periodonsium

Gigi alami dapat berfungsi optimal apabila jaringan lunak dan jaringan keras di sekitarnya berada dalam kondisi sehat dan baik. Penyakit mulut yang ada bisa diperburuk oleh prosedur-prosedur gigi terapeutik. Dokter-gigi bisa terlibat dalam memperburuk penyakit periodontal sebagai akibat dari terapi gigi yang tidak cermat dan tanpa pertimbangan, yang mana lebih lanjut dapat memperparah penyakit periodontal. Kerusakan seperti ini yang diakibatkan oleh dokter-gigi disebut sebagai kerusakan iatrogenik dan faktor-faktor yang bertanggungjawab untuk memburuknya kondisi penyakit disebut sebagai faktor-faktor iatrogenik. Artikel ini adalah sebuah review tentang implikasi-implikasi prosedur-prosedur prostodontik yang umum untuk periodonsium.

DIMENSI-DIMENSI FISIOLOGIS PERIODONSIUM

Untuk memahami prosedur-prosedur restorasi, dan dampaknya terhadap periodonsium, dokter gigi harus memahami peranan lebar biologik dalam menjaga jaringan gingival yang sehat dan mengontrol bentuk gingival di sekitar restorasi.

LEBAR BIOLOGIK
   
Dimensi ruang yang ditempati oleh jaringan gingival sehat di atas tulang alveolar disebut sebagai “lebar biologik”. Bagian ini terdiri dari 1,07 mm jaringan konektif dan 0,97 mm epithelium junctional. Lebar biologik tidak boleh disakiti pada prosedur restorasi apapun [Gambar 1].
PROSEDUR-PROSEDUR GIGI RESTORATIF DAN KESEHATAN PERIODONTAL

Secara klinis dan eksperimental telah ditunjukkan bahwa restorasi-restorasi gigi mempengaruhi perubahan-perubahan periodontal mulai dari perubahan-perubahan gingival yang minor sampai pembentukan poket dengan kehilangan tulang dan mobilitas gigi yang meningkat.

Aplikasi rubber dam
   
Rubber dam sangat bermanfaat dalam melindungi jaringan-jaringan gingival sekitar. Pada saat memasang clamp rubber dam, pastikan bahwa clamp tersebut terpasang kuat pada jaringan keras dari gigi. Clamp tidak boleh dipaksakan secara sub-gingiva karena ini dapat mencederai lebar biologik. Juga tidak boleh dipasang dalam jangka waktu yang lama karena ischemia akan menyebabkan jaringan menjadi sakit dan resesi selanjutnya. Sebuah clamp yang bergerak harusdistabilkan dengan bahan untuk mencegah migrasi apikal. Pemasangan gingival cord secara kuat ke dalam sulcus untuk mempersiapkan margin-margin subgingiva pada sebuah gigi atau untuk memperoleh sebuah pencetakan, bisa secara mekanik mencederai periodonsium dan menyisakan impaksi debris yang bisa menyebabkan sebuah reaksi tubuh terhadap benda  asing.

PREPARASI MAHKOTA
   
Jaringan periodontal harus berada dalam kondisi sehat sebelum preparasi sebuah gigi. Kita tidak mungkin melakukan preparasi gigi secara akurat apabila terjadi inflamasi. Selama preparasi, kita harus berhati-hati untuk mencegah laserasi jaringan lunak agar dapat mengurangi risiko resesi iatrogenik pasca-operasi.
   
Lokasi dari margin masih menjadi kontroversi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebuah restorasi harus berakhir di atas margin gingival atau setinggi dengan gingival. Yang lebih penting adalah faktor-faktor seperti keakuratan kecocokan, penyelesaian permukaan, tipe bahan yang digunakan dan kontour gingival dari restorasi. Perluasan subgingiva restorasi dapat menghasilkan lingkungan yang tidak sesuai untuk jaringan gingival bahkan jika sudah dilakukan dengan baik. Lebih lanjut; tidak mungkin menempatkan batas servikal dari sebuah restorasi pada kedalaman dua atau tiga mm tanpa mengiritasi gingiva sebagai akibat dari prosedur manipulatif yang terkait preparasi gigi. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan lebar biologik. Dengan  adanya margin subgingiva, maka pencetakan, pengukiran, verifikasi adaptasi dan penutupan setelah sementasi, sulit dilakukan. Garis akhir subgingiva mungkin diperlukan untuk membuat retensi yang adekuat dan bentuk resistensi pada karies servikal dan pada restorasi subgingiva. Peningkatan retensi tidak akan mendukung risiko masalah periodontal; justru pin dan groove bisa meningkatkan retensi.
   
