Saturday, October 31, 2009

Pembuatan bubuk Fe2O3 amorf dengan ukuran-ukuran partikel yang berbeda

Abstrak

Sebuah metode untuk pembuatan bubuk Fe2O3 amorf dengan ukuran partikel sekitar 35 nm telah dilaporkan. Keamorfan nanopartikel Fe2O3 ditentukan dengan difraksi sinar-X (XRD), dan dengan pengukuran difraksi elektron. Pengontrolan ukuran partikel dapat dilakukan dengan TEM (mikroskop elektron transmisi), DSC (scan kalorimetri diferensial), TG (termogravimetri), pengukuran luas permukaan (BET) dan pengukuran magnetisasi Quantum Design SQUID. Magnetisasi Fe2O3 amorf murni sangat rendah (< 5 emu g-1) dan membentuk kristal pada 285 ± 10oC. Sifat-sifat yang diukur menunjukkan tingginya ketergantungan ukuran partikel terhadap konsentrasi Fe(CO)5 dalam decalin. Semakin encer larutan, semakin kecil ukuran partikel produk Fe2O3 amorf yang . . . . (Download Teks Lengkap (Pdf) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Friday, October 30, 2009

Pemberian Makanan/Menyusui

Pola-pola pemberian makan/menyusui dini

Karena susu yang berasal dari ibu dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan bayi, maka pemberian ASI pada 6 bulan pertama masa hidup bayi sangat direkomendasikan. Kebanyakan penyakit kronis tidak mengkontraindikasikan pemberian ASI.

Seorang ibu harus didorong untuk menyapih bayinya langsung setelah kelahiran. Idealnya, konseling dan persiapan untuk pemberian ASI dimulai pada beberapa bulan atau pekan kehamilan. Selama beberapa hari pertama setelah kelahiran, bayi yang menyusui mendapatkan kolostrum yang memenuhi kebutuhan bayi selama pekan pertama. Kolostrum ini mengandung sedikit lemak dan karbohidrat tetapi lebih banyak protein dan natrium, kalium serta klorida yang lebih banyak dibanding ASI biasa. Kolostrum ini juga merupakan sumber zat-zat immunologi yang sangat baik.

Bayi yang menyusui dengan susu formula kemungkinan akan mendapatkan susu fromula yang telah disiapkan di rumah sakit. Di rumah, produk-produk yang telah dibekukan seperti formula pekat harus dicampur dengan air hangat atau dipanaskan sampai suhu badan dalam penangas air. Susu formula yang siap dikonsumsi juga harus dihangatkan. Pemanasan mikrowave direkomendasikan karena risiko luka-bakar akibat susu formula yang terlalu panas atau panasnya tidak merata.
Perkembangan skill makan/menyusui

Pada saat kelahiran, bayi mengkoordinasikan antara penghisapan, bernafas, dan menelan dan dipersiapkan untuk menyusui cairan dari payudara atau dot, tetapi tidak mampu menanangi makanan yang memiliki tekstur. Selama tahun pertama, bayi normal mulai memiliki kontrol kepala, kemampuan untuk bergerak dalam dan mempertahankan postur didik, dan kemampuan untuk menggenggam, pertama-tama dengan genggaman telapak tangan dan kemudian dengan genggaman menjepit dengan jari-jari. Mereka mulai memiliki kemampuan menghisap dan mengunyah. Pada tahun kedua, mereka belajar makan sendiri secara independen dengan menggunakan sendok.

Penambahan makanan semi padat

Kesiapan perkembangan dan kebutuhan gizi adalah kriteria yang menentukan saat-saat yang tepat untuk menambahkan ASI dengan berbagai makanan. Selama 4 bulan pertama, bayi mulai memiliki kontrol kepala dan leher, pola-pola motoris mulut berkembang dari menghisap menjadi melumat sebagai awal pola penghisapan dewasa.

Antara usia 4 sampai 6 bulan, pemberian makanan yang sedikit keras mulai bisa diberikan. Sereal bayi biasanya diberikan pertama kali. Untuk mendukung perkembangan pertumbuhan, sereal diberikan kepada bayi dengan sebuah sendok, tidak digabungkan dengan formula dalam dot; setelah itu, berbagai makanan komersial dan yang dibuat sendiri bisa diberikan. Urutan pemberian makanan-makanan ini cukup penting. Pemberian makanan tunggal yang baru pada interval 2-7 hari memungkinkan orang tua untuk mengidentifikasi jika ada respon alergi atau intoleransi makanan (Butte dkk., 2004). Memberikan sayur-sayuran sebelum buah-buahan bisa meningkatkan penerimaan terhadap . . . . (Download Teks Lengkap (Pdf) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Thursday, October 29, 2009

APOCRINE CHROMHIDROSIS

Apocrine chromhidrosis menunjuk pada sekresi keringat berwarna oleh kelenjar-kelenjar apokrin. Penyakit ini adalah penyakit terlokalisasi yang mengenai kulit yang memiliki apokrin dan memiliki dua varietas klinis, yaitu axillary dan facial. Keterlibatan areolar juga telah ditemukan. Pigmen yang bertanggungjawab untuk pembentukan warna dihasilkan di dalam kelenjar-kelenjar apokrin, berbeda dengan false chromhidrosis atau extrinsic chromhidrosis, dimana bakteri, jamur, atau dye lokal bisa mewarnai keringat apokrin.

Aspek-aspek historis

Yonge pertama kali menemukan chromhidrosis facial pada tahun 1709. Pengetahuan bahwa sekresi ini berasal dari apokrin diketahui pada tahun 1954 oleh Shelley dan Hurley, yang juga menemukan chromhidrosis apokrin axillary secara rinci, menyurvei literatur-literatur dunia, dan menentukan lipofuscin sebagai pigmen yang bertanggungjawab.

