Tuesday, April 20, 2010

Efek dari dua obat-kumur klorheksidin baru terhadap perkembangan plak gigi, gingivitis, dan diskolorasi; sebuah penelitian gingivitis eksperimental selama 3-pekan yang dirancang secara acak, samar-pengamat dan terkontrol placebo.

Abstrak

Tujuan: Tujuan dari penelitian gingivitis eksperimental ini adalah untuk mengevaluasi efikasi dan keamanan pemakaian dua obat-kumur klorheksidin (CHX) baru.

Bahan dan metode : Sebanyak 90 relawan berpartisipasi dalam penelitian yang dirancang secara acak, samar-pengamat dan terkontrol klinis dan dibagi ke dalam  kelompok-kelompok paralel. Selama periode perlakuan, tidak ada tindakan kesehatan mulut yang dilakukan kecuali berkumur dengan 0,2% CHX non-alkohol atau 0,2% CHX/0,055% obat-kumur sodium fluoride. Larangan ini tidak berlaku bagi kontrol positif atau kontrol negatif. Parameter primer adalah indeks gingiva; parameter sekunder adalah indeks plak, indeks diskolorasi, dan perdarahan pada saat probing. Pemeriksaan klinik dilakukan 14 hari sebelum dimulainya penelitian, kemudian pada saat dimulai penelitian, kemudian setelah 7, 14, dan 21 hari. Uji ANCOVA, ANOVA dan uji-t  two sampel digunakan untuk analisis statistik.

Hasil: Tidak ada perbedaan efikasi yang ditemukan antara dua formulasi CHX baru dengan kontrol positif. Pada hari ke-21 diamati sedikit inflamasi gingiva yang signifikan secara statistik dan akumulasi plak yang dibandingkan dengan placebo. Disamping diskolorasi dan iritasi rasa, tidak ada peristiwa berbahaya yang diamati.

Kesimpulan: Dua obat-kumur CHX yang baru bisa menghambat pertumbuhan-ulang plak dan gingivitis. Tidak dimasukkannya alkohol dan penambahan sodium fluoride tidak dapat mengurangi efikasi klinis dari CHX menurut parameter klinis yang dianalisis.

Pengontrolan dan pencegahan gingivitis adalah tujuan utama dari pencegahan penyakit periodontal. Oleh karena itu, selain kebersihan mulut secara mekanis, penggunaan antiseptik sangat dianjurkan  untuk digunakan (Baehni & Takeuchi 2003). Diantara semua jenis agen antiseptik yang ada,  chlorhexidine digluconate (CHX) telah digunakan dan diuji coba selama bertahun-tahun. Efisiensi CHX 0.2% dalam mencegah pembentukan plak dan perkembangan gingivitis telah ditunjukkan dalam berbagai laporan penelitian (Fardal & Turnbull 1986, Addy & Moran 1997, Addy 2003). Sampai sekarang ini, CHX telah menjadi standar baku (Jones 1997) diantara agen-agen anti plak yang ada.
   
Masih banyak diperdebatkan apakah obat kumur CHX harus mengandung ethanol atau tidak (Brecx dkk, 2003). Meskipun beberapa preparasi mengandung ethanol (sebagai contoh Corsodyl dan Chlorhexamed forte), namun beberapa yang lainnya tidak mengandung ethanol (contohnya Curasept, Paroex). Sayangnya, sangat sedikit data yang ada mengenai pengaruh dari ethanol dalam formulasi ini. Data paling terbaru yang ada mengenai Curasept (Addy dkk. 2005) dan formulasi bebas alkohol lainnya telah diuji coba oleh Quirynen dkk (2001).
   