Tiga aturan berikut bisa digunakan untuk menempatkan batas-batas intrakrevikular :

1.Jika kedalaman sulcus adalah  1,5 mm, tempatkan margin 0,5 mm di bawah puncak gingival.
2.Jika kedalaman sulcus adalah > 1,5 mm, pasang margin setengah dari kedalaman sulcus di bawah crest/puncak gingival.
3.Jika sebuah sulcus > 2 mm khususnya pada aspek facial, maka evaluasi untuk melihat apakah gingivectomy bisa dilakukan untuk memperpanjang gigi dan membuat sebuah sulcus dengan kedalaman 1,5 mm. Kemudian gunakan aturan sama seperti nomor 1.

PENCETAKAN, RETRAKSI DAN ELEKTROSURGERY
   
Ketika melakukan pencetakan, penggunaan tehnik retraksi gingival yang ceroboh bisa menciderai lebar biologik dan menyebabkan resesi. Tekanan yang berlebihan tidak boleh digunakan selama melakukan pencetakan sehingga lebar biologik dari attachment tidak mengalami stripping. Kita harus-harus hati-hati untuk menghindari penggunaan terlalu banyak pita atau menggunakan sebuah cord dengan diameter berlebihan untuk periode waktu yang lama dalam ruang krevikular. Perawatan harus dilakukan dengan meretraksi jaringan gingival bebas secara pelan dan lembut khususnya apabila perlekatan gingival tidak adekuat. Penelitian telah menunjukkan bahwa bahkan dengan pemakaian yang hati-hati, tetap ada risiko kehilangan perlekatan gingiva khususnya di daerah anterior jika titik akhir loop electrosurgical secara tidak sengaja menyentuh dengan apikal gigi sampai ke attachment epithelial.

Restorasi Sementara
   
Restorasi sementara akan membantu dalam penyembuhan setelah preparasi gigi. Penggunaan disk, bur dan stone yang tidak cermat bisa merusak serat-serat jaringan penghubung. Jika hal ini diikuti dengan restorasi sementara dengan batas/akhiran yang tidak teradaptasi dengan baik, tidak halus dan tidak sempurna, maka inflamasi marginal dan migrasi apikal epithelium junctional akan terjadi. Sehingga, kecocokan marginal, kontour dan penyelesaian permukaan restorasi sementara sangat penting dalam mempertahankan kesehatan dan posisi gingival selama pemasangan restorasi sementara.
Preparasi kavitas dan pemasangan matrix
   
Kita harus-harus hati-hati untuk tidak menciderai jaringan gingival selama preparasi kavitas, khususnya di daerah-daerah dimana perlekatan gingival sedikit.
   
Restorasi Kelas II memerlukan agar pemasangan sebuah matriks yang kaku dirancang dengan baik dan berkontour baik di sepanjang interdental. Kontak interdental yang berkontour tidak sempurna dan overhang gingival akan menyebabkan impaksi makanan dan retensi plak, sehingga menyebabkan karies rekuren atau penyakit periodontal. Pemisahan yang tidak cermat bisa menyebabkan cedera yang serupa dan diminimalkan, tanpa melebihi lebar ligamen periodontal.
   
Jika akhiran preparasi kavitas harus diletakkan di dalam crevice, maka prosedur ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari gangguan pada lebar biolobik. Struktur ini paling rentan diantara semua struktur pendukung terhadap penyakit periodontal dan trauma prosedural bisa mengawali migrasi apikal dan menyebabkan periodontitis atau resesi.

