Monday, May 31, 2010

Evaluasi dan Perbandingan Retensi Post-Post Estetik

Abstrak

Fungsi utama sebuah post corona-radicular adalah untuk memberikan retensi bagi sebuah inti dan retensi tersebut penting bagi ketahanan restorasi yang dipasang pada gigi yang dirawat secara endodontik. Logam cast post-and-core telah menjadi sebuah tehnik yang umum digunakan di masa lalu untuk meningkatkan retensi mahkota dan jembatan pada gigi nonvital. Dengan banyaknya pilihan estetik yang tersedia untuk merestorasi gigi anterior, restorasi-restorasi post-and-core berwarna saat ini telah menjadi sebuah pilihan untuk merestorasi gigi non-vital. Akan tetapi, dalam survei literatur, sangat sedikit artikel yang ditemukan membahas tentang retensi post-post estetik yang sudah jadi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan dan membandingkan: 1. Retensi post-post estetik dalam saluran akar. 2. Efek agen-agen pengikat terhadap retensi post. 3. Perbedaan (jika ada) dengan post-post logam cast konvensional.

Kata kunci: Agen pengikat, perekatan, serat kaca, Instron, lentulspiral, post and core, retensi, gaya regangan.


Terapi endodontik telah memungkinkan retensi terhadap lebih banyak gigi dibanding yang ada sebelumnya. Gigi-gigi yang kemungkinan akan tanggal dirawat dan direstorasi untuk fungsi oklusal, dengan menjaga stabilitas lengkung-lengkung gigi dan meningkatkan estetika. Akan tetapi, setelah terapi endodontik, dokter gigi dihadapkan pada dilema dalam memilih bagaimana merestorasi gigi-gigi ini. Gigi-gigi yang telah dirawat secara endodontik seringkali memiliki sedikit jaringan gigi koronal yang tersisa dan memerlukan sebuah post untuk mempertahankan core dan restorasi.
   
Fungsi utama dari post corona-radicular adalah untuk memberikan retensi bagi core, yang menggantikan struktur gigi coronal yang hilang dan mempertahankan restorasi akhir tanpa mengganggu tutup apical dari isian endodontik. dengan demikian, kita perlu memilih sebuah sistem post yang memberikan retensi maksimum, meski harus menghilangkan sesedikit mungkin struktur gigi sub-gingiva yang tersisa.
   
Post-and-cores cast logam merupakan sebuah tehnik yang umum digunakan untuk meningkatkan retensi mahkota dan jembatan pada gigi non-vital. Persyaratan estetik untuk post-and-cores telah ada yang ditetapkan sampai saat, utamanya karena digunakan restorasi porselin-campur-logam yang buram. Dengan semakin meningkatnya pilihan esetetik yang tersedia (IPS Empress, Ivoclar), restorasi post-and-cores berwarna telah menjadi sebuah pilihan untuk merestorasi gigi non-vital.
   
Sejak diperkenalkannya post-post estetik baru-baru ini, belum banyak penelitian yang dilakukan tentang retensi dari post-post ini.
   
Penelitian bertujuan ini untuk :
1.Mengevaluasi dan membandingkan retensi post-post estetik dalam saluran akar
2.Menentukan apakah penggunaan agen-agen pengikat memiliki pengaruh terhadap rentesi.
3.Menentukan perbedaan retensi (jika ada) antara post-post estetik dengan post-post cast logam konvensional.

Bahan dan Metode
   
Penelitian in vitro ini menggunakan gigi-gigi incisor sentral maksillary manusia berakar-tunggal dan memiliki panjang akar yang hampir sama serta bagian dentin yang cukup untuk memungkinkan pemasangan post yang standar. Masing-masing gigi dipotong dengan menggunakan sebuah ujung intan pada sebuah alat berkecepatan tinggi sekitar 1 mm CEJ (pertemuan antara coronal dan cementoenamel) dan potongan akar diratakan agar pemrukaannya tegak lurus dengan aksis longitudinal gigi. Lekukan-lekukan dibuat pada akar agar tidak keluar dari material yang ditanam selama pengujian (Gbr. 1)
   
Setelah itu, gigi-gigi dibagi secara acak menjadi dua kelompok utama berdasarkan tipe agen pengikat yang digunakan setelah segmentasi. Dua agen pengikat (Prime and Bond, NT and Excite) digunakan untuk perekatan post bersama dengan semen resin dual cure Variolink II (Ivoclar Vivadent) (Gbr. 2).

Masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi tiga kelompok yang masing-masing terdiri dari 15 gigi, kelompok pertama dipersiapkan untuk CosmoPos (Ivoclar Vivadent), kelompok kedua uintuk Luscent Anchor Post (Dentatus) dan kelompok ketiga Twin Luscent Anchor (Dentatus), sehingga totalnya ada 6 kelompok.

Satu kelompok yang terdiri dari 10 gigi dipersiapkan untuk Postuangan Alloy konvensional yang direkatkan dengan semen Zink fosfat, dijadikan sebagai kontrol (gambar 3, gambar 4).

Saluran akar dipersiapkan dengan menggunakan bur-bur baku untuk setiap Post dengan panjang seragam 10 mm untuk setiap specimen. Ruang post dicuci dan dikeringkan secara merata (dengan penganginan dan kertas). Sketsa total (37% asam fosforat) diaplikasikan ke dalam ruang-post, selama 15 detik diikuti dengan pencucian 10 detik. Preparasi ruang-post kemudian dikeringkan dengan penganginan dan pipa semprot. Sebuah lapisan perekat diberikan pada post dengan menggunakan kuas yang sama diikuti dengan penganginan. Zat dasar dan katalis resin komposit dual cure (Varolink II) dicampur dengan rasio 1:1 dan diaplikasikan padap permukaan post dan dalam saluran akar.

Post kemudian disisipkan ke dalam saluran dengan aksi pemompaan untuk mencegah penjebakan udara. Setiap kelebihan semen dalam daerah mahkota dihilangkan dengan sebuah kuas. Tekanan kecil yang terus menerus diberikan diatas post dan seluruh gabungan direstorasi dengan cahaya secara multi-arah selama 2 menit (Gambar 5).
   
Setelah semen diberikan, akar ditanam dalam sebuah kotak resin acrylic sehingga muatan vertikal yang akan diberikan pada post akan menjadi paralel sebisa mungkin dengan arah aksis-panjang dari gigi. Sebuah surveyor gigi digunakan memasukkan gigi ke dalam silinder sampai CEJ merata dengan bagian atas silinder. Gigi disimpan dalam larutan garam sampai pengujian regangan (Gambar6) (Gambar7)
Pemeriksaan Kekuatan ikatan
   
Gaya yang diperlukan untuk mengeluarkan restorasi ditentukan dengan sebuah mesin pengujian universal. Ujung-bebas dari post ditopang dalam jepitan dan satuan resin dibuat pada sebuah penahan yang dibuat sesuai dengan rancangan sendiri. Jepitan ini disambungkan dengan mesin pemeriksaan melalui sebuah sambungan universal untuk mengarahkan muatan disepanjang aksis longitudinal post dan gigi (Gambar 8). Mesin ini dijalankan dengan kecepatan 0,5 mm/menit. Muatan regangan yang semakin berat diaplikasikan sampai post goyang dan tercabut.
   
Apabila kekuatan rata-rata dibandingkan dengan tiga post estetik dan post cast, maka uji anova menunjukkan ada perbedaan yang cukup tinggi diantara semua post. Post cast logam ditemukan memiliki nilai retensi yang paling tinggi diantara semua post dan sangat berbeda dengan tiga post lainnya.
   
Post-post luscent kembar ditemukan memiliki kekuatan tertinggi diantara post-post estetik lainnya, sedangkan Cosmopost ditemukan memiliki kekuatan retensi terendah. Post jangkar luscent nilai retensinya berada diantara luscen kembar dan Cosmopost. Perbedaan antara post-post ini ditemukan berbeda signifikan.
   
Analisis varians dua-arah menunjukkan interaksi yang signifikan antara kelompok dan post esetetik. Analisis ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kekuatan untuk post kelompok dan post estetik. Twin Luscent paling baik di kedua kelompok, diikuti dengan Luscent dan Cosmopost.
   
Nilai-nilai yang ditemukan untuk masing-masing post ditabulasikan dan dibandingkan. Hasilnya dianalisa secara statistik dengan menggunakan anova dan t-test dengan SPSS (Tabel 1, 2, 3, 4 dan 5).
1.Apabila kekuatan rata-rata dibandingkan antara ketiga post estetik dengan post cast, maka post-post cast logam ditemukan memiliki nilai retensi tertinggi diantara semua post dan ini berbeda signifikan dengan 3 post lainnya.
2.Post twin luscent ditemukan memiliki kekuatan tertinggi diantara post-post estetik, sedangkan Cosmopost ditemukan memiliki kekuatan retensi yang paling rendah. Post jangkar luscent memiliki nilai retensi antara Twin Luscent dan Cosmopost. Perbedaannya juga signifikan.
3.Apabila nilai retensi yang dicapai dengan penggunaan agen pengikat yang berbeda (Wxcite dan prime and bond) dianalisis, maka hasil yang diperoleh sedikit berubah. Akan tetapi, perbedaannya tidak signifikan secara statistik.