Juga telah diteliti bahwa CHX menimbulkan noda pada biofilm gigi (Brecx dkk, 2003). Sayangnya, hanya sedikit pemeriksaan yang menghubungkan konsentrasi-konsentrasi yang berbeda dari obat obat ini terhadap efikasi klinis dan potensi pembentukan noda. Pada sebuah penelitian terbaru, aksi klinis (pengurangan plak dan indeks gingivatis) dari CHX 0.06% dan 0.10% dibandingkan dengan noda yang terbentuk bersamaan (Hoffmann dkk.2001). Meskipun CHX 0.10% menimbulkan indeks klinis yang sama dengan CHX 0.06%, namun CHX 0.10% menunjukkan noda yang lebih besar pada interval 3 sampai 6 bulan. CHX 0.10% menunjukkan reduksi indeks yang paling tinggi dan reduksi noda yang paling tinggi. Beberapa penelitian lainnya (Brecx dkk. 1993, lang dkk. 1998) membandingkan pengaruh klinis dari obat kumur yang mengandung preparasi-preparasi aktif yang berbeda dengan potensi pembentukan noda dari masing-masing. Persentase CHX yang lebih besar menunjukkan pengaruh antibakterial yang lebih besar dan tingkat noda yang lebih besar pula. Akan tetapi, masih belum diketahui apakah jenis efek samping ini memiliki dampak intrinsik terhadap aksi yang ditimbulkan (Brecx dkk, 2003).
   
Di samping efek anti-plak dari CHX, senyawa ini juga dapat mempengaruhi  Streptococcus mutans, hal ini menyebabkan sebuah efikasi anti karies (Kidd 1991, Groonroos dkk.1995, Bowden 1996, van Rijkom dkk. 1996). Dan juga, anion fluoride telah dikenal dengan baik dan telah ditemukan memiliki efek anti-karies (Petersson dkk., 2002). Bisa diasumsikan bahwa CHX dan fluoride bisa beraksi secara sinergis.
   
Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memantau efikasi klinis dari dua preparasi CHX bebas ethanol yang baru dikembangkan, yang masing-masing mengandung CHX digluconate 0.2%, salah satunya tidak mengandung fluoride dan yang lainnya mengandung 250mg/kg fluoride (yakni 0.055 sodium fluoride), dan dibandingkan dengan sebuah obat-kumur placebo serta dibandingkan dengan Cordysol (standar baku).

Material dan Metode
   
Penelitian dilakukan dengan desain grup paralel dan dilaksanakan berdasarkan syarat GCP/ICH. Pendekatan etis diperoleh dari komite etik fakultas kedokteran, Universitas Teknologi, Dresden, Jerman. Model penelitian gingivitis terdiri atas sebuah fase rekruitmen selama 2 minggu, diikuti dengan periode perlakuan selama 21 hari, dimana selama itu semua tindakan kesehatan mulut secara mekanis dihentikan (Brecx dkk. 1990)

Populasi penelitian

Untuk penelitian ini, mahasiswa sehat dari sekolah kedokteran gigi direkrut melalui iklan-iklan yang dipasang di gedung-gedung. Peserta harus berumur antara 18 sampai 50 tahun dan harus memiliki minimal 20 buah gigi selain gigi wisdom. Index gingival (GI; Loe 1967) pada pengujian screening diharuskan ≤ 0.5 untuk memenuhi kriteria inklusi. Partisipan tidak dimasukkan dalam penelitian apabila ditemukan satu atau lebih dari kriteria berikut ini: (1) penyakit sistemik, (2) sedang mengalami periodontitis, (3) kondisi-kondisi patologik pada lidah, mukosa, gingiva, (4) hamil atau menyusui, (5) karies yagn tidak dirawat, (6) gigi tiruan parsial atau alat-alat ortodontik, (7) perokok berat ≥ 30 pak per tahun, (8) perawatan dengan CHX dua pekan sebelum dan selama perekrutan, (9) perawatan dengan antibiotik, steriodal dan non-steroidal antiphlogistic, immunostimulan, obat immunosupresi, obat antimitotik, obat-obat yang mempengaruhi aliran saliva dalam 3 bulan sebelum inklusi, dan pengobatan topikal yagn mengganggu perlakuan penelitian. Lebih lanjut, bagi yang sedang berpartisipasi dalam percobaan klinis lain atau kehilangan nomor kontak emergensi, dikeluarkan dari penelitian. Semua pengamatan dan pencatatan data dilakukan di Departemen Periodontitis, Sekolah Kedokteran Gigi, Unvierstas Teknologi, Dresden, Jerman. Pendaftaran partisipan dilakukan oleh para pengamat klinis menurut kriteria inklusi dan eksklusi ini.

