Sunday, May 9, 2010

Masalah-Masalah Pada Kuku

Trachyonychia (kuku kasar) diamati pada penyakit-penyakit kulit sebagai sebuah dystrophy pada seluruh kuku (20 kuku) atau pada kuku dari salah satu jari, yang diakibatkan oleh penggunaan bahan kimia eksternal.

Perubahan-Perubahan Warna Kuku

Istilah chromonychia menunjukkan sebuah kelainan warna pada bagian dalam dan/atau permukaan plat kuku dan/atau jaringan-jaringan subungal. Pemeriksaan terhadap kuku-kuku abnormal harus dilakukan dengan jari-jari berada dalam posisi rileks dan tidak menekan pada sebuah permukaan. Untuk membedakan antara perubahan-warna plat kuku dengan pangkal kuku vascular, ujung jari harus dipucatkan (blanched) untuk menentukan apakah warna berubah. Jika pigmen berasal dari pembuluh-pembuluh darah (misalnya., pada methemoglobinemia), maka warna tersebut biasanya hilang. Jika pigmentasi tidak berubah pada uji blancing, maka bisa dihilangkan dengan sebuah penlight yang ditekankan pada pulpa, yang berarti bahwa pigmen terletak dalam pangkal kuku; posisi pasti dari perubahan-warna ini selanjutnya bisa diidentifikasi dengan mudah. Semua jari biasanya terlibat apabila pigmentasi diakibatkan oleh absoprsi sistemik sebuah bahan kimia melalui kulit.
Apabila penyebabnya adalah penyebab endogen, maka perubahan warna ini seringkali berbentuk sabit (melengkung) (Gambar 72-9). Sebaliknya, apabila perubahan-warna mengikuti bentuk lipatan kuku proksimal (PNF), maka perubahan-warna tersebut diakibatkan oleh faktor eksogen (eksternal). Pada kasus ini, tekanan jari yang menyebabkan pemucatan warna jari tidak merubah pigmentasi, demikian juga penlight yang ditekankan terhadap pulpa jari. Perubahan warna ini seringkali bisa dihilangkan dengan mengiris atau membersihkan plat kuku dengan sebuah pelarut seperti aseton. Untuk menentukan apakah warna terdapat dalam kuku, maka sebuah potongan kuku harus diambil dan diperiksa setelah dicelupkan di dalam air. Pada pembesaran subungal atau yang lebih dalam dari keratin kuku, pemeriksaan mikroskopis bisa diindikasikan (stain KOH : PAS).

LEUKONYCHIA
   
Leukonychia sejati. Perubahan-warna putih pada kuku ini terkait dengan disfungsi matriks dan memiliki lima pola: (1) leukonychia total (biasanya diwariskan); (2) leukonychia subtotal, apabila bagian distal dari kuku terlihat berwarna pink normal; (3) leukonychia melintang, dimana terdapat garis lengkung melintang dengan lebar 1 sampai 2 mm (Gbr. 72-11) yang menunjukkan sebuah gangguan sistemik ketika ada beberapa kuku yang terlibat; (4) leukonychia berbintik, dimana terdapat bintik-bintik putih, biasanya akibat trauma kecil (manicure); dan (5) leukonychia longitudinal, yang bisa terkait dengan penyakit Darier.
   
Pseudikonychia. Istilah ini digunakan apabila perubahan plat kuku diakibatkan oleh faktor eksternal, seperti pada onychomycosis atau pada granulasi-granulasi keratin yang diamati setelah aplikasi cat kuku.
   
Leukonychia apparent. Kenampakan putih dari kuku sebagai akibat dari perubahan jaringan mendasar dan bisa tampak sebagai berikut :

1.Kuku Terry (Gbr. 72-12), dimana perubahan-warna putih berhenti pada 1 sampai 2 mm dari ujung distal, yang menyisakan sebuah daerah berwarna coklat-pink dengan lebar 0,5 sampai 3,0 mm. Kondisi ini, yang melibatkan semua kuku, terkait dengan cirrhosis hati, gagal jantung bawaan, atau diabetes mellitus yang terjadi setelah dewasa.