Epidemiologi

Apocrine chromhidrosis tidak terlihat sampai setelah masa pubertas. Ketika fungsi sekresi apokrin mulai aktif. Penyakit ini semakin berkurang saat menginjak usia lanjut, sesuai dengan menurunnya aktivitas kelenjar apokrin. Penyakit ini lebih umum ditemukan pada ras kulit hitam ketimbang kulit putih. Tidak ada kecenderungan jender, kerja, atau geografis, dan variasi musim atau iklim hanya memberikan sedikit atau tidak ada pengaruh terhadap . . . . (Download Teks Lengkap (Pdf) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Wednesday, October 28, 2009

Antropologi Feminist

Dalam artikel ini, penulis menegaskan bahwa antropologi feminist sebagai sebuah bidang studi harus memiliki pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana kekuasaan diferensial dianggap sebagai perbedaan jender. Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini memerlukan sebuah pendekatan terhadap penelitian jender dan kekuasaan yang mengartikulasikan hubungan antara struktur dan agensi. Pendekatan seperti ini adalah salah satu pendekatan yang menganalisis praktek jender dari waktu ke waktu berdasarkan perspektif intersubjektif dan politik. Terakhir, penulis mempertahankan bahwa antropologi feminist merupakan sebuah klaim keadilan, yang memerlukan seeuah etika keterlibatan. Bekerja pada proyek ini, para antropologis feminist memberikan kontribusi bagi perdebatan tentang konsep kebudayaan dan masalah epistemologis dari representasi dalam antropologi dengan sebuah cara yang memungkinkan antropologi berbicara lebih lancar terhadap debat sekarang dalam penelitian-penelitian kultural tetang politik kebudayaan.

Atropologi feminis berada dalam sebuah “ruang interogatif” (Kirby 1991, 395) dimana pertanyaannya, pendekatannya, dan etikanya diperjuangkan. Strathen melangkah lebih jauh, dengan memperjuangkan bahkan kemungkinan dari antropologi feminist:

Feminist dan ilmu antropologi mendukung pendekatan-pendekatan berbeda terhadap alam dari dunia yang terbuka bagi peneiltian. Ini tidak bisa digabungkan atau dipasangkan. Asumsi-asumsi mereka tidak berdampingan dalam hubungan keseluruhan sehingga salah satu bisa diserap oleh yang lainnya, tidak juga memiliki tujuan umum untuk pertukaran yang saling menguntungkan di antara keduanya: yang satu bukan pengganti bagi . . . . (Download Teks Lengkap (Pdf) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Tuesday, October 27, 2009

Apakah Wanita dengan Pria sama seperti Alam dengan Kebudayaan?

Banyak kreativitas dari antropologi yang berasal dari tekanan antara dua permintaan, yaitu haruskah kita menjelaskan manusia secara keseluruhan dan haruskah kita menjelaskan kebudayaan secara khusus. Dengan kedua hal ini, berhadapan dengan subjek wanita akan menjadi lebih menantang dan lebih sulit. Status sekunder wanita dalam masyarakat adalah sebuah fakta universal namun juga budaya umum. Meski demikian, dalam fakta universal tersebut, konsepsi kultural spesifik dan simbolisasi wanita sangat berbeda dan bahkan saling kontradiksi. Lebih lanjut, perlakuan yang sebenarnya terhadap wanita dan kekuatan relatif serta kontribusi mereka sangat bervariasi dari satu budaya ke budaya lainnya, dan pada periode-periode berbeda dalam sejarah tradisi budaya tertentu. Kedua poin ini – fakta universal dan variasi budaya – membentuk masalah-masalah yang akan dijelaskan disini.

Ketertarikan saya dalam hal ini tentu saja lebih dari sekedar akademik: Saya ingin melihat perubahan sesungguhnya yang terjadi, munculnya sebuah orde sosial dan kultural dimana berbagai potensi manusia yang terbuka bagi wanita juga terbuka bagi pria. Kesemestaan pengabdian wanita, fakta yang ada dalam setiap tipe tataran sosial dan ekonomi dan dalam masyarakat yang sekompleks apapun, menunjukkan kepada saya bahwa kita telah menyerah terhadap sesuatu yang sangat besar, sangat sulit, sesuatu yang tidak bisa diatasi hanya dengan menata ulang beberapa tugas dan peran dalam sistem sosial. Atau bahkan dengan menyusun ulang seluruh  struktur keonomi secara keseluruhan. Dalam makalah ini saya mecoba untuk memaparkan logika mendasar dari pemikiran kultural yang mengasumsikan kerendahan wanita; saya juga mencoba untuk menunjukkan sumber sosial dan kultural yang logis untuk mengindikasikan dalam mana terdapat . . . . (Download Teks Lengkap (Pdf) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Monday, October 26, 2009

Antropometri Ibu dan Dampaknya Terhadap Kelahiran Bayi

Disamping dampak sosial-ekonomi dan karakteristik lingkungan yang ditimbulkan oleh ibu, terdapat minat yang semakin meningkat dalam penggunaan pengukuran antropometri ibu sebagai sebuah cara untuk memperkirakan berat lahir. Komponen penting dari status gizi ibu yang memiliki dampak signifikan terhadap hasil kehamilan adalah keseimbangan energi, yang tercerminkan dalam ukuran simpanan tubuh. Penilaian antropometris status gizi sangat bermanfaat karena dapat memberikan informasi tentang simpanan lemak serta aspek-aspek lain dari ukuran-tubuh ibu dan komposisi yang mempengaruhi dampak kehamilan. Penilaian status gizi bergantung pada pegukuran tinggi, berat pra-hamil (PPW), berat badan saat hamil pada trimester yang berbeda, pertambahan berat badan selama kehamilan, ketebalan lipatan kulit dan lingkar tungkai. Beberapa tolak ukur mencerminkan status gizi seorang wanita atau simpanan energi ketika dia mulai hamil (tinggi, PPW), sedangkan yang lainnya mencerminkan perubahan status gizi selama berlangsungnya kehamilan (ketebalan lipatan kulit, lingkar tungkai, PWG, bobot saat hamil). Tolak ukur yang terakhir ini dapat dikaitkan dengan perubahan-perubahan simpanan energi ibu, perkembagan jaringan reproduksi maternal, volume darah yang meningkat dan cairan ekstraselular dan pertumbuhan janin. Ukuran ibu telah diketahui terkait dengan berat . . . . (Download Teks Lengkap (Pdf) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Saturday, October 24, 2009

ANALISIS REAKSI-REAKSI PULPA TERHADAP PROSEDUR-PROSEDUR RESTORATIF, MATERIAL, PULP CAPPING, DAN TERAPI-TERAPI DI MASA MENDATANG