Desain Umum
   
Sebanyak 96 subjek harus didaftarkan setelah menandatangani sebuah format izin tertulis. Protkol perlakuan memerlukan lima kali kunjungan dari masing-masing partisipan di pusat penelitian.
   
Pada Kunjungan  Screening, 14 hari sebelum pemberian pertama produk yagn diteliti, subjek-subjek menjalani pembersihan gigi dan instruksi kesehatan mulut, yagn ditindaklanjuti dengan periode 2-pekan dimana selama itu para partisipan diminta untuk mempraktekkan standar pengendalian plak yang tinggi di rumah. Semua subjek disuplai dengan pasta-gigi yang sama. Pada baseline (Kunjungan 1), kriteria inklusi dan ekslusi dicatat kembali. Semua parameter penilaian dievaluasi, diikuti dengan pembersihan gigi secara profesional. Pemakaian produk gigi dijelaskan kepada subjek oleh seseorang yang tidak terlibat dalam pencacatan data klinis. Semua subjek memulai dengan menggunakan produk yang diteliti pada hari yang sama. Pencucian/berkumur pertama dilakukan dibawah pengawasan di pusat penelitian. Berkumur selanjutnya dilakukan oleh subjek di rumahnya masing-masing setiap pagi dan malam selama 21 hari. Selama periode gingivitis eksperimental, semua partisipan diperiksa pada Kunjungan 2 (setelah 7 hari), pada Kunjungan 3 (setelah 14 hari) dan pada Kunjungan 4 (setelah 21 hari).

Perlakuan dan Kontrol
   
Semua responden dimasukkan ke dalam empat kelompok perlakuan secara acak. Empat kelompok ini mencakup dua obat-kumur uji, satu kontrol positif dan satu kontrol negatif (Tabel 1). Semua subjek berkumur dengan 10 mL selama 1 menit dua-kali sehari tanpa memperhitungkan kelompok dimana mereka berada.
   
Produk-produk penelitian disamarkan. Keempat obat-kumur diberikan dalam botol putih buram yang tidak bisa dibedakan satu sama lain. Botol-botol ini memiliki sebuah label yang berisi nomor subjek dalam bentuk laporan kasus (CRF). Kedua produk uji dan placebo berwarna biru terang; Corsodyl ® memiliki warna merah terang yang khas. Masing-masing subjek mendapatkan dua botol yang identik berisi produk yang akan diteliti. Botol pertama diserahkan kepada subjek selama Kunjungan 1, botol kedua selama Kunjungan 2. Pada Kunjungan 4, subjek mengembalikan botol ke lokasi penelitian. Kedua botol kemudian ditimbang untuk memperkirakan seberapa jauh subjek memenuhi prosedur yang telah ditentukan. Produk-produk yang diteliti ini dikirim dan dikumpulkan oleh para perawat menurut rencana pengacakan. Para pengamat klinis tidak mengetahui proses ini karena penanganan produk yang diteliti terjadi di tempat yang terpisah.

Parameter-Parameter yang Diamati
   
Parameter-parameter berikut ini dievaluasi pada setiap kunjungan :

PLI (Silness & Loe 1964)
GI (loe 1967)
Indeks perubahan warna (DI, Brecx dkk., 1993)

Perdarahan pada probing (BOP, Ainamo & Bay 1975) hanya dinilai pada Kunjungan  Screening dan Kunjungan 4.
   
Parameter-parameter dinilai oleh dua pengamat klinis terlatih yang sudah berpengalaman dengan sistem-sistem indeks dari berbagai percobaan klinis sebelumnya. GI dan BOP selalu dinilai oleh satu pengamat, sedangkan PLI dan DI dinilai oleh pengamat lain.

