Saturday, October 10, 2009

Keampuhan pentoxifyllin dalam pengobatan erupsi papular pruritus pada pasien-pasien yang terifeksi HIV

Abstrak

Latar belakang:
Erupsi papular pruritus (PPE) pada pasien HIV/AIDS merupakan sebuah manifestasi umum dari infeksi HIV. Sayangnya, pengobatan untuk pruritus ini hanya memberikan kesembuhan parsial.

Tujuan:
Tujuan kami dalam penelitian ini adalah untuk menilai keampuhan klinis dari pentoxifyllin dalam pengobatan pruritus pada pasien terinfeksi HIV yang mengalami PPE dengan cara mengukur efeknya terhadap muatan virus HIV dan kadar trigliserida, TNF-α, dan IL-4 dalam serum.

Metode:
Sebanyak 11 dari 12 pasien yang mengalami PPE dan infeksi HIV diberikan resimen pentoxifyllin oral selama 8-pekan penelitian. Derajat pruritus sebelum dan setelah terapi diukur dengan menggunakan skala analog visual yang dilaporkan sendiri oleh pasien (0 = tidak ada dan 10 = paling buruk). Penilaian menyeluruh untuk jumlah dan ukuran lesi PPE dilakukan oleh peneliti, dan kadar TNF-α, IL-4, dan trigliserida dalam serum serta muatan virus HIV, juga diukur.

Hasil:
Jumlah pruritus rata-rata berkurang signifikan (p = 0,0009) dari 6,5 pada awal pemeriksaan menjadi 3,6 pada akhir penelitian. Sebanyak 10 dari 11 pasien mengalami pengurangan pruritus yang berkisar antara 22,6% sampai 87,3%. Penilaian lesi PPE secara menyeluruh menunjukkan pengurangan pada kebanyakan pasien dan sedikit peningkatan pada seorang pasien. Kadar TNF-α dalam serum dapat dideteksi pada seorang pasien di awal penelitian, tetapi tidak terdeteksi lagi pada akhir penelitian. Demikian juga, dua pasien yang memiliki IL-4 terdeteksi dalam serum, memiliki kadar IL-4 dalam serum yang tidak terdeteksi pada akhir penelitian. Kadar trigliserida pada enam pasien berkurang dengan rata-rata 23,9% setelah 8 pekan. Walaupun ketika dibandingkan dengan jumlah pada awal penelitian, muatan virus HIV pada tujuh pasien berkurang, dan ada seorang pasien yang tidak mengalami perubahan, dan tiga pasien meningkat muatan virusnya pada akhir penelitian, namun besarnya perubahan tidak terlalu signifikan secara klinis.

Kesimpulan: Pentoxifyllin merupakan sebuah pengobatan yang aman dan ampuh untuk pruritus pada pasien-pasien terinfeksi HIV yang mengalami PPE. Penelitian terkontrol lebih lanjut diperlukan untuk menguatkan . . . . (Download Teks Lengkap (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

No comments:

Post a Comment

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...