Monday, April 26, 2010

Komplikasi-Komplikasi yang Ditimbulkan Oleh Injeksi Pemblokir Saraf Alveolar Secara Intra-Arterial

Abstrak

Latar belakang: Injeksi pemblokir saraf alveolar inferior secara intravaskular yang tidak diinginkan akan menyebabkan komplikasi-komplikasi yang mengganggu, baik secara sistemik maupun secara lokal. Sangat dianjurkan agar dokter gigi mendiagnosa komplikasi tersebut dan mengobatinya dengan tepat. Terkadang, beberapa reaksi terjadi secara simultan.

Deskripsi kasus: Disini disajikan sebuah laporan kasus yang mengilustrasikan beberapa dari berbagai komplikasi yang timbul akibat injeksi pemblokir saraf alveolar inferior. Pada kasus ini, komplikasi terjadi akibat injeksi anestesi lokal secara intra-arterial. Kulit wajah, struktur intraoral dan mata juga terkena. Dalam waktu 60 menit setelah injeksi, semua struktur tersebut kembali ke kondisi normal. Diagnosis cepat dan penenangan biasanya dapat menenteramkan pasien.

Komplikasi klinis: Bahkan apabila para tenaga klinis menggunakan perawatan yang terbaik, dengan penuh pertimbangan sebelum injeksi dan mencermati tanda-tanda anatomi, injeksi-injeksi intra-arterial tetap bisa terjadi selama perintangan saraf alveolar inferior. Untungnya, kerusakan permanen pada saraf, jaringan wajah dan mulut, dan mata jarang terjadi. Para dokter harus mendiagnosa dan mengobati masalah-masalah ini dengan tepat untuk menghindari setiap komplikasi yang tidak bisa sembuh.

Perintangan saraf alveolar inferior bisa menyebabkan perubahan permanen pada sensasi saraf lingual, saraf alveolar inferior atau keduanya. Disamping sensasi saraf yang berubah, kehilangan penglihatan secara permanen juga telah dilaporkan pada salah satu kasus. Gangguan-gangguan okkulomotor bisa terjadi akibat injeksi anestetik. Rood melaporkan sebuah kasus dimana 1,5 mililiter lidokain dengan 1:80.000 epinefrin diinjeksikan pada blok saraf alveolar. Kehilangan penglihatan dengan cepat terjadi pada mata ipsilateral, bersama dengan ptosis kelopak-mata atas dan strabismus medial, yang menghasilkan penglihatan kabur. Pasien juga mengalami ischemia mukosa palatal. Dalam waktu lima hingga 45 menit, semua gejala hilang.
   
Para dokter gigi harus mendiagnosa dan mengobati masalah-masalah yang timbul akibat injeksi intra-arterial secara tepat untuk menghindari komplikasi-komplikasi yang tidak bisa disembuhkan.
   
Blaxter dan Britten melaporkan beberapa kasus yang melibatkan kehilangan penglihatan secara sementara, diplopoa dan amaurosis. Mereka mempostulasikan bahwa injeksi pada arteri alveolar inferior secara intra-arterial terjadi dimana anestesi melewati arteri atas internal, arteri meningeal tengah, da terakhir arteri lakrimal dan ophthalmic. Goldenberg melaporkan sebuah kasus serupa setelah injeksi mandibular. Pasien mengalami rasa pusing, diplopia dan amaurosis parsial, serta pemutihan total pada dahi dan kelompok mata atas secara ipsilateral. Peneliti menelusuri anestesi sampai ke arteri lakrimal, yang mengenali saraf kranial ke-enam dan menginervasi otot lateral rectus. Otot ini teranestesi selama sekitar 20 menit.
   
Dryden melaporkan sebuah kasus setelah injeksi pemblokir Gow-Gates. Dia menggunakan 2 persen lidokain dengan epinefrin 1:100.000 setelah tidak ada material yang diaspirasikan. Setelah injeksi kedua, yang diberikan dalam 30 menit setelah injeksi pertama, pasien merasakan sensasi luka bakar di sekitar mata kanan dan daerah infraorbital. Diplopia dan ptosis mata kanan terjadi, serta pemutihan kulit yang bertepatan dengan artery infra-orbital. Disamping itu, pasien mengalami pemutihan pada sisi kanan palatal keras yang mengikuti distribusi arteri palatin yang lebih besar.
   
Seorang wanita berusia 33 tahun dirujuk ke salah satu rumah sakit untuk menjalani perawatan ondodontik pada molar pertama kiri bawah. Dokter gigi pribadinya telah memberikan sebuah injeksi pemblokir mandibula degan 2 persen lidokain dan epinefrin 1:100.000. Dalam waktu satu menit, pasien merasa pusing dan sakit kepala. Pemeriksaan menunjukkan bahwa daerah infraorbital telah berubah menjadi putih. Pemutihan ini telah meluas sampai ke sisi kiri hidung, kelopak mata bawah dan bibir. Kelopak mata atas dan daerah supraorbital juga terkena, walaupun kulit tidak memutih.