Pendahuluan

Regenerasi atau penggantian jaringan-jaringan mulut yang dipengaruhi oleh penyakit-penyakit bawaan, trauma, dan penyakit neoplastis atau infeksi diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah gigi. Dalam jangka 25 tahun ke depan, perkembangan dalam kedokteran gigi restoratif akan didukung dengan tersedianya gigi, organ, dan jaringan mulut buatan, serta tersedianya faktor-faktor pertumbuhan untuk menstimulasi reparasi gigi, meregenerasi jaringan yang hilang, menghasilkan vaksinasi terhadap virus, dan secara genetik merubah patogen-patogen penyakit untuk membantu menanggulangi karies dan periodontitis. Permintaan pasien akan terapi teknik jaringan semakin besar. Setiap tahun, sekitar $400 milyar dihabiskan untuk mengobati orang-orang Amerika yang menderita beberapa jenis penyakit jaringan gigi atau kegagalan organ tahap-akhir. Ini mencakup 20.000 transplant organ, 500.000 penggantian joint, dan jutaan prosedur gigi dan kraniofasial mulut, mulai dari restorasi gigi sampai rekonstruksi jaringan lunak dan jaringan termineralisasi pada . . . . (Download Teks Lengkap (Pdf)
| Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Wednesday, October 14, 2009

Analisa Reaksi MonomethylGermane pada Permukaan Si (001) Dengan Menggunakan Rheed dan XPS – Dalam rangka Pembuatan Ge yang Tertanam dalam Struktur Si

Abstrak

Reaksi permukaan tahap awal antara permukaan monomethylgermane (MMGe: GeH3CH3) dan Permukaan Si (001) telah dianalisa menggunakan reflection high-energy electron diffraction (RHEED), scanning tunneling microscopy (STM) dan X-Ray photoelectron spectroscopy (XPS). Reaksi yang sama terjadi dengan menggunakan monomethylsilane. Yaitu, struktur c(4x4) yang mungkin disebabkan oleh penggabungan karbon ke dalam substrat Si, tampak setelah penambahan molekul MMGe, diikuti pembentukan gundukan SiC pada saat c(4x4) hilang. Pada waktu yang sama, Spot Ge yang berikatan diamati di dekat spot SiC kembar. XPS menunjukkan bahwa atom-atom Ge terdapat dalam bentuk Ge atau SiGe pada lapisan permukaan. Puncak fotoluminesensi (PL) yang lemah pada sekitar 0,85 eV dan 0,95 eV, yang dianggap berasal dari nanodot Ge, juga diamati.

Kata kunci
Ge, SiC, Struktur Si(001)-c(4x4), Monometylgermanium . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Konjungtivitis Alergi

1. Definisi

Konjungtivitis alergi adalah sebuah infeksi pada permukaan bola mata dan di dalam kelompok mata yang diakibatkan oleh reaksi-reaksi alergi dan reaksi-reaksi yang dimediasi imun. Konjungtivitis alergi umum terjadi di musim semi atau musim panas. Jika terjadi pada musim. Jika terjadi pada musim demam karena alergi jerami (hay fever) maka disebut sebagai konjungtivitis alergi musiman dan jika terjadi sepanjang tahun disebut sebagai konjungtivitis perennial.

2. Gejala Klinis

Gejala-gejala yang terkait dengan konjungtivitis alergi sangat penting bagi diagnosis, meski seringkali tidak terdiagnosa. Gejala-gejala pathognomonic dari alergi okluar adalah gatal-gatal; tanpa gatal-gatal, kondisi yang ada tidak boleh dianggap sebagai alergi okular. Gejala lainnya antara lain: keluar air mata, edema konjungtiva dan kelopak mata, mata merah, dan fotopobia.

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk konjungtivitis alergi bisa dilakukan dengan beberapa cara pengujian.

a. Kultur, smear dan kikisan

Kultur konjungtiva dan smear atau kikisan harus diambil untnuk konjungtivitis kronis, neonatal, hyperakut, atau kojungtivitis rekuren. Juga harus dipertimbangkan untuk kasus-kasus dimana konjungtivitis tidak responsif terhadap perawatan dan untuk pasien-pasien yang terganggu sistem kekebalannya.... (Download Teks Lengkap (PDF)
| Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Tuesday, October 13, 2009

Actinic Keratosis

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Actinic keratosis (AK) merupakan sebuah lesi kulit yang diakibatkan oleh sinar UV dan bisa berkembang menjadi karsinoma sel squamous invasif. Sejauh ini, AK merupakan lesi paling umum dengan potensi ganas untuk muncul pada kulit. AK ditemukan pada orang-orang yang berkulit kuning-langsat utamanya di daerah-daerah yang sering terpapar jangka-panjang terhadap sinar matahari, dengan frekuensi yang diperkirakan sekitar 40-50% populasi dewasa yang berusia diatas 40 tahun di Australia, sebuah negara yang memiliki tingkat kanker kulit tertinggi di dunia.

Walaupun sifat AK pra-malignant telah ditemukan hampir 100 tahun yang lalu, namun nama AK baru diperkenalkan pada tahun 1958. Istilah ini berarti pertumbuhan bersisik yang menebal (keratosis) yang diakibatkan oleh sinar-matahari (actinic). Lesi-lesi ini umum ditemukan pada penduduk kulit putih. Di Amerika Serikat, AK merupakan alasan kedua paling umum untuk mengunjungi dermatologis. Beberapa dari lesi ini bisa berkembang menjadi karsinoma sel squamous invasif dengan potensi metastatik. Lesi-lesi ini bisa diberantas secara aman dan efektif, sehingga dengan demikian terapi dapat . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Kombinasi dosis adapalen dan benzoil peroksida untuk pengobatan acne vulgaris: Hasil dari penelitian multi-senter, acak samar-ganda, dan penelitian te

Abstrak

Latar belakang: Sebuah kombinasi dosis adapalen 0,1% dan benzoil peroksida (BPO) 2,5% dalam bentuk gel telah dibuat untuk pegobatan acne satu kali dalam satu hari.

Tujuan: Untuk mengevaluasi keampuhan gel kombinasi adapalen 0,1% dan 2,5% (adapalen-BPO) untuk pengobatan acne.

Metode: Sebanyak 517 subjek diberikan salah satu dari dosis berikut: adapalen-BPO, adapalen, BPO, atau medium gel secara acak dalam sebuah percobaan terkontrol samar-ganda selama 12 pekan (pengacakan 2:2:2:1). Evaluasi mencakup tingkat keberhasilan (subjek “mulus” atau “hampir mulus”), jumlah lesi, tolerabilitas cutaneous, dan kejadian-kejadian berbahaya.

