Sunday, March 14, 2010

Evolusi Perawatan Prostodontik : Laporan tentang seorang pasien selama 30 tahun

Abstrak

Laporan klinik ini menyajikan riwayat seorang pasien yang mengalami kerusakan periodontal progresif dan laporan ini juga mengilustrasikan bagaimana perawatan prostodontik telah berkembang dari waktu ke waktu. Pada tahun 1974, prostesa cekat porselain-gabung-emas teleskopik maxillary dan mandibular  dan gigitiruan parsial removable ekstensi-distal dalam kondisi intraoral pasien terjadi setelah penyakit periodontal inflammatory yang kronis, gagal melakukan kunjungan, dan karies yagn rekuren. Perawatan prostodonti semakin berkembang. Gigi pasien dicabut dan pada akhirnya diganti dengan dua prostesa cekat yang didukung implant. Laporan klinik ini merupakan salah satu contoh tentang bagaimana pasien bisa diuntungkan dengan penelitian yang terus menerus tentang sains biologi dan material.

Kata kunci : prostesis telekskop, implant Branemark, pemasangan implant cepat, tulang yang dikeringbekukan, panduan bedah, prostesis yang terpadu jaringan.

Sejak awal lahirnya, bidang prostodontik telah banyak dimasukkan dalam penelitian, pendidikan, dan perawatan pasien pada tingkat keahlian yang tinggi. Pada awal tahun 1970an, American Board Of Prosthodontic meminta semua kandidat yang ingin menjadi diplomat untuk menyajikan hasil dari perawatan-perawatan spesifik. Para kandidat ini juga harus mempertahankan perencanaan perawatan, prosedur, dan material yagn digunakan. Badan Prostodontik ini memerlukan agar semua perawatan mewujudkan seni dan ilmu prostodontik pada bentuknya yang lebih maju.
   
Pasien yang dilaporkan dalam laporan ini adalah subjek dari proyek penelitian presentasi Badan Prostodontik di atas pada tahun 1976 dan dinyatakan berhasil. Perawatan yang diterima pasien pada tahun 1974 dan 1975 adalah hasil dari pemeriksaan fisik dan radiografis menyeluruh, perencanaan perawatan, dan pengobatan. Selama beberapa tahun, perawatan yang diterima ini dapat mengatasi masalah gigi yagn dialaminya dan juga memenuhi harapannya. Aktivitas sehari-hari dalam hidupnya telah menyebabkan pasien mengalami trauma dan stress gigi. Sektiar 15 tahun setelah perawatan pertama selesai, pasien mengalami gangguan yang signifikan. Prostodontik telah mengembangkan solusi yang lebih maju untuk masalah-masalah ini. Laporan klinik berikut adalah penjelasan tentang diagnosa, perencanaan perawatan dan perawatan untuk pasien ini, termasuk penggunaan implant gigi endosseous.

Laporan Klinik

Presentasi dan pengobatan awal pasien (1974-1976)
   
Pasien yang merupakan seorang guru berusia 51 tahun ini memiliki kesehatan umum yang baik dengan keluhan nyeri pada gigi dan pembengkakan pada jaringan gingiva yang terkait dengan mahkota jaket porselain anterior maxillary yang dipasang 4 bulan kemudian.
    Banyak gigi yang tanggal pada kedua lengkung gigi. Karies rekuren juga terjadi pada semua gigi yang direstorasi, di sertai dengan restorasi berkontur yang buruk (Gbr. 1), dan kehilangan tulang yang terkait dengan penyakit periodontal (tipe III dan IV). Radiograf menunjukkan bukti tentang patologi periapikal dan berbagai tingkat kehilangan tulang alveolar (Gbr. 2).
   
Sebuah rencanan perawatan multidisipliner dikembangkan. Ini mencakup bedah periodontal, endodontik, dan prostodontik cekat/removable.
   
Fase pertama dari perencanaan ini melibatkan pengendalian karies dalam gigi maxillary dengan splint provisional cekat untuk gigi nomor 5 sampai 13. Sebuah gigitiruan parsial removable ekstensi-distal posterior (RPD) akan digunakan untuk mengganti gigi posterior yagn hilang.
   
Beberapa gigi mandibular diobati dengan terapi kanal akar dan cast post-and-cores. Semua gigi mandibular displint dengan sebuah gigtiruan parsial cekat provisional resin acrylic lengkung-penuh. Perawatan ini dibuat sesuai dengan petunjuk dari American Board of Prosthodontic, dengan menggunakan prosedur dan teknologi yang dianggap sesuai pada tahun 1970an.
   
Pada tahun selanjutnya, gigi nomor 12, 14-16, 24-26 dan 31 ditemukan memiliki prognosa yang mengecewakan dan dilepaskan. Pasien mengalami bedah periodontal satu bulan penuh. Restorasi-restorasi provisional dimodifikasi selama berlangsungnya terapi periodontal dan penyembuhan.
   
Prostesa maxillary definitif terdiri dari cast emas (emas Tipe III, Neu, Bloomfield, CT) sebelum penyalinan semua gigi abutment yang tersisa (Gbr. 3). Prostesa ini displint dengan overcasting teleskopik porselain yang digabung dengan emas murni. Attachment dipasang ke dalam permukaan distal dari penopang distal untuk RPD Kelas I Kennedy.
   
