Latar Belakang
Stomatitis nikotin (smoker palate), sebuah lesi pada mukosa palatal, telah disebutkan dalam literatur sejak 1926. Pada tahun 1941, Toma menyebut lesi ini sebagai stomatitis nikotin karena hampir hanya ditemukan pada orang yang merokok. Uap panas pekat dari asap produk-produk tembakau (rokok) menyebabkan stomatitis nikotin. Perubahan-perubahan mukosa ini, paling sering diamati pada perokok cangklong dan perokok cerutu dan kurang sering pada pada perokok filter. Umumnya, kondisi ini bersifat asimptomatik atau sedikit mengiritasi. Pasien biasanya melaporkan bahwa mereka tidak menyadari adanya lesi ini atau telah mengalaminya selama bertahun-tahun tanpa ada perubahan.
Patofisiologi
Stomatitis nikotin mengenai mukosa mulut dari palatal keras pada arah posterior ke ruage dan di sekitar palatal halus.
Frekuensi
Amerika Serikat
Kejadian di Amerika Serikat belum diketahui.
Internasional
Sebuah penelitian skala besar di Saudi Arabia menunjukkan bahwa 29,6% dari semua perokok mengalami stomatitis nikotin dan 60% dari perokok cangklong mengalami lesi ini.
Mortalitas/Morbiditas
Walaupun stomatitis nikotin disebabkan oleh produk-produk rokok yang berasap, kondisi pada umumnya tidak terkait dengan perubahan displastis atau perubahan maligna. Terkecuali pada individu yang balik merokok. Merokok kembali umum ditemukan pada beberapa bagian Caribbean dan Asia Tenggara. Panas yang pekat dan bahan kimia meningkatkan potensi untuk perubahan maligna.
Ras
Kenampakan stomatitis nikotin terkait langsung dengan populasi yang menghisap produk-produk tembakau.
Jenis kelamin
Laki-laki dan perempuan yang menghisap produk rokok keduanya terkena. Wanita yang menghisap rokok cangklong lebih sedikit dari pria; sehingga, lesi ini kurang prevalen pada wanita.
KLINIS
Riwayat
Stomatitis nikotin dapat dilihat sebagai daerah kemerahan dan secara perlahan berkembang menjadi kenampakan berfisur, putih, dan menebal. Palatal memiliki banyak kelenjar ludah kecil. Kelenjar-kelenjar ini membesar dan lubang-lubangnya menjadi menonjol, sehingga jaringannya tampak putih berbintik dan merah. Pasien biasanya asimptomatik.
Fisik
Lesi hanya ditemukan pada mukosa palatal. Lesi memiliki kenampakan seperti batu-kerikil putih, sering disertai bintik kemerahan di pusatnya. Lesi tidak bisa dihilangkan seperti lesi biasanya dan terkadang berfisur. Lesi ini terbatas pada palatal keras posterior dan kurang sering pada palatal lunak di sekitarnya.
Penyebab
Stomatitis nikotin terkait dengan merokok cangklong, cerutu, atau rokok filter, dan terkadang terkait dengan sering meminum cairan bersuhu tinggi. Mekanisme aksinya adalah iritasi panas dari sebuah produk tembakau yang bertindak sebagai pengiritasi lokal, dengan menstimulasi sebuah proses reaktif. Gigitiruan sering melindungi palatal dari pengiritasi-pengiritasi ini pada pasien yang mengenakannya.
DIAGNOSIS BANDING
Kanker mukosa mulut
Kandidiasis oral
PEMERIKSAAN
Prosedur
Jika tidak mampu menegakkan diagnosis berdasarkan kenampakan klinis atau jika lesi tidak sembuh dengan dihentikannya merokok, lakukan biopsi jarum 5-mm. Biopsi juga diindikasikan pada pasien yang mengalami lesi simptomatik atau jika pasien melaporkan dia adalah perokok yang kambuh.