Hasil: Gel kombinasi dosis adapalen dan BPO jauh lebih efektif dibanding terapi-tunggal menggunakan adapalen saja atau BPO saja, dengan perbedaan total jumlah lesi yang signifikan diamati setelah 1 pekan. Frekuensi kejadian berbahaya dan profil kemampuan-toleransi (tolerabilitas) cutaneous untuk adapalen-BPO cukup mirip dengan terapi adapalen saja.

Kekurangan: Data-data dari penelitin ini diperoleh melalui sebuah percobaan terkontrol. Hasil-hasil yang diperoleh dalam praktek klinis bisa saja berbeda.

Kesimpulan: Kombinasi dosis adapalen dan BPO memiliki keampuhan yang jauh lebih besar untuk pengobatan acne vulgaris dalam waktu paling cepat 1 pekan dibanding dengan terapi adapalen saja tau BPO saja, dengan profil keamanan yang bisa disamakan dengan . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Monday, October 12, 2009

Kritik Terhadap Filosofi-Filosofi Absolutist Mengenai Matematika

1. Pendahuluan

Tujuan utama dari bab ini adalah menguraikan dan mengkritik sebuah perspektif epistemologi yang dominan mengenai matematika. Perspektif ini adalah pandangan absolutist yang menganggap bahwa kebenaran matematika pasti secara absolut, sehingga matematika merupakan salah satu dan mungkin satu-satunya bidang pengetahuan yang pasti, tidak diragukan dan objektif. Pandangan ini berlawanan dengan pandangan fallibilist yang mengatakan bahwa kebenaran matematikan masih bersifat dapat dibenarkan, dan tidak boleh dianggap tidak memerlukan lagi revisi atau koreksi.

Banyak yang membentuk perbedaan antara absolutist-fallibilist karena, seperti yang ditunjukkan selanjutnya, pilihan yang diadopsi oleh kedua perspektif filosofis ini kemungkinan adalah faktor epistemologi paling penting yang mendasari pengajaran matematika.

2. Filosofi Matematika

Filosofi matematika adalah cabang dari filosofi yang tugasnya adalah mencerminkan dan mewakili sifat matematika. Ini adalah tugas khusus dari epistemologi yang menerangkan pengetahuan manusia secara umum. Filosofi matematika menjawab pertanyaan seperti: Apa yang menjadi dasar untuk pengetahuan matematika? Apa sifat mendasar dari kebenaran matematika? Apa yang mencirikan kebenaran matematika? Bagaimana justifikasi untuk penegasannya? Megapa kebenaran dari matematika adalah kebenaran yang diperlukan?....(Download Teks Lengkap (PDF)
| Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Sunday, October 11, 2009

Penerapan Sistem ABC (Pembiayaan Berbasis Aktivitas) Pada sebuah Sistem Perawatan Kesehatan Swasta di Peru.

I. Pendahuluan

Pembiayaan yang berbasis aktivitas (ABC) merupakan sebuah pendekatan dinamis untuk menentukan biaya-biaya dengan menetapkan biaya-biaya tersebut terhadap aktivitas-aktivitas mendasar yang dilakukan dalam sebuah organisasi. Meski telah luas diterapkan dalam berbagai industri barang, namun sistem ABC ini bukanlah sebuah sistem yang benar-benar baru dalam bidang perawatan kesehatan. Banyak rumah sakit dan organisasi-organisasi di Amerika Serikat yang telah menggunakan sistem ABC untuk meningkatkan manajemen sumberdayanya (Player 1998; Canby 1995; Dowless 1997). Beberapa analisis pelayanan kesehatan di negara-negara berkembang juga telah menggunakan komponen-komponen sistem ABC (Levin dkk., 1999). Akan tetapi, bahkan di Amerika Serikat, sistem ABC bisa memerlukan waktu yang banyak dan cukup kompleks, dengan biaya yang berpotensi melebihi manfaat yang diperoleh (Chan 1993).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kelayakan dan manfaat penggunaan ABC oleh sebuah penyedia perawatan-kesehatan di sebuah negara berkembang. Yang menjadi responden adalah para manajer di Institut Perawatan Kesehatan Berkualitas Tinggi MaxSalud, sebuah organisasi swasta dan nirlaba di Chiclayo, Peru. MaxSalud didirikan pada tahun 1994 dibawah Proyek Institusi Kesehatan Penguat/Komponen Utara, yang didanai oleh Perwakilan Amerika Serikat untuk pembangunan Internasional, agar dapat memberikan perawatan kesehatan yang berkualitas tinggi dan terjangkau. Organisasi ini terletak di sebuah provinsi pesisir di bagian utara dengan jumlah penduduk sekitar 730.000 jiwa. Saat penelitian dilakukan, MaxSalud terdiri dari: (a) sebuah unit pendukung manajemen (MSU), yang memberika bantuan teknis dan wawasan kepada dua laboratorium medis sistem klinik dan rumah tangga; (b) sebuah klinik kesehatan di Balta; dan (c) sebuah klinik kesehatan di Urrunaga. Sistem ini telah menambah dua klinik dalam jaringan. Klinik Balta, yang terletak di sebuah area komersial yang sibuk di kota Chiclayo, melayani sebuah komunitas yang terdiri dari sekitar 12.500 penduduk. Klinik Urrunaga melayani penduduk berpendapatan rendah sekitar 7.500 dan terletak di sebuah daerah peri-urban, komunitas pinggiran; klinik ini hanya terbuka setengah hari setiap harinya. Pelayanan Urrunaga cukup mirip dengan pelayanan di Balta, kecuali bahwa Urrunaga hanya menawarkan pelayanan darurat terbatas dan tidak menawarkan pelayanan anak dan gynekologi sama sekali. Akan tetapi, Urrunaga mencakup lebih banyak komunitas dibanding . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Fisiologi Sel Myeloid dan Penyakit-Penyakit yang Terkait Dengannya

I. PENDAHULUAN

Sel myeloid adalah sebuah bagian dari sel darah putih, atau leukosit. Bagian ini mencakup neutrofil, eosinofil, monosit, dan basofil. Sel-sel ini memediasi pertahanan host terhadap infeksi dan memodulasi respon kekebalan. Semua sel ini, bersama dengan eritrosit dan platelet, berasal dari prekursor sel batang myeloid yang umum (lihat Gbr. 2-6).

