Friday, January 1, 2010

Mensosialisasikan Kesehatan Kepada Karyawan

Rumusan Masalah

Salah satu pendapat yang berkembang di kalangan komunitas biomedik, akademik, dan pemerintah pada akhir tahun 1970an adalah bahwa gaya-hidup pribadi merupakan sebuah faktor utama yang menyebabkan kematian dan kecacatan prematur. Merokok, diet buruk, kurang olahraga teratur, dan manajemen stres yang buruk terkait dengan penyakit kardiovaskular dan kanker, yang merupakan penyebab 75% dari semua kematian di Amerika Serikat. Lebih daripada itu, hasil dari beberapa survei seperti Stanford Three Community Study dan North Karelia Project menunjukkan bahwa kaya hidup dari banyak orang bisa dirubah melalui intervensi-intervensi yang berskala komunitas. Jadi jelas, peluang ada untuk mencegah atau mengurangi kejadian dini penyakit gaya-hidup.

Di saat yang sama, tekanan finansial terjadi akibat biaya perawatan-penyakit yang meroket (umumnya didefinisikan sebagai biaya-biaya yang dikeluarkan akibat rawat inap, medis, dental, kecacatan jangka pendek dan jangka panjang, hari-hari sakit, kompensasi pekerja, dan asuransi jiwa). Seperti banyak perusahaan-perusahaan bisnis besar, Johnson & Johnson memberi asuransi bagi karyawan dan biaya perawatan-penyakit dependen. Pada pertengahan 1970an, biaya-biaya ini tidak lagi menjadi bagian signifikan   dari paket keuntungan karyawan komprehensif. Biaya perawatan-penyakit yang terus meningkat secara nasional ($229 miliar pada 1980 dan diperkirakan $450 miliar pada 1985) juga dirasakan di Johnson & Johnson. Sejak 1977, biaya-biaya perawatan penyakit di Johnson & Johnson telah meningkat setiap tahunnya sebesar 19%. Pada tahun 1980, biaya-biaya penyakit sendiri mewakili 2,3% dari penjualan bersih, peningkatan 35% dibanding pada 1977. bahkan pada peningkatan tahunan 13% yang diproyeksikan tetap, biaya perawatan penyakit akan lipat dua kali antara 1981 dan 1989. Jadi jelas, beberapa tindakan harus diambil.

Faktor-faktor lain yang unik bagi Johnson & Johnson adalah pada tempat kerja. Perawatan kesehatan merupakan urusan utama kita. Jika bukti ilmiah terdahulu yang menghubungkan gaya hidup dan kesehatan benar, maka Johnson & Johnson memiliki tanggung jawab untuk mengasumsikan kepemimpinan industri dan menunjukkan kelayakan perbaikan kesehatan melalui perubahan gaya hidup. Disamping itu, manajemen Johnson & Johnson dipandu oleh tanggung jawab yang disebutkan dalam kepercayaan perusahaan, yang, sebagiannya, memerlukan manajemen agar “bertanggung jawab terhadap karyawan”. Sentimen manajemen kemungkinan paling dipahami oleh James E. Burke, ketua karyawan eksekutif pimpinan di Johnson & Johnson, yang mengatakan bahwa “tidak logis bagi perusahaan perawatan kesehatan untuk tidak menyehatkan karyawannya”.
Mensosialisasikan Kesehatan Kepada Karyawan . . . . (Download teks selengkapnya (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "download")

No comments:

Post a Comment

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...