Pembahasan
   
Secara klinis, restorasi post and core diberikan tensi berulang, kompresi dan gaya-gaya torsi. Post-post kemungkinan akan tercabut apabila semen menjadi lemah dan ikatan dengan dentin pada akhirnya hilang. Sayangnya, tidak ada metode praktis untuk membuat tiruan kondisi dari mulut yang sesungguhnya. Pada penelitian ini, gaya regangan diaplikasikan kepada post untuk menentukan retensinya. Menurut rekomendasi Charlton, dilakukan upaya untuk memastikan bahwa uji regangan dilakukan pada aksis panjang post. Penelitian ini, walaupun tidak secara langsung menunjukkan gaya pencabutan intra-oral, namun menunjukkan sifat-sifat retensi dari post-post tersebut.
   
Walaupun berbagai upaya telah dilakukan untuk memilih specimen-spesimen dengan karakteristik fisik yang seimbang dan untuk membakukan prosedur secara akurat, namun masih banyak penyimpangan dari standar yang tidak bisa dihindari. Variabilitas sifat-sifat fisik dari gigi manusia bisa menjadi salah satu alasan penyimpangan data. Dentin merupakan sebuah jaringan heterogen. Strukturnya, derajat klasifikasi dan derajat cellularity bervariasi dari gigi ke gigi. Walaupun gigi berakar tunggal yang mirip (incisor sentral maxillary) digunakan, namun masih banyak variasi modulus elastisitas dentin dan morfologi saluran akar yang ditemukan.
   
Tiga sistem post estetik yang berbeda dianalisis. Cosmopost (Zircona oxide post, Ivoclar), post Luscent anchor dan twin luscent anchor (post serat gelas, Dentatus). Post-post ini direkatkan ke dalam saluran akar gigi manusia yang dicabut (incisor sentral maxillary) dengan menggunakan semen resin dual cure (Variolink II, Ivoclar). Dua agen pengikat berbeda digunakan (Excite dan Prime and Bond NT) untuk menentukan apakah penggunaan agen-agen pengikatan yang berbeda memiliki pengaruh terhadap kekuatan retensi post. Post-post estetik tidak dilengkapi dengan cores karena kemungkinan bahwa tekanan yang diakibatkan oleh penyusutan core bisa menarik post pada sebuah arah coronal sehingga melemahkan ikatan post pada agen pengikat dan/atau saluran akar.
   
Sekitar 10 post cast logam (dengan ukuran diameter dan panjang yang kira-kira sama dengan post-post esetetik) direkatkan ke dalam gigi yang dicabut dengan menggunakan semen zink fosfat dan dijadikan sebagai kontrol, sehingga dapat mempermudah perbandingan nilai-nilai yang diperoleh untuk sistem-sistem post yang baru yang dievaluasi dalam penelitian ini dengan tehnik yang telah dikenal dan sering digunakan.
   
Semua specimen yang digunakan dalam penelitian ini dipersiapkan untuk kedalaman akar yang seragam yaitu 10 mm, sehingga variabilitas panjang-post tidak memiliki pengaruh terhadap retensi specimen yang diuji.
   
Post-post yang digunakan untuk penelitian ini memiliki diameter yang hampir sama. Cosmopost yang digunakan berdiameter 1,7 mm dan Luscent anchor dan twin luscent anchor memiliki diameter 1,6 mm. Perbedaan sebesar 0,1 mm tidak memiliki pengaruh terhadap retensi post, sebagaimana yang ditunjukkan oleh hasil bahwa diameter Cosmopost yang lebih besar memiliki nilai kekuatan retensi terendah dalam saluran akar dan perbedaan dengan post luscent dan twin luscent signifikan secara statistik.
   
Cosmopost merupakan sebuah post dengan desain cylindrico-tapered; post Luscent anchor merupakan post yang lancip sedangkan post twin luscent anchor berbentuk seperti gelas pengukur waktu. Dentatus mengklaim bahwa bagian-tengah yang ramping dari twin luscent dapat menghasilkan “cekikan fisik” dan melindungi dari debonding aksidental. Kelebihan anchor twin luscent dari post-post yang lain ini dibuktikan dengan nilai retensinya yang tinggi dalam penelitian ini. Akan tetapi, post luscent anchor yang lancip menunjukkan retensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Cosmopost cylindrico-tapered, yang bisa diakibatkan oleh pengaruh faktor-faktor lain.
   