II. KAJIAN LABORATORIUM

A)Sebuah penghitung sel otomatis digunakan untuk menentukan jumlah sel darah putih dalam setiap 1 mikroliter (μL) atau 1 milimeter kubik (mm3) darah.
B)Sel dianalisis lebih lanjut untuk menentukan persentase setiap sub-jenis, atau proporsi relatif dari masing-masing tipe sel.
C)Jumlah pasti dari masing-masing komponen sel darah puih yang bersirkulasi ditentukan dengan mengalikan persentase setiap tipe sel dengan total jumlah sel darah putih.
D)Tabel 14-1 memuat istilah-istilah yang digunakan untuk menjelaskan variasi-variasi dalam perbedaan sel darah putih.
E)Tabel 14-2 dan 14-3 menunjukkan jumlah sel darah putih sederhana dan proporsi relatif dari masing-masing tipe sel dalam berbagai situasi klinis . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Perdarahan Parah Yang Terjadi Selama Dilakukannya Biopsy Incisional

Abstrak

Latar Belakang : Prosedur-prosedur bedah dengan menggunakan anestesi lokal banyak digunakan oleh dokter gigi dan sangat rentan terhadap komplikasi-komplikasi signifikan yang memerlukan perawatan langsung dari spesialis gigi.

Laporan : Laporan ini menyajikan sebuah kasus perdarahan arteri parah yang terjadi selama pemindahan sebuah lesi dalam proses biopsy incisional.

Ringkasan : Untuk perdarahan arteri parah yang terjadi di klinik gigi konvensional, kompresi manual untuk menahan perdarahan dan penggunaan sumber cahaya yang layak untuk memvisualisasikan asal-usul perdarahan secara tepat, dianjurkan. Jika bisa dilihat, maka ahli-bedah gigi harus mencoba untuk melakukan pengikatan atau pembalutan oklusif. Jika perdarahan tidak bisa dikendalikan dengan tindakan-tindakan ini, maka pasien harus dirujuk ke sebuah rumah sakit sambil tetap melanjutkan kompresi lokal selama dirujuk ke rumah sakit.

Kata kunci : Komplikasi bedah, perdarahan arteri, biopsy incisional, patologi mulut, bedah mulut . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Perawatan ortodontik yang tanpa pencabutan tidak selamanya merupakan perawatan non-ekstraksi?

Abstrak

Meskipun umum dalam perawatan ortodontik dan ortopedik kontemporer untuk memulai perawatan bagi pasien-pasien yang sedang tumbuh selama periode gigi bercampur (mixed-dentition), pembentukan ruang anterior, yang sering melibatkan distalisasi atau penghambatan gigi molar permanen atas dan bawah, telah dibuktikan banyak menyebabkan ketidakcukupan ruang anterior. Walaupun ekstraksi gigi pra-molar permanen mungkin sudah dapat dihindari, namun molar permanen kedua dan ketiga yang tumbuh selanjutnya sering dipengaruhi, sehingga terjadi impaksi molar pada beberapa kasus. Ini tidak berarti bahwa perawatan ortodontik yang dilakukan tanpa pencabutan pra-molar tidak ideal pada banyak kasus, tetapi dengan bukti yang ada, prosedur-prosedur “non-ekstraksi” ini masih perlu dipertanyakan, sehingga dokter gigi dan masyarakat umum pada umumnya tidak keliru dalam memahaminya.


PENDAHULUAN

Pengaruh perawatan ortodontik terhadap gigi dan skeletal biasanya ditimbulkan oleh perubahan-perubahan yang bisa terjadi pada pertumbuhan normal di ketiga dimensi. Dengan demikian, perawatan ortodontik yang dilakukan selama fase pertumbuhan aktif bisa sangat mempengaruhi perkembangan gigi. Sebagai contoh, perawatan yang melibatkan distalisasi atau penghambatan molar, yang dimaksudkan untuk membuat ruang dalam bagian anterior lengkung dan mencegah ekstraksi pra-molar, cenderung dapat menghasilkan ketidakcukupan ruang dalam bagian posterior lengkung. Ini bisa sangat mempengaruhi erupsi molar kedua dan ketiga. Waluapun molar ketiga pada umumnya merupakan gigi terakhir yang tumbuh pada kedua lengkung dan terletak pada batas posterior gigi-geligi, namun potensi erupsi dari gigi-gigi ini harus selalu dijadikan pertimbangan penting oleh dokter gigi umum dan ahli ortodontik ketika merencanakan pengobatan aktif dan perawatan jangka panjang. Berdasarkan sebuah penilaian cermat terhadap pertumbuhan wajah dan perkembangan gigi, dokter harus membuat keputusan sendiri tentang penatalaksanaan definitif untuk molar ketiga bagi masing-masing pasien . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Teknik Baru Untuk Osteotomi Mandibular

Abstrak

SSO (Sagittal Split Osteotomy) merupakan sebuah tehnik bedah yang banyak digunakan untuk mobilisasi mandibular dalam prosedur-prosedur orthognatic. Akan tetapi, desain tradisional osteotomi buccal, yang terdapat pada pertemuan antara cabang dan badan mandibular, bisa mencegah pergeseran antara segmen-segmen tulang, khususnya pada bagian atas, bagian samping dan tengah badan mandibular. Penulis mengusulkan sebuah tehnik baru dan sebuah solusi konseptual, dimana osteotomi dilakukan pada bagian yang lebih jauh dari badan mandibular, setelah mental formamen. Secara teknis, luas daerah yang bersentuhan antara permukaan-permukaan tulang bersumsum yang berpori akan bertambah, sehingga menghasilkan pergeseran yang lebih besar diantara segmen-segmen tulang tersebut; tehnik ini juga mempermudah penggunaan sistem fiksasi kaku, dengan sekrup plat-mini dan sekrup monokortikal. Secara konseptual, tehnik ini mengganggu tangkai penahan dari rahang . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

PENYAKIT KUNING PADA BAYI BARU LAHIR: METABOLISME PIGMEN EMPEDU PADA JANIN DAN BAYI BARU LAHIR

PENDAHULUAN

Penelitian-penelitian terhadap anak-anak baru lahir menunjukkan adanya karakter yang luar biasa dari masa transisi ini. Berdasarkan perbandingan dengan kondisi janin yang normal dan kondisi yang relatif stabil pada dua pekan kedua, transisi beberapa menit, jam dan hari pertama setelah kelahiran memiliki bahaya-bahaya yang ekstrim ditinjau dari segi biokimia yang mencakup antara lain anoxia, asidosis, hypoglikemia dan akumulasi zat beracun yang bisa terlihat dengan warnanya. Penyakit kuning pada bayi baru lahir dapat diklarifikasi dengan kajian biokimia intensif.

