Thursday, October 29, 2009

APOCRINE CHROMHIDROSIS

Apocrine chromhidrosis menunjuk pada sekresi keringat berwarna oleh kelenjar-kelenjar apokrin. Penyakit ini adalah penyakit terlokalisasi yang mengenai kulit yang memiliki apokrin dan memiliki dua varietas klinis, yaitu axillary dan facial. Keterlibatan areolar juga telah ditemukan. Pigmen yang bertanggungjawab untuk pembentukan warna dihasilkan di dalam kelenjar-kelenjar apokrin, berbeda dengan false chromhidrosis atau extrinsic chromhidrosis, dimana bakteri, jamur, atau dye lokal bisa mewarnai keringat apokrin.

Aspek-aspek historis

Yonge pertama kali menemukan chromhidrosis facial pada tahun 1709. Pengetahuan bahwa sekresi ini berasal dari apokrin diketahui pada tahun 1954 oleh Shelley dan Hurley, yang juga menemukan chromhidrosis apokrin axillary secara rinci, menyurvei literatur-literatur dunia, dan menentukan lipofuscin sebagai pigmen yang bertanggungjawab.

Epidemiologi

Apocrine chromhidrosis tidak terlihat sampai setelah masa pubertas. Ketika fungsi sekresi apokrin mulai aktif. Penyakit ini semakin berkurang saat menginjak usia lanjut, sesuai dengan menurunnya aktivitas kelenjar apokrin. Penyakit ini lebih umum ditemukan pada ras kulit hitam ketimbang kulit putih. Tidak ada kecenderungan jender, kerja, atau geografis, dan variasi musim atau iklim hanya memberikan sedikit atau tidak ada pengaruh terhadap . . . . (Download Teks Lengkap (Pdf) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "Download")

No comments:

Post a Comment

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...