Keamanan dan pemantauan data
   
Pada setiap kunjungan selama periode gingivitis eksperimental, peristiwa berbahaya (AE) dilaporkan. Para subjek tidak dibolehkan untuk mengkonsumsi obat apapun, khususnya antibiotik, yang dapat mempengaruhi penumpukan biofilm gigi dan/atau tanda-tanda inflamasi gingiva mulai dari 8 pekan sebelum  Kunjungan Screening sampai Kunjungan 4 terakhir. Disamping itu, setiap obat lain yang serupa dilarang penggunaannya selama penelitian. Setiap pemakaian produk dilaporkan ke pengamat klinik dan didokumentasikan dalam CRF. Disamping itu, penggunaan preparasi obat-kumur tambahan, pasta-gigi, dan tindakan pembersihan gigi mekanis tidak dibolehkan.
   
Penelitian ini dipantau dan diaudit oleh Coordination Centre for Clinical Trials of the Medical Faculty, University of Technology, Dresden, Germany.

Pengacakan, statistik, dan set analisis
   
Daftar pengacakan dibuat oleh GMP (Manager for Good Manufacturing Practice) dari sponsor menurut prosedur operasi standar yang sesuai dari sponsor. Daftar pengacakan serta amplopnya dibuat dengan menggunakan software yang telah dirancang khusus. Sebanyak 96 subjek didistribusikan secara acak ke dalam empat kelompok perlakuan yang masing-masing terdiri dari 24 subjek. Tiga deretan yang terdiri dari 32 subjek masing-masing diperoleh dengan menggunakan software. Pada subjek diberi nomor partisipan berurutan mulai dari 01 menurut tanggal perekrutannya dalam penelitian. Masing-masing nomor partisipan sesuai dengan produk-penelitian yang telah ditentukan secara acak menurut rencana pengacakan.
   
Para partisipan, pengamat klinis, dan semua personil dalam pusat penelitian disamarkan. Manajer GMP dari sponsor merupakan satu-satunya orang mengetahui isi botol-botol obat-kumur.
   
Semua data yang dikumpulkan dalam CRF penelitian ini dimasukkan ke dalam database elektronik dengan menggunakan prosedur entry-data ganda. Setiap ketidaksesuaian atau kesalahan diklarifikasi dan dikoreksi dengan menggunakan bentuk-bentuk format data. Jumlah skor-skor yang dicatat per subjek dan per kunjungan dibagi dengan jumlah tempat yang diamati per subjek dan kunjungan sehingga menghasilkan PLI, GI, DI atau BPP untuk subjek masing-masng per kunjungan, yang merupakan unit pengukuran untuk analisis statistik. Menurut rencana analisis statistik yang telah ditentukan, komparabilitas dari empat kelompok perlakuan pada awal penelitian (Kunjungan 1) setelah pengecakan diperiksa dengan menggunakan ANOVA dengan tingkat kesalahan 5%. Keputusan tentang apakah harus digunakan analisis parametrik atau non-parametrik dibdasarkan pada hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi normal. Variabel efikasi utama dalam penelitian klinis ini adalah GI pada Kunjungan 4. Nilai uji GI untuk masing-masing produk tes digunakan untuk membandingkan Produk Tes 2 (obat-kumur CHX/sodium fluoride) dan kontrol negatif (obat kumur placebo) serta Produk Tes 1 (CHX tanpa etanol) dan kontrol negatif. Parameter-parameter sekunder yang diinginkan adalah PLI dan DI.
   
Untuk pengujian statistik konfirmatif bagi variabel efikasi primer dan sekunder, uji-t untuk dua kelompok independek digunakan. Disamping itu, PLI dan Di dibandingkan antara keempat kelompok perlakuan pada Kunjungan 4 dengan menggunakan ANOVA, ANCOVA dengan interval kepercayaan Bonferroni-adjusted diaplikasikan untuk GI dan BOP dengan baseline sebagai kovariat (α=0,05).
   
Efek menguntungkan terhadap perkembangan gingivitis akan ditentukan apabila perbedaan GI antara kelompok perlakuan dengan obat-kumur CHX dan obat-kumur placebo terbukti signifikan secara statistik dan perbedaan ini relevan secara klinis, yaitu berbeda ≥ 20% dengan GI kelompok placebo.
   