Tanda-tanda mati rasa
   
Secara keseluruhan, pasien melaporkan perasaan seolah-olah seluruh sisi kiri kepala dan wajahnya telah mati rasa. Secara intraoral, bibir kiri bawah memiliki tanda-tanda mati rasa. Penglihatan sedikit kabur dan tidak ada tanda-tanda strabismus, tetapi area periorbital mati rasa.
   
Pasien merasa khawatir dan mulai panik. Dia tidak memahami apa yang sedang terjadi. Setelah pemeriksaan dan penenangan, pasien menjadi tenang.

Injeksi anestesi secara intra-arterial
   
Menurut Malamed, keadaan darurat yang paling sering diamat di klinik-klinik gigi adalah syncope, alergi, angina pectoris, hypotensi postural, seizure, asma akut, hyperventilasi, reaksi epinefrin dan hypoglikemia. Setelah memeriksa semua kondisi di atas, kami menentukan bahwa pasien merespon terhadap injeksi anesteti intra-arterial. Pasien terjaga dan sadar, tidak menunjukkan adanya ruam alergi, tidak mengalami sesak nafas atau nyeri dada, dan bernafas normal, walaupun sedikit lebih cepat. Pasien tidak memiliki riwayat diabetes atau penyakit sistemik lainnya.
   
Para dokter perlu selalu meningat tindakan-tindakan untuk mendukung hidup yang mendasar: posisi, saluran udara, bernafas, sirkulasi dan perawatan definitif (yaitu, PABCD). Khususnya mereka perlu mengamati pernafasan dan sirkulasi pasien (cari jika ada pemutihan).
   
Setelah sekitar 20 menit, pasien kami merasa lebih tenang dan mulai merasakan efek anestesi yang mulai memudar pada area-area facial eksternalnya. Dia memilih untuk melanjutkan prosedur endodontik karena dia teranestesi dengan baik, tetapi dia hanya meminta satu kali kungjungan. Dalam waktu 45 menit setelah injeksi, pemutihan daerah inraorbital telah hilang. Tidak ada diplopia atau perubahan okular yang tertinggal. Mati rasa daerah supraorbital dan infraorbital dan hidung telah hilang. Setelah sekitar empat jam, efek anestesi lokal pada saraf alveolar inferior telah lenyap.

PEMBAHASAN
   
Suplai darah ke kepala dan wajah terjadi melalui arteri karotid eksternal, yang bercabang membentuk arteri maxillary internal. Pemutihan lebih lanjut membentuk arteri infraorbital ke kulit area orbital dan arteri palatin yang lebih besar ke langit-langit mulut. Arteri meningeal tengah membagi dua arteri maxillary internal dan membentuk cabang-caban yang beranastomosis dengan arteri ophthalmic dan lacrimal. Arteri alveolar inferior membagi dua arteri maxillary internal dan menurun ke foramen mandibular.
   
Injeksi anestesi lokal ke dalam arteri alveolar yang melintasi cabang-cabang arterial yang telah disebutkan akan bertanggungjawab untuk penyimpangan mata, dengan anestesia temporer pada otot lateral rectus. Epinefrin bekerja secara perifer pada reseptor-reseptor adrenergis kulit dan mukosa, menyebabkan konstriksi pembuluh darah. Ini akan bertanggungjawab untuk pemutihan kulit yang terlokalisasi pada area foramen infraorbital, menghasikan aliran darah yang berkurang. Epinefrin merupakan sebuah vasopressor yang bekerja dengan cara menstimulasi reseptor alfa dan beta adrenergis. Obat ini dapat meningkatkan tekanan darah dengan menstimulasi reseptor beta-1 kardiak pada myocardium, yang meningkatkan kekuatan kontraksi ventrikularnya dan denyut jantung, serta dengan vasokonstruksi perifer.

KESIMPULAN
   
Tahapan-tahapan yang paling penting dalam penanganan sebuah reaksi terhadap injeksi anestesi lokal secara intra-arterial adalah segera mendiagnosa masalah dan menenangkan pasien. Jika gejala-gejala lain terjadi, seperti syncope atau palpitasi jantung, dokter harus memberikan perawatan tambahan yang tepat. Diperlukan agar dokter gigi menjelaskan kepada pasien apa yang terjadi dan menenangkan mereka bahwa mati rasa yang terjadi hanya bersifat sementara. Juga perlu memiliki seseorang yang menemani pasien pulang ke rumah jika penglihatannya belum pulih betul pada akhir prosedur. Panggilan telpon follow-up dan kemungkinan pemeriksaan oleh ahli ophthalmologi mungkin diperlukan karena alasan-alasan medikolegal dan untuk menunjukkan kepedulian terhadap pasien.

1 comment:

  1. wihh nice info, saya pengunjung setia web anda
    kunjung balik, di web kami banyak penawaran dan tips tentang kesehatan
    Ada artikel menarik tentang obat tradisional yang mampu menyembuhkan penyakit berat, cek yuk
    http://goldengamatemasmitoha.com/pengobatan-lupus/

    ReplyDelete

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...