Disini akan ditekankan perkembangan-perkembangan terbaru dan akan dibatasi pada hyperbilirubinemia tak-terkonyugasi, yang sebagian besar karena belum mungkin untuk membahas penyakit kuning cholestatic dari segi biokimia.
POLA PENYAKIT KUNING PADA BAYI BARU LAHIR

Penyakit kuning terjadi pada setengah jumlah bayi baru lahir dan sangat menonjol. Dengan demikian, ini menarik perhatian para tenaga klinis di abad ke-19 dan berbagai penelitian dilakukan, dengan menggunakan alat dan konsep yang ada pada saat itu. Pada umumnya disepakati bahwa hemolisis yang meningkat diakibatkan oleh penyakit-kuning. Ini ditunjukkan oleh hematokrit tinggi pada saat kelahiran yang biasanya berkurang setelah itu dan dengan kejadian penyakit-kuning ekstrim pada penyakit hemolitik yang diketahui. Konsentrasi biliburin dalam plasma sebesar 60 mg/100mL, atau lebih, biasa terjadi pada penyakit hemolitik yang tidak dirawat pada anak baru lahir. Metode-metode moderen untuk memperkirakan degradasi sel darah merah pada anak baru lahir mengindikasikan bahwa jumlahnya tidak jauh lebih besar dibanding pada dewasa. Penelitian-penelitian yang berdasarkan sel-sel darah merah berlabel-kromium menunjukkan peningkatan pergantian sekitar 30 persen dan pengukuran terbaru tentang pembentukan karbon monoksida menunjukkan bahwa pada bayi baru lahir hemoglobin mengalami penguraian selama dua kali dari yang dialami . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Saturday, October 10, 2009

Penyakit-Penyakit Sistem Kekebalan

SISTEM KEKEBALAN ALAMI (AUTOIMMUNE)

Teori-Teori Dasar

Tujuan umum dari sistem kekebalan adalah untuk mempertahankan integritas diri dengan cara membedakannya dengan yang tidak termasuk komponen diri sendiri. Banyak mekanisme yang berfungsi secara selaras untuk mempertahankan host. Mekanisme-mekanisme ini dibagi menjadi dua yaitu kekebalan alami dan kekebalan non-alami. Pada masing-masing sistem kekebalan ini terlibat komponen-komponen selular dan komponen-komponen yang dapat larut. Kekebalan alami merupakan pembawaan sejak lahir, tidak spesifik, dan merupakan pertahanan pertama bagi host. Kekebalan tidak-alami bersifat spesifik, tergantung pada eksposur terhadap antigen, dan menjaga memori untuk mengenali antigen tersebut.

Ilmu immunologi telah berkembang dengan sangat pesat. Era baru ini didukung oleh ditemukannya antibody-antibodi monoclonal, yang bisa mengidentifikasi penanda (marker) permukaan sel. Penemuan ini telah merevolusi penelitian tentang limfosit dan memungkinkan kita untuk mengenali sub-populasi dalam sel ini. Limfosit T dan B telah ditemukan, dimana sel T diklasifikasikan lagi menjadi sel T helper (T4) dan sel T suppressor (T8). Sel-sel T helper membantu dalam produksi antibody melalui sel-sel B, dan sel-sel T suppressor menghambat produksi antibody. Monosit-monosit atau makrofage-makrofage juga memegang peranan yang penting dalam pemrosesan dan kenampakan antigen untuk produksi antibody yang lebih efisien. Sel-sel efektor ini diregulasi oleh berbagai mekanisme kontrol. Mekanisme-mekanisme kontrol ini dapat membentuk sebuah keseimbangan immunoregulatory untuk mempertahankan toleransi-sendiri . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Enzimologi : Ilmu tentang enzim

Enzim adalah agen-agen kimia yang memungkinkan berlangsungnya proses biokimia tubuh dengan mekanisme yang cocok dengan kehidupan. Secara esensial, seluruh reaksi biokimia dikatalisis oleh enzim. Tanpa adanya enzim, reaksi-reaksi tersebut akan terjadi dengan lambat sehingga tidak bisa memberikan energi dan kebutuhan metabolisme tubuh. Enzim-enzim memiliki implikasi yang penting sebagai penentu kesehatan dan penyakit. Penyakit yang dikenal sebagai akibat kesalahan metabolisme sejak lahir diakibatkan oleh kelainan sintesis enzim yang ditentukan secara genetik. Apabila terjadi injury selular, seperti gangguan suplai darah atau inflamasi jaringan atau nekrosis, maka enzim-enzim tertentu akan masuk ke dalam plasma dan di tempat ini kadarnya meningkat. Kadar enzim di dalam plasma ini bisa ditentukan untuk membantu dalam pendeteksian penyakit dan dalam diagnosis deferensial serta prognosis penyakit. Kadar-kadar enzim juga bisa bermanfaat dalam memantau perjalanan terapi pada saat dilakukan. Dengan demikian, enzimologi klinik merupakan sebuah aspek menyeluruh dari ilmu laboratorium klinik. Bab ini akan membahas tentang sifat-sifat dan fungsi enzim sebagai katalis biokimia dan tolak-ukurnya, enzim-enzim yang penting secara klinis dan manfaatnya dalam . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Memproyeksikan Pendapatan Pemerintah Daerah

Kita tidak bisa meramalkan perubahan-perubahan berbagai faktor ekonomi, politik, dan administratif yang mempengaruhi pendapatan pemerintah daerah. Kita juga tidak bisa mengharapkan metode-metode statistik, tehnik-tehnik statistik atau komputer untuk melakukan hal-hal yang tidak mungkin. Namun, metode-metode tertentu, tehnik-tehnik tertentu, serta pendekatan-pendekatan tertentu bisa membantu pemerintah daerah dalam memperkirakan pendapatan di masa mendatang. Dengan menganalisis trend terkini dan faktor-faktor yang mendasarinya, kita bisa membuat sebuah proyeksi tentang pendapatan di masa yang akan datang.

Proyeksi: Sebuah perkiraan tentang kemungkinan-kemungkinan di masa yang akan datang berdasarkan trend-trend sekarang. (Kamus Webster).