Prostesa mandibular definitif terdiri dari penyalinan primer (copyings) cast emas (emas Tipe III) untuk semua abutment. Gigi mandibular displint dengan sebuah overcasting porselain-emas murni  yang dibuat pada tiga bagian. Konektor yang tidak kaku dibuat dengan attachment yang tepat. Tiga segmen dihubungkan pada permukaan distal canne (Gbr. 5). Perawatan mandibular diselesaikan pada Desember 1975 dan ditindaklanjuti setiap bulan sampai selesainya perawatan mandibular pada Juli 1976, dimana pada waktu in pasien tidak lagi ditindaklanjuti sampai 1978.

Perawatan 1978-1984
   
Pada tahun 1978, pasien mengalami resementasi prostesa mandibular. Dia dirawat dengan protokol kesehatan yang sama dengan yang digunakan pada  kunjungan-kunjungan sebelumnya selama 2,5 tahun ke depan. Pada tahun 1980, dia kembali berkunjung ketika gigi abutment posterior kiri mandibular mengalami inflamasi gingiva dan kehilangan tulang intraradikular dan periodontal (gigi nomor 30). RPD maxillary mendapatkan pelurusan ulang karena atropi daerah alveolar. Pasien enggan untuk melakukan perawatan tambahan selain penjagana kesehatan mulut sampai pada tahun 1984.

Perawatan 1984-1994
   
Pada tahun 1984, pasien mengalami mengalami fraktur pada prostesa dalam segmen posterior kiri mandibular. Sebuah prostesa baru langsung dibuat dengan konektor interkoronal, yang memiliki diameter lebih besar.
   
Pada tahun 1985, pasien kembali dengan prostesa maxillary yang longgar. Prostesa teleskopik disemen ulang, yang mencakup post-and-core pada pada gigi nomor 11 (Gbr. 6). Permukaan pemasangan yagn berat ditemukan pada semua gigi anterior, sebagai indikasi kehilangan tulang akibat penyakit periodontal refraktif.
   
RPD maxillary tidak retentif. Pasien juga menunjukkan bahwa dia mengalami stress kerja yagn signifikan. Yang menyebabkan kegagalan material pristetik dan dukungan periodontal adalah pola fungsi gigi destruktir dan pola tekanan.
   
Perencanaan perawatan yagn baru intik maxilla mencakup implant gigi posterior untuk dukungan dan retensi gigi buatan yang menjadi pengganti RPD. Restorasi cekat dapat meminimalisir overloading gigi alami anterior maxillary.
   
Pasien tidak menghiraukan perawatan yang direkomendasikan, tapi kembali berkunjung pada musim semi tahun 1986 ketika restorasi oklusal yang parah memaksanya untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan. Restorasi oklusal cukup signifikan untuk perforasi casting pra-molar pertama kanan maxillary (gigi nomor 5). Gigi nomor 7 dicabut karena penyakit periodontal yang parah.
   
Pada bulan Mei 1986, pasien diberikan rencana pengobatan yang diberikan padanya tahun lalu, yang memelrukan pemasangan delapan implant Branemark dalam maxilla. Sebuah panduan bedah, dibuat tapi tidak digunakan, sehingga menyebabkan posisi implant yang tidak optimal pada daerah nomor 7.
   
Sebuah protokol bedah 7 bulan yang terdiri dari dua tahapan digunakan. Pada bedah tahap kedua, tiga implant dengan panjang 7 mm dalam segmen posterior maxillary yang cukup mobile, tidak dianggap mengalami osseointegrasi, sehingga dilepaskan. Pengamatan ini sejalan dengan laporan Berman dan Jaffin tentang implant pendek yang dibuat dengan mesin. Lima implant sisanya dipasang untuk mendukung prostesa proselain-emas cekat sambil mempertahankan beberapa abutment gigi alami dari rekonstruksi sebelumnya. Prostesis ini tidak lagi memerlukan RPD. Prostesa terdukung-implant gigi gabungan dibuat dalam dua bagian; segmen-segmen dipisahkan pada bagian tengahnya. Dua implant mendukung bagian kiri, dan tiga mendukung bagian kanan (Gbr. 7). Sebuah splint relasi sentris oklusal yang akan dipasang di malam hari dibuat untuk lengkung maxillary, karena selama lebih dari sepuluh tahun, pasien menunjukkan kebiasaan parafungsional yang meningkat.
   
Kerusakan periodontal secara umum ditemukan di sektiar gigi abutment alami pada kedua lengkung di tahun 1987. Pada tahun selanjutnya, overcasting kiri mandibular memaksakan perawatan lebih lanjut. Walaupun kedalaman poket yang meningkat ditemukan untuk semua gigi mandibular, namun prostesa yang displint tetap stabil; akan tetapi, gigi abutment alami menunjukkan mobilitas klinis (Gbr. 8).
   