Temuan Histologis
Secara histologis, lesi-lesi ini tampak memiliki acanthosis dan hiperkeratotik, dengan beberapa inflamasi kronis ringan-sampai-sedang. Epitelium pembuluh saliva kecil sering menunjukkan metaplasia skuamus.
PERAWATAN
Perawatan medis
Satu-satunya perawatan definitif adalah berhenti merokok.
Konsultasi
Jika seorang pasien tertarik dalam menghentikan kebiasaan merokok, perujukan untuk menjalani program penghentian-merokok komprehensif diindikasikan. Program ini harus mencakup sesi yang melibatkan orang-orang sebaya sebagai pendukung.
PENGOBATAN
Terapi medis diarahkan ke penghentian merokok.
Kategori obat: Pengganti nikotin
Tersedia sebagai sebuah tempelan transdermal, permen, obat hirup, atau semprot hidung.
Nama obat | Sistem transdermal nikotin (Nicotrol, NicoDerm CQ, Habitrol) |
Deskripsi | Bekerja sangat bak ketika digunakan bersama dengan sebuah program pendukung (seperti konseling, terapi kelompok, terapi perilaku) |
Dosis dewasa | 1 TD 15 mg/hari patch selama 6 pekan, kemudian 1 10 mg/hari TD patch selama 2 pekan, diikuti dengan 1 TD 5 mg/hari patch selama 2 pekan |
Dosis anak | Belum diketahui |
Kontraindikasi | Hipersensitifitas; non-perokok; anak-anak; kehamilan; aritmia yang mengancam nyawa; angina pectoris yang parah atau semakin memburuk. |
Interaksi | Bisa mengurangi efek diuretik dari furosemida dan mengurangi output kardiak; bisa mengurangi absorpsi glutethimida; bisa meningkatkan kortisol dan catecholamin yang bersirkulasi; jangan gunakan jika pasien terus merokok, atau menggunakan tembakau sedotan, tembakau kunyah, atau produk-produk nikotin lain karena bisa meningkatkan toksisitas nikotin. |
Kehamilan | X- Dikontraindikasikan ; manfaat tidak lebih besar dari risiko |
Tindakan pencegahan | Hati-hati pada ulser peptik, penyakit arteri koroner, angina, hipertensi, penyakit arteri perifer, diabetes, disfungsi ginjal parah, dan disfungi hepatik; bisa meyebabkan iritasi kulit. |
Kategori obat: Agen antidepresan
Digunakan disertai konseling kelompok pendukung dan/atau konseling perilaku.
Nama obat | Bupropion (Zyban) |
Deskripsi | Menghambat penyerapan ulang dopamin neuronal disamping sebagai pemblokir lemah serotonin dan penyerapan ulang norepinefrin |
Dosis dewasa | 150 mg PO 1x sehari selama 3 hari, kemudian ditingkatkan sampai 150 mg PO 2x sehari dengan sekurang-kurangnya 8 jam antara setiap dosis selama 7-12 pekan. |
Dosis anak | Belum diketahui |
Kontraindikasi | Hipersensitifitas; gangguan kejang; anoreksia nervosa; penggunaan bersama dengan MAOI |
Interaksi | Karbamazepin, cimetidin, fenitoin, dan fenobarbitol bisa mengurangi efek; toksisitas meningkat seiring dengan pemberian levodopa dan MAOI yang tidak bersamaan. |
Kehamilan | B – risiko terhadap janin belum dibuktikan dalam penelitian-penelitian pada manusia tetapi telah dibuktikan pada beberapa penelitian hewan. |
Tindakan pencegahan | Hati-hati apabila terdapat ketidakcukupan ginjal atau hepatik; dosis >450/hari secara signifikan mengurangi ambang-batas kejang. |
Terikat ke reseptor-reseptor nikotin dan menimbulkan efek sentral nikotin ringan.