Yang menjadi kunci bagi proyeksi yang baik adalah analisis yang baik. Analisis yang baik memerlukan pemahaman tentang sistem pendapatan dan faktor-faktor atau peristiwa-peristiwa yang telah mempengaruhi pendapatan-pendapatan di masa lalu, memiliki informasi yang cukup dan tepat waktu, serta melakukan pertimbangan yang baik. Artikel ini memaparkan sebuah pengantar terhadap salah satu pendekatan, yaitu analisis time-series. Walaupun pendekatan ini menggunakan metode-metode statistik tertentu yang bisa membantu, namun manfaat pendekatan ini tergantung pada penekanannya terhadap analisis trend-trend terkini dengan cara membagi catatan-catatan koleksi terdahulu (time-series) menjadi bagian-bagian komponennya dan menggunakan analisis ini sebagai dasar untuk melakukan . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Infeksi HIV tahap awal dan infeksi virus hepatitis C terkait dengan meningkatnya kadar porphyrin dalam darah

Abstrak

Latar belakang: Porphyria cutanea tarda terkait degan infeksi HIV dan virus hepatitis C (HVC).
Tujuan: Untuk mengevaluasi apakah infeksi HIV tahap awal, dengan atau tanpa infeksi HCV, terkait dengan meningkatnya kadar porphyrin dalam darah.

Metode: Kadar porphyrin dalam darah diukur pada sampel-sampel yang diperoleh dari 103 pasien yang mengalami infeksi HIV tahap awal. Hasilnya dibandingkan dengan 89 pasien positif HIV tahap-akhir dan 78 pasien negatif HIV.

Hasil: Kadar porphyrin rata-rata tertinggi ditemukan pada sampel positif-HCV/positif-HIV tahap awal, diikuti dengan sampel negatif-HCV/positif-HIV tahap-awal, positif-HCV/positif-HIV tahap akhir, negatif-HCV/positif-HIV tahap-akhir, positif HCV/negatif-HIV, dan kelompok negatif-HCV/negatif-HIV. Kadar porphyrin yang meningkat terkait independen dengan . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Keampuhan pentoxifyllin dalam pengobatan erupsi papular pruritus pada pasien-pasien yang terifeksi HIV

Abstrak

Latar belakang:
Erupsi papular pruritus (PPE) pada pasien HIV/AIDS merupakan sebuah manifestasi umum dari infeksi HIV. Sayangnya, pengobatan untuk pruritus ini hanya memberikan kesembuhan parsial.

Tujuan:
Tujuan kami dalam penelitian ini adalah untuk menilai keampuhan klinis dari pentoxifyllin dalam pengobatan pruritus pada pasien terinfeksi HIV yang mengalami PPE dengan cara mengukur efeknya terhadap muatan virus HIV dan kadar trigliserida, TNF-α, dan IL-4 dalam serum.

Metode:
Sebanyak 11 dari 12 pasien yang mengalami PPE dan infeksi HIV diberikan resimen pentoxifyllin oral selama 8-pekan penelitian. Derajat pruritus sebelum dan setelah terapi diukur dengan menggunakan skala analog visual yang dilaporkan sendiri oleh pasien (0 = tidak ada dan 10 = paling buruk). Penilaian menyeluruh untuk jumlah dan ukuran lesi PPE dilakukan oleh peneliti, dan kadar TNF-α, IL-4, dan trigliserida dalam serum serta muatan virus HIV, juga diukur.

Hasil:
Jumlah pruritus rata-rata berkurang signifikan (p = 0,0009) dari 6,5 pada awal pemeriksaan menjadi 3,6 pada akhir penelitian. Sebanyak 10 dari 11 pasien mengalami pengurangan pruritus yang berkisar antara 22,6% sampai 87,3%. Penilaian lesi PPE secara menyeluruh menunjukkan pengurangan pada kebanyakan pasien dan sedikit peningkatan pada seorang pasien. Kadar TNF-α dalam serum dapat dideteksi pada seorang pasien di awal penelitian, tetapi tidak terdeteksi lagi pada akhir penelitian. Demikian juga, dua pasien yang memiliki IL-4 terdeteksi dalam serum, memiliki kadar IL-4 dalam serum yang tidak terdeteksi pada akhir penelitian. Kadar trigliserida pada enam pasien berkurang dengan rata-rata 23,9% setelah 8 pekan. Walaupun ketika dibandingkan dengan jumlah pada awal penelitian, muatan virus HIV pada tujuh pasien berkurang, dan ada seorang pasien yang tidak mengalami perubahan, dan tiga pasien meningkat muatan virusnya pada akhir penelitian, namun besarnya perubahan tidak terlalu signifikan secara klinis.

Kesimpulan: Pentoxifyllin merupakan sebuah pengobatan yang aman dan ampuh untuk pruritus pada pasien-pasien terinfeksi HIV yang mengalami PPE. Penelitian terkontrol lebih lanjut diperlukan untuk menguatkan . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

PENGARUH PERBEDAAN JENIS-KELAMIN TERHADAP PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN DAN PENYAKIT

PENDAHULUAN

Temuan pengetahuan di bidang mekanisme perbedaan seksual pada lelaki berlangsung cepat selama beberapa puluh tahun terakhir. Dengan bantuan pengetahuan yang baru ini, terlihat bahwa mekanisme-mekanisme ini, dan mekanisme tercapainya dimorfisme serta penjagaannya, telah memberikan pengaruh besar terhadap sifat biologis dari kedua jenis kelamin yang ada. Ketidaksamaan kedua jenis kelamin sebagaimana dicerminkan dalam representasi penyakit telah lama diketahui. Tetapi ini semua dikaitkan dengan beberapa faktor, yang paling sering adalah dikaitkan dengan faktor sosial. Banyak yang tidak dipahami antara persamaan sosial, dalam arti keadilan, dan kesamaan biologis. Perbedaan jenis kelamin cukup jarang tidak dikaitkan dengan proses reproduksi seksual, yang dianggap sebagai konsekuensi penting dan aspek-aspek fundamental dari mekanisme yang membedakan jenis kelamin. Tetapi ada bukti yang mendukung hal ini dan bahkan mnunjukkan bahwa ketidaksamaan biologis ini bisa diakibatkan oleh mekanisme yang mengatur reproduksi seksual dan seleksi seksual. Beberapa dari isu ini akan menjadi lebih jelas jika kita juga mempertimbangkan mengapa jenis kelamin itu ada . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Pengaruh Jamur Malassezia terhadap Produksi Sitokin oleh Keratinosit Manusia