Pengujian konfirmatif terhadap hipotesis-hipotesis efikasi dilakukan dengan menggunakan set analisis penuh (FA), yang mencakup semua subjek yang diacak yang telah menerima sekurang-kurangnya satu dosis produk yang diteliti dan dari mereka yang sekurang-kurangnya satu pengukuran data pasca-pengacakan bisa diperoleh. FA juga mencakup subjek-subjek dengan pelanggaran prosedur dan terminasi dini (prinsip intention-to-treat). Hasil-hasil dari FA dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari subjek-subjek per set analisis protokol (PA), yang mencakup semua subjek acak yang belum melanggar kriteria inklusi atau eksklusi, yang memiliki pemenuhan sekurang-kurangnya 75%, dan yang tidak melanjutkan penelitian.

Hasil
   
Pada Kunjungan Screenng (D-14), 96 subjek direkrut untuk penelitian. Dari jumlah ini, enam diantaranya mecabut izinnya untuk mengikuti penelitian sebelum Kunjungan 1 atau tidak berpartisipasi pada Kunjungan 1. Sebanyak 90 paratisipan yang tersisa terdistribusi seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Tidak ada partisipan yang dikeluarkan dari penelitian selama periode gingivitis eksperimental, yaitu antara Kunjungan 1 dan 4. FA melibatkan 90 partisipan yang ditentukan secara acak ke dalam salah satu dari empat kelompok perlakuan. Setelah dilakukan perhitungan nilai Gi rata-rata per subjek dan Kunjungan, tampak bahwa 23 subjek menunjukkan nilai GI antara 0,5 dan 0,8 pada titik waktu D-14. Diputuskan oleh para pengamat untuk mempertahankan subjek yang memiliki nilai GI ≤ 0.8 pada Per PA set karena tidak ada perbedaan yang relevan secara klinis antara nilai GI 0,5 dan nilai Gi 0,6. Akibatnya, hanya empat subjek yang dikeluarkan dari PA karena GI yang lebih tinggi dari 0,6. Sebanyak 7 subjek dikeluarkan dari PA karena tidak mungkin untuk menilai tingkat pemenuhan prosedurnya; salah satu subjek dikeluarkan dari PA karena bukan penerima instruksi kesehatan mulut pada awal penelitian. Akibatnya, PA mencakup 78 subjek. Para subjek direkrut mulai dari 19 April hingga 30 April 2004. Selama fase perawatan mulai dari 3 hingga 8 Mei 2004, subjek kembali berkunjung sela 7 hari untuk pencatatan data dan  AW. Semua amplop yang diberikan dikembalikan dalam keadaan tertutup ke sponsor pada akhir penelitian.
Parameter Utama : GI (Gbr. 1)
   
Tidak ada perbedaan signifikan secara statistik yang ditemukan pada Kunjungan 1. Akan tetapi, pada Kunjungan 4, perhitungan statistik menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan antara placebo dan produk tes 1 dan 2 (p<0,001). Perhitungan tambahan menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik pada Kunjungan 4 antara tiga kelompok yang menggunakan obat-kumur CHX, tapi semuanya berbeda dengan obat-kumur placebo dalam hal nilai GI. Untuk parameter primer dan sekunder, sebuah ringkasan hasil setelah 21 hari penggunaan obat-kumur diberikan pada Tabel 3 dan 4.
Parameter sekunder
PLI (Gbr. 2)
   
Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik ditemukan antara setiap kelompok pada Kunjungan 1. Pada Kunjungan 4, perhitungan statistik menunjukkan perbdaan yang sangat signifikan antara placebo dan CHX/sodium fluoride serta antara placebo dan obat-kumur CHX tanpa etanol (P<0,001). Perhitungan tambahan menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik pada Kunjungan 4 antara tiga kelompok dengan obat kumur CHX, tapi semuanya berbeda dengan obat-kumur placebo dalam hal nilai PLI.
DI (Gbr. 3)
   