Pemasangan, penyelesaian dan sementasi
   
Restorasi harus menutupi keseluruhan preparasi gigi karena ini dapat meminimalisir garis semen, yang mana dapat meningkatkan akumulasi plak. Zona junctional subgingiva yang terdiri dari mahkota dan akhiran restorasi, bahan perekat dan gigi yang dipreparasi, dianggap bertanggungjawab terhadap perubahan-perubahan jaringan yang berdekatan dengan restorasi. Kekasaran subgingiva mendukung terbentuknya plak subgingiva dan retensi. Beberapa sumber kekasaran mencakup strip dan scratch yang terlihat pada resin acrylic yang dihaluskan dengan cermat, porcelain dan permukaan bahan perekat yang terbuka. Untuk mengurangi efek yang mungkin terjadi akibat kekasaran subgingiva, bagian servikal dari preparasi harus diperhalus dengan kuretase. Apabila bahan perekat telah ditempatkan, bahan yang berlebihan harus dikeluarkan dengan floss gigi dan ujung-ujung kayu. Hindari penggunaan probe steel (baja), karena logam bisa menggores permukaan.

OVERHANG DAN DEBRIS SUBGINGIVA
   
Tepi overhanging terkait menyebabkan terjadinya penyakit periodontal dengan cara :

1.Mengubah keseimbangan ekologi dari sulcus gingival sampai ke daerah yang mendukung pertumbuhan organisme penyebab-penyakit (utamanya spesies anaerob grampengatif) dengan menghilangkan organisme yang mendukung kesehatan yang utamanya merupakan spesies fakultatif gram-positif.

2.Menghambat akses untuk menghilangkan plak yang terakumulasi.
   
Menyisakan debris di bawah jaringan selama prosedur restoratif bisa menimbulkan respon periodontal yang berbahaya. Penyebabnya bisa berupa cord/pita retraksi, bahan cetak, bahan provisory/restorasi sementara atau bahan restorasi tetap. .
Karakteristik morfologis restorasi dan kesehatan periodontal
   
Restorasi yang over-kontour cenderung mengakumulasi plak dan dapat menghambat mekanisme pembersihan-sendiri dari pipi di sekitarnya, bibir dan lidah. Kegagalan untuk membuat embrasure interproksimal yang memadai bisa menyebabkan inflamasi papillary. Kontour permukaan oklusal sebagaimana yang dibentuk oleh ridge marginal dan groove developmental, biasanya berfungsi untuk menghindarkan makanan masuk ke ruang interproksimal. Integritas dan lokasi kontak proksimal bersama dengan morfologi oklusal mencegah impaksi makanan. Efek cusp plunger interproksimal bisa diamati apabila gigi yang tanggal tidak diganti dan kontak antara gigi di sekitarnya berubah.

Hubungan adaptasi pontic dengan kesehatan periodontal
   
Tanpa memperhatikan desain, pontic harus menyediakan permukaan-permukaan oklusal yang menstabilkan gigi antagonisnya, memungkinkan pengunyahan normal dan tidak membeir beban yang berlebihan pada gigi penopang. Yang menjadi pertimbangan utama adalah besarnya, daerah kontak dan ruang embrasur.
   
Pontik yang bersih dan ovate memiliki permukaan bawah cembung yang dapat mempermudah pembersihan. Desain ridge-lap dan ridge-lap termodifikasi memiliki permukaan  cekung yang sulit dibersihkan.

DESAIN DENTUR PARSIAL YANG REMOVABLE
   
Gigi-tiruan parsial mendukung akumulasi plak khususnya jika menutupi daerah gingival. Clamer yang tidak dirancang dengan biak juga bisa menyebabkan kerusakan pada gigi penyangga dengan secara terus menyebabkan tekanan-tekanan berlebihan menghasilkan trauma oklusal. Selama pemasangan gigi-tiruan parsial posterior, lengan-lengan jepitan (clasp) bisa bergeseran dengan tepi jaringan marginal gigi penyangga, kecuali gigi-tiruan didukung dengan baik pada bagian oklusal. Jika memungkinkan, gigi dan bukan jaringan lunak yang harus mendukung gigi tiruan sebagian lepasan. Gigi yang tidak mendapat dukungan yang cukup harus dilekatkan ke gigi lainnya dengan menggunakan GTJ. Apabila gigi penyangga yang paling baik/utama hilang atau berada dalam kondisi yang lemah, maka seringkali salah satu harus bergantung pada dukungan jaringan serta dukungan gigi. Pada kasus-kasus seperti ini, tidak dibuat dengan baik, maka gigi-tiruan sebagian bisa menimbulkan efek cantilevering terhadap gigi penopang sehingga mengakibatkan trauma oklusal.
Prosedur-prosedur pencabutan yang mempengaruhi periodonsium
   