Abstrak

Jamur Malassezia, bagian dari flora mikrobiologi pada kulit, menyebabkan pityriasis versicolor dan telah ditemukan terlibat dalam patogenesis penyakit-penyakit permukaan kulit lainnya; yang paling penting adalah dermatitis seborheik, folliculitis, dan dermatitis atopik. Akan tetapi, mekanisme yang digunakan jamur ini untuk menyebabkan penyakit-penyakit kulit ini masih belum jelas, dan belum ada penelitian yang dilakukan tentang interaksi antara jamur dan keratinosit, khususnya efek jamur terhadap produksi sitokin oleh keratinosit manusia. Baru-baru ini, genus Malassezia telah berkembang menjadi 7 spesies berdasarkan data molekuler. Pada penelitian ini, kami meneliti efek jamur Malassezia terhadap produksi sitokin (interleukin 1β, 6, dan 8, monosit chemotactic protein-1, dan TNF-α) oleh keratinosit manusia untuk meneliti apakah patogenesitas dari masing-masing Malassezia berbeda satu sama lain dan untuk menyelidiki mekanisme yang digunakan jamur Malassezia dalam menyebabkan dermatosa-dermatosa yang memiliki manifestasi klinis dan patologis berbeda. Kadar interleukin 6 dan 8 yang bervariasi, dan TNF-α dalam supernatant (lapisan paling atas dari kultur) ketika merespon terhadap jamur Malassezia (kecuali M. furfur) meningkat dari 1 sampai 24 jam ko-kultur, tetapi monosit cheotactic protein-1 tidak dapat dideteksi. Lebih lanjut, kadar-kadar sitokin dalam supernatant tidak terdeteksi 1-24 jam setelah keratinosit diambil dengan hanya supernatan Malassezia. Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa Malassezia menstimulasi produksi sitokin oleh keratinosit, produksi sitokin memerlukan adanya Malassezia, dan ada perbedaan kemampuan diantara masing-masing Malassezia untuk mempengaruhi produksi sitokin yang dilakukan oleh keratinosit manusia. Perbedaan-perbedaan ini bisa mencerminkan respon inflammatory yang berbeda pada dermatosa-dermatosa yang terkait Malassezia, sehingga menghasilkan manifestasi patologis dan klinis yang berbeda pula. Kata kunci: interleukin, pityriasis versicolor, dermatitis serborheik . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Karakterisasi Hidrolisis Protein Sarcoplasmik dan Myofibrillar Otot Yang Diakibatkan oleh Lactobacillus plantarum

Abstrak

Turunan-turunan Lactobacillus plantarum yang pada awalnya diisolasi dari sosis discreening (disaring) untuk mengetahui aktivitas proteinase dan aminopeptidasenya terhadap substrat-substrat sintetik; berdasarkan screening tersebut, L. plantarum CRL 681 dipilih untuk diuji lebih lanjut terhadap protein-protein otot. Aktivitas sel-utuh, ekstrak sel (CE), dan sebuah kombinasi keduanya terhadap ekstrak-ekstrak protein sarcoplasmik dan myofibrillar ditentukan dengan analisis protein, peptida, dan asam amino bebas. Proteinase dari sel utuh mengawali hidrolisis protein-protein sarcoplasmic. Penambahan CE mengintensifikasi proteolisis. Sel-utuh menghasilkan peptida-peptida hidrofilik baik dari protein sarcoplasmik maupun dari protein myofibrillar. Peptida-pepetida lain dari yang bersifat hidrofobik dihasilkan dari kombinasi antara sel-utuh dan CE. Aksi kedua sumber enzimatis ini terhadap protein-protein sarcoplasmik utamanya adalah melepaskan alanin. Secara umum, hidrolisis protein-protein tulang memerlukan aktivitas-aktivitas enzim dari sel-utuh disamping yang disuplai oleh . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Penyakit-Penyakit Kulit yang Terkait dengan spesies Malassezia

Jamur dari genus Malassezia terkait dengan beberapa penyakit yang mengenai kulit manusia, seperti pityriasis versicolor, folliculitis Malassezia (Pityrosporum), dermatitis seborheik dan dandruff, dermatitis atopik, psoriasis, dan yang menyertai penyakit-penyakit kulit lainnya seperti papillomatosis konfluen atau papillomatosis retikulasi, onychomycosis, dan dermatosis acantholytic transient. Walaupun jamur dari genus Malassezia adalah bagian dari mikroflora normal, namun pada kondisi tertentu mereka bisa menyebabkan infeksi pada permukaan kulit. Penelitian tentang peranan klinis dari spesies Malassezi telah diwarnai oleh kotroversi karena sifat spesies ini yang tidak menentu secara in vitro, dan pengisolasian, pengkulturan, serta pengidentifikasiannya yang relatif sulit dilakukan. Banyak penelitian yang telah dipublikasikan beberapa tahun tahun sebelumnya setelah revisi taksonomi dilakukan pada tahun 1996 dimana ada 7 spesies yang diidentifikasi. Dua spesies terbru baru baru-baru ini ditemukan. Satu diantaranya diisolasi dari pasien yang menderita dermatitis atopik. Review kali ini berfokus pada aspek-aspek klinis, mykologi, dan immunologi dari berbagai penyakit kulit yang terkait dengan Malassezia. Review kali ini juga menyoroti kontribusi masing-masing spesies Malassezia dalam berbagai penyakit . . . . (Download Teks Selengkapnya (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

Contact Me

YM: masdin_82


email 1: masdin_82@yahoo.com
email 2: masdin82@gmail.com

Tentang Blog Ini

Blog ini didedikasikan untuk mempublikasikan materi-materi referensi bagi mahasiswa khususnya dan dan semua kalangan umumnya untuk pembuatan skripsi, makalah, tugas, dan sebagainya. Materi yang terdapat dalam blog ini merupakan hasil terjemahan dari buku teks, jurnal, artikel dan lain-lain yang diterjemahkan oleh saudara Masdin (http://linguist.co.nr), seorang penerjemah online English-Indonesia yang telah banyak menerjemahkan materi-materi edukasi bidang kedokteran, kedokteran gigi, sains, ekonomi, dan lainnya.

Semoga keberadaan blog ini dapat memberi kemudahan bagi anak-anak bangsa untuk mendapatkan pengetahuan dan menyelesaikan studinya. Komentar, saran dan kritik dari anda sangat dibutuhkan demi perbaikan dan kelanjutan eksistensi blog ini.

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...