DI dicatat selama penelitian seperti ditunjukkan pada Gbr. 3. Setelah pembersihan gigi secara profesional pada Kunjungan Screening, DI berkurang sampai nilai yang rendah (0,18 – 0,22) pada Kunjungan 1, yang tidak berbeda secara statistik pada empat kelompok perlakuan. Karena desain gingivitis eksperimental, maka nilai DI meningkat pada keempat kelompok mulai dari Kunjungan 1 sampai 4. Selanjutnya, kelompok placebo terbukti berbeda signfikan secara statistik dengan semua kelompok yang menggunakan obat-kumur CHX, bahkan yang tidak menunjukkan perbedaan antar-kelompok yang signifikan secara statistik.
BOP
   
Analisis BOP pada Kunjungan 4 menunjukkan bahwa kelompok placebo berbeda signifikan secara statistik dengan semua kelompok yang menggunakan obat-kumur CHX, sedangkan yang selanjutnya tidak menunjukkan perbedaan antar-kelompok yang signifkan secara statistik.
FA set dan Per PA set
   
Disamping beberapa perbedaan yang ditemukan, hasil FA set dan Per PA set cukup mirip. Kesimpulan dari kedua set data ini cukup konsisten. Sebuah subanalisis, yang mengeluarkan para perokok, tidak menunjukkan adanya perubahan hasil.
Pemenuhan perawatan
   
Sebanyak 7 subjek tidak mengembalikan satu atau kedua botol sehingga pemenuhannya tidak bisa dinilai. Pada semua kasus yang lain, pemenuhan (persentase obat kumur yang digunakan) adalah ≥ 78,5% yaitu lebih dari 75%, yang dianggap sebagai volume batas untuk pemenuhan. Tidak ada perbedaan signifikan secara statistik yang diamati antara setiap kelompok.
   
Apabila dinilai secara subjektif oleh para pengamat, semua subjek memenuhi kriteria pemenuhan berdasarkan penilaian volume sebagaimana dijelaskan di atas dan sesuai dengan parameter/hasil klinis.
Keamanan
   
Tidak ada peristiwa berbahaya yang serius (SAE)  terjadi selama penelitian gingivitis eksperimental. Dari 68 partisipan yang menerima satu produk CHX, 12 mengalami gangguan rasa dan 40 menunjukkan perubahan warna pada gigi dan/atau lidah. Tiga partisipan memiliki sensasi tusukan pada lidahnya; tiga lainnya melaporkan hypersensitifitas dentin. Tidak ada AE lainnya yang spesifik produk. Tidak ada pengunduran diri secara dini selama periode perlakuan aktif.

PEMBAHASAN

Aspek-aspek umum
   
Model gingivitis eksperimental (Loe dkk., 1965) diakui sebagai desain yang paling baik untuk membuktikan efek anti-plak dan anti-gingivitis dari komponen-komponen aktif dalam obat-kumur seperti ditunjukkan pada berbagai penelitian klinis. Dengan demikian, GI (Loe 1967) dan PLI (Silness & Loe 1964) dipilih sebagai parameter untuk membuktikan sifat-sifat anti-plak dari produk-produk tes. Sedikit sekali percobaan klinis yang bisa dibandingkan secara langsng dengan pengamatan sekarang ini. Sebagai contoh, beberapa peneliti telah meneliti 0,12% CHX (Siergis dkk., 1986, Gusberti dkk., 1988, Eldridge dkk., 1998), dengan menggunakan indeks-indeks lain (Jenkins dkk., 1989), atau skala waktu (Quiryen dkk., 2001). Hanya penelitian Brecx dkk., (1990) yang bisa dibandingkan secara langsung dengan penelitian kali ini, yang menunjukkan indeks gingiva dan plak yang serupa dalam kelompok placebo dan dalam kelompok perlakuan 0,2% CHX pada awal penelitian (hari 0) serta pada akhir penelitian (hari 21) percobaan klinis. Seperti yang dinyatakan beberapa kali oleh Addy dan rekan-rekannya (Addy & Wade 1995, Renton-Harper dkk., 1995, Addy dkk., 2005), jika hanya CHX yang terdapat dalam pasta-gigi tidak secara otomatis berarti bahwa formulasi ini bisa menimbulkan efek klinis yang bermanfaat. Berkenaan dengan penelitian kami, data efek klinis dari preparasi-preparasi CHX yang berbeda dan berbagai merek dibandingkan. Analisis statistik menunjukkan perbedaan yang jelas antara kelompok placebo dan ketiga preparasi obat kumur yang mengandung CHX dengan mempertimbangkan GI, PlI, Di dan BOP.