Tidak ada pengobatan intra-saluran dan pelumas yang diaplikasikan dalam saluran akar pada setiap tahapan dalam penelitian ini. Sehingga, peranannya dianggap tidak ada. Bentuk akhir saluran akar dibuat setelah proses obturasi, sehingga semua sisa penutup zink oksida yang digunakan dengan titik-titik GP dapat dihilangkan. Ini menghasilkan tubula-tubula dentinal terbuka yang masih segar yang bisa dialiri oleh semen resin. Dan juga, efek penghambatan dari eugenol pada polimerisasi resin komposit ditiadakan.
   
Pengetsaan saluran akar dilakukan dengan menggunakan asam fosforat 37% (pengetsaan total) selama 10 detik, sebelum aplikasi agen pengikat. Pengetsa dicuci dengan air dan saluran dikeringkan dengan menggunakan ujung-ujung kertas. Pengetsaan post tidak hanya melepaskan lapisan corengan (smear) tapi juga mengekspos dan memperlebar pembukaan tubular dan menghasilkan mikro-porosit pada dinding-dingin saluran, yang memungkinkan semen masuk ke dalam tubula-tubula dentinal untuk menghasilkan retensi mikro-mekanis.
   
Sebuah letulospiral digunakan untuk melapisi saluran akar dengan resin perekat. Post-post juga dilapisi dengan semen sebelum dipasang pada saluran dan disisipkan dengan aksi pemompaan untuk mencegah penjebakan udara.
   
Semua post, sedikit banyak akan mencapai retensi akhirnya dengan segmentasi ke dalam saluran akar yang telah dipersiapkan. Kemampuan semen untuk mempertahankan sebuah post akan mempengaruhi prognosis restorasi. Semen yang menghasilkan nilai-nilai retensi tinggi akan memungkinkan penggunaan post-post yang lebih pendek, sehingga mempertahankan tutup apical dan melindungi struktur akar. Semen-semen resin perekat digunakan untuk segmentasi post karena ikatanya yang lebih kuat terhadap struktur gigi. Dalam penelitian ini, sebuah semen dual cure Variolink II (Ivoclar) digunakan untuk segmentasi semua post estetik yang berbeda, sehingga variabilitas dalam semen-semen resin tidak memegang peranan dalam retensi post. Post-post cast logam yang berfungsi sebagai kontrol direkatkan menggunakan semen zink fosfat.    
   
Salah satu alasan yang mungkin untuk nilai lebih rendah yang diperoleh untuk specimen-spesimen CosmoPost adalah bahwa, walaupun permukaan post sebelumnya telah dilapisi dengan Al2O3 pada saat diambil dari pabrik, namun pengikatan komposit resin terhadap post keramik kelihatannya tidak cukup. Pemeriksaan visual terhadap permukaan-permukaan post setelah specimen CosmoPost dilepaskan dari saluran akar, menunjukkan bahwa tidak ada sisa agen perekat pada post-post tersebut. Ini menunjukkan kegagalan perekatan pada pertemuan antara semen dan keramik. Untuk post serat kaca, pemeriksaan visual terhadap specimen setelah dilepaskan dari saluran akar menunjukkan bahwa lebih banyak semen yang tersisa dibanding pada CosmoPost tapi banyak bagian yang bebas semen, sehingga menunjukkan bahwa mekanisme kegagalan adalah kombinasi antara kegagalan adesi dan kohesi pada pertemuan antara keramik dan semen.
   
Pada beberapa penelitian sebelumnya, post-post logam yang direkatkan dengan zink fosfat telah ditemukan lebih retentive dibanding yang direkatkan dengan semen resin. Hasil-hasil yang sama juga diperoleh pada penelitian kali ini. Temuan ini kemungkinan diakibatkan oleh post-post cast yang digunakan memiliki desain paralel dan pola-pola individual yang terbuat dari masing-masing-masing saluran akar jauh lebih beradaptasi dibanding post-post estetik buatan lainnya.
Beberapa faktor penyebab lain yang dipertimbangkan :

1.Metode segmentasi post estetik dengan menggunakan semen-semen resin merupakan tehnik yang sangat sensitif dan kesalahan operator tidak bisa dihindarkan sepenuhnya.

2.Retensi kurang tergantung pada kekuatan kompresif atau kekuatan regangan dari semen dan lebih terkait dengan sifat elastis nya. Sifat-sifat elastis zink fosfat dan komposit-komposit gigi cukup mirip. Pada kenyataannya, kegagalan awal post yang direkatkan terkait dengan deformasi awal dari semen dan bukan kegagalan menyeluruh. Disamping kekuatan akhirnya yang lebih tinggi, semen-semen komposit lebih dapat mengalami deformasi dibawah tekanan yang lebih rendah dibanding zink fosfat yang rapuh, yang tidak mengalami deformasi sebelum mengalami fraktur pada tekanan yang lebih tinggi sehingga akan menentukan kekuatannya yang tinggi.

