Thursday, April 15, 2010

Diagnosis, Pencegahan dan Pengobatan Karies Akar

Pendahuluan
   
Karies gigi merupakan sebuah penyakit lama yang telah ditemukan pada gigi-gigi tengkorak dari seluruh dunia dimana manusia primitif hidup di daerah-daerah terisolir dan diet yang kekurangan bahan makanan olahan dan berkarbohidrat tinggi. Selama abad ke-17, gula semakin banyak tersedia dan lebih murah di Eropa dan diet lebih banyak merupakan makanan olahan. Akibatnya, karies menjadi sebuah masalah endemik dari tahun ke tahun. Sekarang ini, para pengamat demografi menganggap karies akar sebagai sebuah isu penatalaksanaan pasien yang signifikan di dekade mendatang karena semakin banyak populasi lansia yang mempertahankan gigi alaminya.
   
Ettinger mereview penelitian-penelitian tentang tingkat karies dan distribusinya pada abad ke-20 dan menyimpulkan bahwa karies memiliki pola-pola berbeda di seluruh dunia, yang terkait dengan tingkat perkembangan dan tingkat kemajuan negara. Populasi-populasi di negara-negara maju memiliki jumlah karies yang berkurang pada anak-anak dan peningkatan jumlah gigi alami yang dapat dipertahankan pada lansia, sedangkan situasi sebaliknya ditemukan di negara-negara berkembang. Hasil ini bisa terkait secara langsung dengan populasi, profil, jender, diet, pendidikan, keberadaan tindakan-tindakan preventif dan kemajuan teknologi di negara-negara maju dibandingkan dengan negara-negara berkembang. Pada negara berkembang, jumlah karies yang lebih tinggi terdapat di daerah-daerah perkotaan dibanding pada komunitas pedesaan akibat ketersediaan gula pada daerah perkotaan.

Prevalensi dan Kejadian
   
Miller, seorang dokter dan profesor kedokteran gigi konservatif, membahas subjek dari paper raview ini hampir 1 abad yang lalu dalam tiga artikel yang membahas tentang apa yang disebut “pembuangan jaringan gigi” dan penyebabnya. Karies gigi dianggap sebagai sebuah penyakit yang menyebabkan dicabutnya gigi-gigi lansia dan digantikan dengan prostesa lepasan. Saat ini, karies akar menjadi sebuah fokus penelitian yang baru dalam bidang kedokteran gigi, karena lebih banyak orang yang hidup di usia lanjut dan masih memiliki gigi alami. Dengan usia yang sudah lanjut, terdapat lebih banyak resesi gingiva, yang menyebabkan permukaan akar terpapar pada lingkungan mulut dan menyebabkan meningkatnya jumlah karies akar. Ettinger, yang telah mereview banyak penelitian yang terkait dengan prevalensi dan kejadian karies akar di daerah-daerah berbeda di Amerika Serikat, menemukan bahwa lebih dari setengah lansia memiliki karies akar dan karies ini meningkat seiring dengan usia.
   
Prevalensi sebenarnya dari karies akar sulit dinilai. Interpretasi data dari penelitian prevalensi dan kejadian menjadi rumit karena perbedaan kriteria diagnostik, keputusan pengobatan, dan kurangnya homogeneitas populasi yang diteliti. Meski demikian, telah ditentukan bahwa prevalensi karies akar meningkat seiring dengan usia dan lebih besar pada populasi lansia dibanding pada orang dewasa. Katz telah mereview variabel-variabel yang terkait dengan karies akar dan telah membuat rekomendasi kuat tentang bagaimana penelitian-penelitian di masa mendatang harus dilakukan untuk membuat sebuah indeks karies akar. Di Saudi Arabia, sebuah negara berkembang dengan penduduk 21 juta, sebanyak 50 persen populasinya berusia di bawah 19 tahun. Baru-baru ini ditemukan bahwa Saudi Arabia memiliki tingkat karies yang meningkat. Ini sangat penting dalam memberikan lebih banyak penekanan dan konsentrasi terhadap program-program pencegahan oleh pekerja kesehatan masyarakat untuk meningkatkan tingkat kesadaran kesehatan gigi dan untuk mencegah karies pada usia dini. Ini memungkinkan mempertahankan lebih banyak gigi alami dan menghindari karies mahkota dimana karies cervikal bermula. Penelitian-penelitian telah menunjukkan bahwa pasien-pasien yang memiliki karies koronal lebih besar kemungkinannya mengalami karies akar. Karies akar pada populasi lansia di Saudi Arabia belum dilaporkan. Penelitian dalam bidang ini akan sangat membantu dalam mendorong pada lansia tersebut untuk mempertahankan perawatan gigi yang lebih baik dalam gaya hidup mereka.

No comments:

Post a Comment

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...