Kandungan ethanol dalam obat-kumur
   
Masih banyak yang diperdebatkan tentang relevansi alkohol dalam preparasi obat-kumur (misalnya Arweiler dkk., 2001, Brecx dkk., 2003). Kebanyakan produk obat-kumur mengandung alkohol. Pada beberapa kasus, produk-produk CHX tanpa etanol belum diuji secara klinis dengan baik. Dengan demikian, masih dipertanyakan apakah tidak dimasukkannya alkohol bisa mengurangi efek preparasi CHX dan/atau memperburuk efek klinisnya. Akan tetapi, hasil-hasil dari penelitian kali ini menunjukkan sebuah kinerja dari preparasi CHX non-alkohol yang baru dibuat yang sangat sebanding dengan Corsodyl 0,2% yang mengandung alkohol (Jones 1997).

Supplementasi fluoride dalam produk-produk CHX
   
Selama puluhan tahun, salah satu pendapat yang berkembang dalam kedokteran gigi adalah bahwa CHX dan fluoride tidak akan padu jika digunakan secara bersama. Akan tetapi, ini hanya merupakan pendapat saja karena belum ada bukti jelas sampai saat ini mengenai topik tersebut. Beberapa penelitian sebelumnya tidak berguna karena kurangnya kontrol yang tepat (Joyston-Bechal & Hernaman 1993, Giertsen & Scheie 1995, Jenkins dkk., 1993, Quirynen dkk., 2001). Meskipun salah satu penelitian menunjukkan ketersediaan klorheksidin yang berkurang pada produk fluoride klorheksidin, namun penelitian lainnya menunjukkan ekivalensi campuran CHX/fluoride dengan CHX. Pada sebuah pengamatan klinis terdahulu, telah dibuktikan efikasi klinis yang sangat mirip dari dua produk CHX 0,06%, satu merupakan produk tradisional tanpa sodium fluoride, dan yang lainnya mengandung 250 mg/kg sodium fluoride (Hoffmann dkk., 2001). Data-data ini mendukung pendapat bahwa sodium fluoride dan CHX bisa dicampur tanpa ada ketidakcocokan. Disamping itu, hasil dari penelitian kali ini menunjukkan bahwa preparasi yang mengandung sodium fluoride, produk tanpa sodium-fluoride, dan kontrol positif 0,2% Cordysol ® tanpa sodium fluoride tidak menunjukkan efikasi yang berbeda signifikan secara statistik.

Kesimpulan
   
Penelitian kali ini menggunakan sebuah desain klasik dengan kontrol yang sesuai (positif dan negatif), dan dilakukan menurut standar GCP dan ICH. Hasil-hasil yang diperoleh menunjukkan perbedaan yang berbeda signifikan secara statistik antara placebo (tidak ada penghambatan pertumbuhan-ulang plak dan perkembangan gingivitis) dengan ketiga obat-kumur yang mengandung CHX (inhibisi kuat terhadpa pertumbuhan-ulang plak dan gingivitis). Tak satupun dari dua produk non-alkohol dan preparasi dengan fluoride yang berbeda dengan dua obat-kumur tanpa fluoride dengan memperhitungkan parameter-parameter yang dianalisis. Ini menunjukkan bahwa tidak dimasukkannya alkohol dan penambahan sodium fluoride tidak dapat mengurangi efikasi klinis dari CHX dalam formulasi uji. Terkecuali perubahan warna (pada gigi dan lidah), yang sudah merupakan efek samping umum dari preparasi CHX, tidak ada efek berbahaya spesifik-produk yang diamati.

No comments:

Post a Comment

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...