2.Kuku selang-seling dengan dua bagian yang menunjukkan batas tegas. Bagian proksimal berwarna gelap, dan bagian distal (20 sampai 60 persen panjang total) berwarna kecoklatan. Kondisi semacam ini ada yang dilaporkan pada pasien uremia.
3.Garis putih tipis berpasangan (berkas Muehcke) (Gbr. 72-13) paralel dengan lingkungan dalam pangkal kuku dan umumnya terkait dengan bypoalbuminemia atau terjadi setelah kemoterapi.

PERDARAHAN TERPISAH. Perdarahan longitudinal pada pangkal kuku distal ini mengikuti pola pembuluh subungal. Diduga perdarahan ini memiliki hubungan dengan sindrom antifosfolipid. Perdarahan terpisah proksimal telah dilaporkan terjadi pada endocarditis, trichinosis, dan onychomatricoma. Perdarahan ini juga bisa dilihat setelah trauma eskternal.
Perubahan-Perubahan Arah Pertumbuhan Kuku

ONYCHOGRYPHOSIS (Gbr. 72-14). Pada kondisi ini, kuku mengalami distorsi berat, menebal, buram, berwarna kecoklatan, berbentuk spiral, dan tanpa perlekatan ke pangkal kuku. Kuku ibu jari kaki biasanya sangat rentan terhadap kondisi ini; biasanya berbentuk seperti tanduk biri-biri atau mirip tiram. Keratin kuku dihasilkan oleh matriks kuku secara tidak merata, dimana sisi yang tumbuh lebih cepat akan menentukan arah deformitas (kelainan bentuk). Onychogryphosis biasanya diakibatkan oleh tekanan dari alas kaki pada orang tua. Jarang kondisi ini diakibatkan oleh trauma akut, dan jarang diwariskan sebagai sebuah sifat dominan autosomal. Hemionychogryphosis dengan penyimpangan kuku secara lateral seringkali terjadi akibat kesalahan tatanan ibu jari kaki.

PENYIMPANGAN PLAT KUKU Penyimpangan kuku bawaan pada ibu jari kiki (Gbr. 72-15) seringkali salah didiagnosa meskipun kondisi adalah kondisi yang umum. Kondisi ini terdiri dari penyimpangan aksis panjang pertumbuhan kuku secara lateral relatif terhadap phalanx distal. Penyimpangan ini tidak terlalu penting jika bukan merupakan komplikasi lokal yang bisa muncul pada bayi dan remaja. Akan tetapi, beberapa kasus dari kondisi bawaan ini memiliki kecenderungan untuk sembuh pulih secara spontan. Survei-survei fotografis harus dilakukan secara regular untuk memantau diperlukannya pembedahan yang mungkin yang dapat memutar plat kuku. Malposisi akibat trauma bisa terjadi setelah trauma akut. Pemotongan longitudinal lateral secara bedah menyebabkan penyimpangan arah pertumbuhan kuku yang tersisa. Malposisi akibat trauma bisa terjadi setelah trauma akut.

KUKU MELENGKUNG. Pelengkungan kuku yang terjadi karena kurangnya dukungan dari phalanx bertulang pendek.
Reaksi-Reaksi Patologis pada Jaringan Periungual
KELAINAN JARINGAN PARONYCHAL. Lipatan kuku proksimal (PNF) melekat kuat pada dorsum plat kuku, dan batas bebasnya, yang menghasilkan selaput (kutikel), memperkuat lekuk kuku proksimal. PNF bisa mengalami inflamasi akut atau kronis.
   
Paronychia akut bisa terjadi akibat retakan pada kulit. Infeksi mulai terjadi dalam paronychium pada pinggir kuku, dengan warna kemerahan, pembengkakan dan nyeri. Jika tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas tentang respon terhadap antibiotik resisten-penicillin dalam 2 hari, maka avulse parsial basis plat kuku harus dilakukan.
   