Pada bulan Februari 1989, prostesa kiri mandibular longgar, sehingga menyegerakan perawatan dengan tiga implant Branemark di daerah molar pertama dan bicuspid kedua, karena gigi abutment alami tidak mendukung secara periodontal. Dua bulan kemudian, kehilangan tulang tambahan ditemukan secara radiograf di sekitar gigi nomor 20 dan 21.
   
Setelah masa penyembuhan selama 4 bulan, abutment standar dikustomasi untuk mendukung angulasi implant yang konvergens. Prostesa konversi dibuat, dan molar ketiga (gigi nomor 17) dicabut. Satu bulan kemudian, prostesa definitif diberikan.
   
Pada kunjungan ulang setelah 4-bulan, tidak ada kelonggaran sekrup yang dideteksi; akan tetapi, gigi alami yang tersisa terus mengalami kerusakan periodontal.
   
Pasien ditindaklanjuti setiap dua bulanan pada tahun 1990 dan 1991 dengan berbagai perawatan periodontal dan kunjungan evaluasi ulang. Karies cervical yang rekuren pada penyalinan teleskopis untuk incisor sentral kanan maxillary diobati.
   
Pada Februari 19992, sebagai bagian dari evaluasi rutin, prostesa maxillary dilepaskan. Walaupun kelima implant tetap stabil, gigi abutment mengalami peningkatan mobilitas, yang menandakan tidak terpakainya ligamen periodontal sebagai akibat dari stimulasi fungsional.

Perawatan 1992-1994
   
Pada bulan Juni 1992, pasien melaporkan nyeri dalam segmen posterior kanan mandibular setelah periodontitis akut. Dua bulan kemudian, pasien mengeluh tentang adanya cita-rasa buruk pada maxilla di daerah gigi nomor 9 dan 10. Prostesa maxillary kembali dilepaskan, dan semua sekrup abutment ditemukan longgar, sehingga menunjukkan tidak optimalnya prosedur dan kurangnya dukungan implant pada pasien yang memiliki kebiasaan parafungsional. Sebuah rencana perawatan baru  untuk maxilla dibuat, yang menyarankan implant tambahan dan pencabutan gigi alami.
   
Pada Agusuts, dua implant Branemark berukurang 15 mm x 3,75 mm dipasang dalam daerah pterygomaxillary untuk menghilangkan cantilever posterior dan momen pembengkokan merusak selanjutnya pada implant anterior. Di saat yang sama, empat implant tambahan dipasang dalam tempat pencabutan anterior di daerah gigi nomor 4, 8, 10, dan 11 dengan menggunakan protokol Branemark dua-tahap.
   
Pada Januari 1993, bedah tahap II diselesaikan, dan semua implant ditemukan berpadu dengan tulang (osseointegrasi). Gigi maksillary sisanya (nomor 9) dicabut. Prostesa konversi digunakan selama 3 bulan, setelah itu prostesa akhir diberikan. Pasien ditindaklanjuti dengan kunjungan perawatan periodontal rekuren 3-bulan.
   
Kehilangan tulang dan inflamasi periodontal kembali ditemukan pada November 1993 di sekitar gigi mandibular yang tersisa. Rencana perawatan baru dilakukan dengan pemasangan enam implant Branemarik tambahan ke dalam tempat pencabutan baru. Setelah 3 bulan penyembuhan, gigi abutment diganti. Sebelum pemuatan, salah satu implant dalam rahang posterior pada tulang tipe IV (tempat nomor 31) tidak berosseointegrasi dengan dan dilepaskan. Sebuah prostesa gigitiruan resin acrylic yang didukung oleh sebuah kerangka emas tipe IV dengan retensi sekrup, diberikan pada bulan Maret 1994.
   
prostesa maxillary dan mandibular pada tahap ini semua dipertahankan dan didukung oleh implant (Gbr. 9).
   
Sejak saat itu, pasien sudah konsisten melakukan kunjungan unutk evaluasi-ulang klinis dan perawatan kesehatan mulut. Jaringan oklusi, implant dan peri-implant nya tetap stabil, tanpa patologi mulut yang terlihat. Radiograf follow-up pada tahun 2005 menunjukkan stabilitas tulang alveolar pada kedua lengkung gigi (Gbr. 10). Prostesa yang didukung implant telah memungkinkannya untuk mengunyah secara normal.

Kesimpulan
   
Riwayat 30-tahun perawatan prostodontik untuk pasien yang disebutkan dalam laporan ini mengilustrasikan konsep-konsep perawatan prostodontik yang digunakan selama masa waktu tersebut. Perawatan-perawatan prostodontik yang diilustrasikan menunjukkan prinsip-prinsip berikut: (1) ketidakbijaksanaan dalam menghubungkan gigi alami dengan implant-implant yang berosseointegrasi ketika banyak implant yang digunakan, (2) kejadian kegagalan terkait dengan implant berbentuk sekrup bersisi paralel dengan permukaan yang dibuat dengan mesin, da (3) bahwa pasien mengalami masa transisi secara prostetik dari rekonstruksi cekat/removable kombinasi menuju ke rehabilitas terdukung sekrup yang sepenuhnya cekat.

No comments:

Post a Comment

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...