Saturday, January 30, 2010

Berbagai metode penghilangan karies pada anak-anak: Suatu studi klinis komparatif

Abstrak

Penelitian ini adalah penelitian in vivo yang membandingkan berbagai metode penghilangan karies yang dilakukan pada anak-anak usia 6-9 tahun. Diantara pasien-pasien ini, total 150 gigi berkaries dipilih. Penghilangan karies dilakukan dengan instrumen tangan, airotor dan carisolv. Keampuhan, waktu yang diperlukan dan nyeri yang dirasakan oleh pasien selama penghilangan karies dievaluasi. Hasil menunjukkan bahwa airotor adalah metode yang paling efektif (nilai mean 0,38), sedangkan carislov adalah metode yang paling sedikit menimbulkan rasa sakit (nilai mean 0,080) dan mtode yang paling memerlukan banyak waktu (534,8 detik).

Kata kunci: Penghilangan karies, keampuhan, nyeri.


Pendahuluan
   
Kata “karies” berasal dari bahasa Latin yang berarti “penyakit membusuk” dan dalam bahasa Yunani berarti “kematian”. Menurut WHO, karies didefinisikan sebagai “proses patologi pasca-erupsi yang terlokalisasi, yang berasal dari dalam dan melibatkan melunaknya jaringan keras gigi dan berlanjut membentuk rongga pada gigi”.
   
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menghilangkan karies. Pendekatan yang paling sederhana untuk perawatan karies adalah dengan instrumen tangan, dimana metode ini merupakan metode yang menimbulkan rasa sakit, tidak efektif dan memerlukan banyak waktu untuk menghilangkan karies. Dari metode ini berkembang instrumen-instrumen berotasi – mulai dari yang berkecepatan rendah sampai yang berkecepatan sangat tinggi. Kekurangan utama dari tehnik ini adalah pengaruh suhu dan tekanan terhadap pulpa yang selanjutnya menghasilkan nyeri. Karena kekurangan pengeboran, tehnik-tehnik alternatif seperti abrasi udara, insrumentasi ultrasonik, laser dan pendekatan kemomekanis untuk menghilangkan karies telah dikembangkan. Diantaranya, abrasi udara, sonoabrasi, instrumentasi ultrasonik dan laser merupakan metode yang mahal dan sensitif-gigi sehingga jarang digunakan. Dengan demikian, pendekatan kemomekanis merupakan alternatif yang paling banyak dipakai untuk pengeboran tradisional.

Maksud dan Tujuan
   
Untuk membandingkan keampuhan berbagai metode dalam menghilangkan karies, untuk mengevaluasi waktu yang diperlukan oleh metode-metode tersebut dan untuk mengevaluasi ambang-batas nyeri yang dirasakan oleh pasien selama penghilangan karies dengan berbagai metode.

Bahan dan Metode
   
Sebanyak 75 pasien dipilih dari Outpatient Department of Pedodontics, Preventive and Community Dentistry, D.A.V. (C) Dental College and Hospital, Yamuna Nagar, yang pada pemeriksaan intraoral ditemukan memiliki satu atau lebih gigi sulung yang berkaries.
   
Para pasien yang dipilih memiliki satu atau lebih gigi sulung yang berkaries; dan dari pasien-pasien ini, 150 gigi dipilih untu kelompok perlakuan. Gigi berkaries disebut “sampel” dan dibagi ke dalam tiga kelompok secara acak sebagai berikut:
Kelompok I: Penghilangan karies dengan instrumen tangan (Gbr. 1)
   
Kelompok ini terdiri dari 50 gigi berkaries dimana karies dihilangkan menggunakan excavator sendok tajam.
Kelompok II: Penghilangan karies dengan airotor (Gbr. 2)
   
Sebanyak 50 gigi berkaries dimasukkan ke dalam kelompok ini dan karies dihilangkan menggunakan gel carisolv.
   
Setelah karies dihilangkan dengan berbagai metode, zat warna pendeteksi karies (propylen glycol) diaplikasikan pada lesi berkaries selama 1 menit. Pencucian dilakukan dengan air dan keampuhan, waktu yang diperlukan dan ambang nyeri dievaluasi selama penghilangan karies menurut metode Ericson D dkk.; skala, skala waktu, skala analog visual dan skala verbal. Data dikumpulkan dan dianalisis secara statistik.

Hasil
   
Tabel 1 menunjukkan perbandingan nilai mean keampuhan penghilangan karies dengan berbagai metode. Nilai mean keampuhan penghilangan karies dengan instrumen tangan diamati sebesar 1,26 ± 1,046. Keampuhan penghilangan karies dengan airotor menunjukkan nilai mean 0,38 ± 0,753, sedangkan nilai mean keampuhan penghilangan karies dengan metode carisolv adalah 0,42 ± 0,758. Keampuhan penghilangan karies yang paling tinggi diamati untuk airotor, diikuti dengan metode carisolv yang sebanding efektifitasnya dan terakhir dengan metode tehnik instrumen tangan (Gambar 1).
   