Nama obat | Vareniklin (Chantix) |
Deskripsi | Agonis parsial yang selektif untuk reseptor-reseptor asetilkolin nikotinat alfa4, beta2. Aksinya dianggap disebabkan oleh aktifitas pada subtipe reseptor nikotinat, dimana pengikatannya menghasilkan aktivitas agonis disamping secara simultan mencegah pengikatan nikotin. Aktivitas agonistik secara signifikan lebih rendah dibanding nikotin. Juga menghasilkan afinitas sedang untuk reseptor-reseptor 5-HT3. Konsentrasi plasma maksimum terjadi dalam waktu 3-4 jam setelah pemberian lewat oral. Dengan mengikuti dosis reguler, perbaikan dicapai dalam 4 hari. |
Dosis dewasa | Mulai 1 pekan sebelum tanggal yang dipilih untuk menghentikan merokok Hari 1-3: 0,5 mg PO 1x sehari pc Hari 4-7: 0,5 mg PO 2x sehari pc Hari 8 sampai akhir perawatan: 1 mg PO 2x sehari pc Lanjutkan perawatan selama 12 pekan; jika berhasil hentikan merokok pada akhir 12 pekan, dan tambahan 12-pekan direkomendasikan; minum pc dengan segelas air penuh. Gangguan ginjal parah (yakni, CrCl <30 mL/menit): tidak melebihi 0,5 mg PO 2x sehari Penyakit ginjal tahap-akhir dengan heodialisis; tidak melebihi 0,5 mg PO 1x sehari. |
Dosis anak | <18 tahun: belum ditentukan |
Kontraindikasi | Hipersensitifitas |
Interaksi | Data terbatas: pemberian bersama dengan terapi penggantian nikotin (NRT) bisa meningkatkan kejadian nausea, sakit kepala, muntah-muntah, pusing, dan dyspnea, dibanding dengan NRT saja |
Kehamilan | C – risiko janin ditunjukkan pada penelitian-penelitian pada hewan tetapi belum dipastikan pada manusia; bisa digunakan jika manfaatnya lebih besar dibanding risiko kepada janin. |
Tindakan pencegahan | Efek berbahaya yang umum mencakup nausea, sakit kepala, muntah-muntah flatulens (gas dalam perut), insomnia, mimpi abnormal, dan disgeusia; kurangi dosis jika terjadi gangguan ginjal parah (yakni, CrCl <30 mL/menit) atau ESRD yang mengalami hemodialisis. Gejala-gejala neuropsikiatri serius telah dilaporkan selama surveilans pasca-pemasaran dan bisa mencaup perubahna-perubahan perilaku, agitasi, mood yang tertekan, dorongan untuk bunuh diri, dan upaya bunuh-diri atau bunuh-diri sempurna; kejadian-kejadian berbahaya ini telah ditunjukkan pada pasien yang tidak memiliki penyakit psikiatri yang telah ada, dan pasien yang mengalami penyakit psikiatri sebelumnya telah melaporkan gejala yang memburuk selama pengobatan vareniklin; |
Rawat Jalan Pasien
Pantau pasien yang mengalami stomatitis nikotin. Jika setelah menghentikan merokok lesi tidak sembuh, lakukan penyelidikan lebih lanjut.
Pengobatan Pasian Rawat Inap/Jalan
Jika ada obat penghentian merokok yang efektif, lanjutkan pengobatan bersama dengan kelompok pendukung. Hasil penghentian merokok jangka-panjang paling efektif diamati pada pasien yang sebaya dengan kelompok pendukung.
Pencegahan
Untuk mencegah lesi-lesi ini dan lesi-lesi imbas rokok yang lebih serius lainnya dalam kavitas mulut, nasehati pasien tentang bahaya merokok. Ketika mereka memahami keperluan untuk menghentikan penggunaan produk-produk tembakau, lakukan perujukan ke program penghentian merokok yang komprehensif.
Prognosis
Stomatitis nikotin pada umumnya merupakan lesi yang dapat sembuh ketika pengiritasinya dihilangkan. Prognosisnya sangat baik.
Penyuluhan pasien
Didik pasien tentang bahaya penggunaan tembakau. Banyak perokok cangklong dan cerutu yang yakin bahwa mereka tidak berisiko untuk kanker karena mereka tidak menghirupnya.
No comments:
Post a Comment