Tuesday, March 23, 2010

Gizi dan berat lahir rendah: dari penelitian hingga praktek

Berat lahir rendah (BLR) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifkan di berbagai negara berkembang, dan gizi buruk baik sebelum maupun setelah kehamilan dikenali sebagai sebuah penyebab yang penting. Bukti yang bermunculan tentang peranan efek antar-generasi dalam menentukan status gizi pra-kehamilan ibu mengindikasikan diperlukannya investasi secara kontinyu dalam strategi-strategi yang dapat memperbaiki gizi dan kesehatan ibu selama siklus hidupnya, khususnya selama tahun-tahun awal. Percobaan-percobaan terkontrol telah menunjukkan bahwa peningkatan asupan makanan selama kehamilan dapat mengurangi berat lahir rendah, tetapi program-program ini kurang berhasil karena mahal dan sulit diimplementasikan. Supplemen-supplemen multivitamin-mineral telah dianggap sebagai sebuah solusi yang lebih sederhana, tetapi 2 dari 3 percobaan terkontrol yang dilakukan sampai sekarang ini gagal menunjukkan bahwa supplemen multivitamin-mineral lebih efektif dibanding supplement besi-folat, yang sebelumnya merupakan standar perawatan selama kehamilan. Bukti yang bermunculan menunjukkan manfaat supplement besi dalam memperbaiki berat lahir menunjukkan diperlukannya upaya-upaya untuk mengurangi kekurangan besi dengan meningkatkan cakupan program antenatal dan mempromosikan fortifikasi. Penyebab berat lahir rendah lainnya mencakup faktor-faktor lingkungan, seperti merokok; polusi udara indoor; dan infeksi, seperti malaria. Akan tetapi, masih sedikit yang diketahui tentang interaksi-interaksi antara gizi dan infeksi. Faktor-faktor sosial yang mendasar, seperti kemiskinan dan status wanita, juga penting, khususnya di Asia Selatan, dimana lebih dari setengah  bayi berat lahir dunia dilahirkan. Ringkasnya, strategi-strategi yang menggabungkan intervensi-intervensi berbasis gizi, sperti peningkatan asupan makanan dan status mikronutrien, khususnya status besi, dengan pendekatan-pendekatan yang mengembangkan status wanita dan kesehatan reproduktif diperlukan untuk mengurangi berat lahir rendah.
   
Dalam masalah gizi, ada kebutuhan urgen untuk mengidentifikasi dan mengejar straegi-strategi untuk meningkatkan asupan makanan dan status mikronutrien, khususnya status zat besi, sebelum dan selama kehamilan. Pentignya efek-efek antar-generasi lebih lanjut menjustifikasi kebutuhan akan upaya-upaya berkesinambungan yang akan memperbaiki kesehatan wanita dan status gizi selama sekurang-kurangnya dua generasi. Yang tidak kalah pentingnya adalah peranan strategi-strategi kesehatan reproduktif, seperti peningkatan usia menikah dan jarak kelahiran, dan mencari cara-cara untuk memperbaiki status wanita. Akan tetapi, tantangan utama adalah untuk memperbaiki pelaksanaan program dan untuk memadukan pelayanan-pelayanan. Sebagai contoh, suplemen besi biasanya diganggu oleh sektor kesehatan reproduktif, yang sering tidak mengenai atau bahkan tidak memanfaatkan pentingnya supplement.

No comments:

Post a Comment

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...