3.Semen-semen resin secara teknis lebih sulit dimanipulasi. Semen bisa dipasang lebih awal karena memiliki masa kerja yang singkat sehingga mencegah penyisipan post yang sempurna dan mengurangi kekuatan. Akan tetapi, ini akan lebih menjadi masalah pada semen-semen resin yang pulih dengan sendirinya. Disini kita menggunakan resin dual cure Variolink II, dimana masa kerjanya lama.

4.Permukaan resin komposit berpori. Pertimbangan yang cermat harus diberikan terhadap pencampuran yang baik dan pemasangan resin komposit sebagai sebuah alat untuk mengurangi kekosongan dan kekasaran permukaan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan retensi post.

Secara objektif, sulit untuk membandingkan hasil-hasil retenso post dalam literatur, karena digunakan rasio P : L dan metode sementasi yang berbeda. Untuk perbandingan objektif penelitian-penelitian tentang retensi post, maka rasio P:L dan metode segmentasi harus dicatat. Dengan hanya mencampurkan semen pengikat sampai konsistensi yang sesuai tidak akan bisa dianggap sebagai metode eksperimen yang baik.

Ringkasan dan Kesimpulan
   
Kita tahu bahwa fungsi utama post corona-radicular adalah untuk memberikan retensi bagi sebuah core, yang mengganti struktur gigi coronal yang hilang dan mempertahankan restorasi akhir tanpa mengganggu tutup apical dari isian endodontik. Dengan demikian, kita perlu memilih sebuah sistem post yang dapat memberikan retensi maksimum, meski menghilangkan sesedikit mungkin struktur gigi subgingiva yang tersisa.
   
Post-and-cores cast logam individual merupakan tehnik yang paling umum digunakan untuk meningkatkan retensi mahkota dan jembatan gigi pada gigi nonvital. Dengan pilihan-pilihan estetik yang terus bertambah untuk merestorasi gigi anterior, restorasi-restorasi post-and-cores berwarna saat ini telah menjadi sebuah pilihan untuk merestorasi gigi nonvital, misalnya post-post serat karbon pada sebuah matriks serat epoksi, post-post serat kwarsa dan post-post keramik-utuh. Post-post ini direkatkan ke dalam saluran akar dengan menggunakan komposit-komposit resin dan core selanjutnya dibentuk dengan sebuah resin komposit.
   
Sejak diperkenalkannya post-post estetik baru-baru ini, belum banyak penelitian dalam literatur yang membahas tentang retensi dari post-post ini.
   
Penelitian ini dipilih untuk mengevaluasi dan membandingkan :

1.Retensi dari post-post estetik dalam saluran akar
2.Menentukan apakah penggunaan agen-agen pengikatan yang berbeda memiliki pengaruh terhadap retensi.
3.Menentukan perbedaan retensi (jika ada) pada post-post esetetik dengan post-post cat logam konvensional.
Tiga sistem post estetik yang berbeda dianalisis. Cosmopost (Zircoma oxide post, Ivoclar), Luscent anchor dan Twin luscent anchor (post serat kaca, Dentatus). Post-post ini direkatkan ke dalam saluran akar gigi manusia yang dicabut (incisor sentral maxillary) dengan menggunakan semen resin dual cure (Variolink II, Ivoclar). Dua agen pengikat yang berbeda digunakan (Prime & ond NT) untuk menentukan apakah penggunaan agen-agen pengikatan yang berbeda memiliki efek terhadap kekuatan retensi post.
   
Sekitar 10 post cast logam, dengan ukuran diameter dan panjang yang hampir sama dengan post-post estetik, direkatkan ke dalam gigi yang telah dicabut dengan menggunakan semen zink fosfat dan dijadikan sebagai kontrol.
   
Akar ditanam dalam kotak-kotak resin acrylic sehingga muatan pertikal yang akan diaplikasikan pada permukaan apical post akan sangat paralel dengan arah aksis panjang gigi.
   
Ujung bebas dari post dijepit dengan jepitan three-jawed dan dihubungkan dengan mesin pengujian. Mesin ini dijalankan dengan kecepatan 0,5 mm/menit. Muatan regangan terus bertambah diaplikasikan sampai post tercabut dan gaya yang diperlukan untuk melonggarkan post akan tercatat secara otomatis (dalam satuan Newton).

No comments:

Post a Comment

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...