Paronychia kronis merupakan sebuah kondisi terpisah yang banyak ditemukan pada individu-individu yang tangannya selalu menyentuh benda-benda lembab dan seringkali diakibatkan oleh dermatitis kontak. Kondisi ini bermanifestasi sebagai pembengkakan yang berwarna merah, semisirkular dan mengeras di sekitar pangkal kuku, yang terpisah dari bagian distal PNF yang telah kehilangan selaput (kutikel) nya. Ini diikuti dengan retraksi sekunder dari jaringan paronychial. Dari waktu ke waktu, inflammatory ringan yang terus menerus bisa berkembang menjadi nyeri sub-akut. Ini menyebabkan gangguan pada plat kuku yang bisa menghasilkan ujung-ujung lateral yang berubah warna dan memuncak-silang (cross-ridged), sehingga menyebabkan invasi Candida.
   
Dorsal pterygium (Gbr. 72-16) terdiri dari pemendekan alur kuku proksimal secara perlahan, berkembang menjadi penebalan plat kuku secara progresif dan pembentukan retakan sekunder akibat penggabungan antara PNF dengan matriks dan selanjutnya bergabung dengan pangkal kuku. Bagian-bagian plat kuku yang terbagi-bagi berkurang ukurannya secara progresif pada saat pterygum meluas. Setelah beberapa tahun, proses patologis ini dapat menyebabkan hilangnya kuku secara keseluruhan, disertai dengan atrophy permanen dan terkadang menimbulkan scarring pada daerah kuku. Pterygium merupakan ciri dari lichen planus. Kondisi ini bisa juga terjadi setelah dermatosa bullous yang parah, radioterapi, trauma, atau ischemia digital. Jarang kondisi sebagai kondisi bawaan.

Ventral pterygium (Gbr. 72-17) merupakan sebuah perluasan distal dari jaringan hyponychial yang terpasang kuat pada permukaan bawah kuku, sehingga menghilangkan alur distal. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan pterygium ventral antara lain: scleroderma yang terkait dengan fenomena Raynaud, causalgia saraf median, dan sebuah reaksi terhadap kosmetik kuku yang mengandung formaldehida. Kondisi ini ada yang diwariskan.

PERLEKATAN PLAT KUKU DAN JARINGAN HALUS YANG TIDAK SEMPURNA. Nail shedding, atau terpisahnya kuku dari matriks secara spontan, disebut sebagai onychomades dan biasanya laten (Gbr. 72-18). Plat kuku menunjukkan perpecahan silang tapi terus tumbuh selama beberapa waktu karena tidak ada gangguan perlekatan terhadap pangkal kuku. Pertumbuhan berhenti apabila kuku terlepas setelah kehilangan koneksi ini. Proses ini disebut onychoptosis defluvium, atau alopecia unguium, dan terkadang merupakan komponen dari alopecia aerate, walaupun terbatas pada kuku. Onycholysis (Gbr. 72-19) menunjuk pada terlepasnya kuku dari pangkalnya dimulai pada perlekatan distal dan/atau lateralnya. Pemisahan pangkal kuku dengan plat kuku terus meluas secara proksimal di selanjang garis konveks, sehingga membentuk sebuah ruang subungal yang menampung kotoran dan debris keteran. Warna putih keabu-abuan yang muncul diakibatkan oleh adanya udara di bawah kuku, tapi warna ini bisa berubah-ubah menurut etiologinya.

Perubahan Konsistensi
   
Kuku keras merupakan karakteristik utama dari sindrom pachyonychia congenital. Penyakit kuku lunak bisa bersifat bawaan atau non-bawaan, kontak dengan air atau bahan kimia merupakan penyebab yang paling umum. Kuku rapuh bisa dibagi menjadi tiga jenis, baik terpisah maupun berkombinasi :
1.Splitting, lebih sering tunggal ketimbang ganda, terkadang terkait dengan pengerutan paralel yang dangkal, yang disebut onychorrhexis, dan berlangsung di sepanjang dorsum kuku.
2.Lamellar, splitting (pembelahan) yang melibatkan baik sisi bebas, setelah seringkali terendam dalam air, atau permukaan proksimal kuku yang terkait dengan lichen planus, atau terapi retinoid oral.
3.Spligging (pembelahan) silang dan pencahnya pinggir lateral yang dekat dengan margin bebas.
Dorsum kuku bisa menjadi rapuh pada onychomycosis dangkal serta setelah pemakaian cat kuku. Kerapuhan ini bisa meluas ke seluruh bagian kuku pada psoriasis dan onychomycosis.

No comments:

Post a Comment

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...