Berbagai penelitian klinik telah melaporkan bahwa ekstraksi molar ketiga seringkali menyebabkan terbentuknya kelainan-kelainan vertikal distal sampai ke molar kedua. Efek iatrogenik ini tidak terkait dengan desain flap dan tampak terjadi lebih sering apabila molar ketiga dicabut pada orang-orang yang berusia lebih tua dari 25 tahun.

KOMPLIKASI-KOMPLIKASI PERIODONTAL YANG TERKAIT DENGAN TERAPI ORTODONTIK

Terapi ortodontik bisa mempengaruhi periodonsium dengan mendukung terjadinya retensi plak, dengan secara langsung menciderai gingival sebagai akibat dari band overextended dan menghasilkan tekanan yang berlebihan terhadap gigi dan struktur-struktur pendukung.
   
Baru-baru ini, Actinobacillus actinomycetemcomitants ditemukan pada sekurang-kurangnya satu tempat pada 85% anak yang mengenakan alat-alat ortodontik jika dibandingkan dengan hanya 15% pada subjek kontrol.
   
Pembengkakan arah pertumbuhan molar, ekstrusi, dan pergerakan buccolingual menempatkan gigi pada oklusi traumatik yang harus dikontrol dengan mengurangi serving dengan pertambahan pergerakan gigi. Resorpsi akar dapat terlihat pada banyak pasien, yang diakibatkan oleh tekanan yang berlebihan dari aplikasi tekanan yang ditimbulkan selama pergerakan gigi.

IMPLANT
   
Osseointegrasi memiliki pengaruh dramatis terhadap praktek prostodontik. Implant saat ini berfungsi sebagai pengganti akar-akar gigi dan membantu memberikan dukungan serta retensi untuk prostesa overlying? Jaringan gingival membentuk sebuah berkas yang melekat erat di sekitar implant. Respon jaringan peri-implant bisa menyebabkan sebuah hyperplasia jaringan lunak. Kita perlu memeriksa bahwa tidak ada jaringan lunak yang terjebak antara mahkota dan implant selama pengencangan sekrup perlekatan.

TRAUMA OKSLUSAL PERIODONSIUM
   
Pentingnya oklusi dan peranannya dan peranannya dalam kedokteran-gigi sangat signifikan. Memahami okslusi sangat penting untuk dokter-gigi restoratif yang menginginkan tingkat prediktabilitas yang tinggi pada hasil akhirnya. Meningkatnya pemanfaatan implant-implant gigi dan restorasi kosmetik non-logam telah menyebabkan meningkatnya perhatian terhadap manajemen tekanan. Ketika restorasi dibuat, harus ada kontak simultan pada semua gigi selama penutupan sentris. Okslusi harus dibuat pada dimensi vertikal yang stabil.
   
Restorasi yang mengganggu atau merubah arah tekanan oklusal pada gigi bisa menghasilkan trauma akut, nyeri, sensitifitas dan mobilitas gigi. Pengisian yang tinggi, prostesa yang menghasilkan tekanan berlebihan pada gigi penyangga, hubungan kontak proksimal yang terganggu dan pergerakan ortodontik dari gigi sampai posisi-posisi yang tidak dapat diterima secara fungsional akan menyebabkan atau memperburuk kerusakan periodontal. Pengurangan dukungan periodontal lebih lanjut akan menyebabkan migrasi dan mutilasi oklusi. Jumlah mutilasi dipengaruhi oleh keparahan, arah, durasi dan frekuensi tekanan oklusal.

KESIMPULAN
   
Pulpa yang sakit dan struktur gigi yang hilang diganti dengan material-material inert, tapi pada saat ini, tidak ada material yang bisa mengganti periodonsium yang hilang. Seperti dinyatakan oleh Muller de van (seorang ahli prostodontik), “Tujuan kita haruslah melindungi apa yang masih ada secara terus menerus, dan bukan rekonstruksi cermat terhadap apa yang telah lepas”.

No comments:

Post a Comment

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...