Tabel 2 menunjukkan perbandingan nilai mean dari waktu yang diperlukan untuk penghilangan karies dengan metode yang berbeda. Nilai mean dari waktu yang diperlukan untuk menghilangkan karies dengan metode carisolv diamati maksimum 534,8 detik dengan standar deviasi 227,293, diikuti dengan metode nstrumen tangan (424,6 ± 224,783, masing-masing) dan metode airotor (257,4 ± 100,566 masing-masing). Sehingga, diamati bahwa diantara ketiga metode ini, airotor dapat menghilangkan karies dengan waktu yang paling sedikit (Gambar 2).
   
Tabel 3 menunjukkan nilai mean skor skala analog visual (VAS) dengan menggunakan metode-metode pemindahan karies yang berbeda. Nilai mean skor VAS dengan menggunakan instrumen tangan diamati sebesar 3,78 ± 1,433. Skor VAS selama prosedur airotor menunjukkan nilai mean 4,24 ± 1,255, sedangkan nilai mean skor VAS selama metoe carisolv adalah 2,18 ± 1,119. Sehingga, nyeri yang dirasakan telah diamati paling tinggi pada airotor, diikuti dengan instrumen tangan dan paling tidak nyeri metode carisolv (Gambar 3).
   
Tabel 4 menunjukkan nilai mean nyeri dengan menggunakan skala verbal. Nilai mean skor nyeri skala verbal dilaporkan oleh para subjek yang menggunakan metode carisolv untuk penghilangan karies, diamati sebesar 0,080 dengan standar deviasi 0,274 sebagaimana jika dibandingkan dengan nilai mean skor 1,280 dan 1,440 masing-masing pada kasus instrumen tangan dan tehnik airotor. Sehingga, diperoleh dari ketiga metode yang digunakan, bahwa metode carisolv merupakan metode yang paling tidak nyeri untuk penghilangan karies (Grafik 4).

Pembahasan

Keampuhan
   
Nilai mean keampuhan penghilangan karies pada Kelompok I (instrumen tangan) ditemukan sebesar 1,26 ± 1,046, sedangkan pada Kelompok II (airotor) adalah 0,38 ± 0,753 dan pada Kelompok III (carisolv) adalah 0,42 ± 0,758. Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa efikasi penghilangan karies paling tinggi dengan airotor, diikuti dengan metode carisolv yang hampir sama efektifitasnya dan terakhir instrumen tangan. Penelitian-penelitian yang dilakukan Ericson dkk., dan Watson dkk., juga telah menyimpulkan bahwa metode carisolv sama efektifnya dengan bur dalam menghilangan dentin yang terinfeksi. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Banerjee dkk., menunjukkan bahwa efektifitas penghilangan karies paling tinggi untuk airotor, diikuti dengan ekskavasi tangan dan terakhir oleh carisolv. Penelitian lain yang dilakukan oleh Maragakis dkk., juga melaporkan bahwa keampuhan penghilangan karies menggunakan carisolv hanya 62,5% yang menunjukkan bahwa tidak efisien dalam menghilangkan karies.

Waktu
   
Metode carisolv memerlukan lebih banyak waktu untuk penghilangan karies dibanding instrumen tangan atau airotor. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Banerjee dkk., yang mengevaluasi lima metode alternatif untuk ekskavasi dentin berkaries dan menemukan bahwa airotor merupakan metode yang paling cepat dan ekskavasi carisolv paling lambat dari kelima metode yang diuji. Menurut penelitian yang dilakuka oleh Kakaboura dkk., alasan meningkatnya waktu yang diperoleh oleh metode carisolv bisa diakibatkan oleh pengaplikasian ganda gel carisolv untuk penghilangan karies secara sempurna. Mereka juga menyaakan bahwa jika gel carisolv diaplikasikan pada lesi berkaries, maka akan menjadi jernih; tapi menjadi kabur dengan debris dari lesi. Jika gel sangat terkontaminasi oleh debris, maka gel dihilangkan dengan sebuah gulungan kapas dan gel segar diaplikasikan kembali. Prosedur ini diulangi sampai gel tidka lagi terkontaminasi dengan debris.
Nyeri
   
Nyeri yang dirasakan ditemukan maksimum dengan airotor, diikuti dengan ekskavasi tangan dan terakhir dengan metode carisolv. Rafique dkk., menyimpulkan bahwa abrasi udara/perawatan carisolv dapat diterima dan merupakan alternatif yang baik bagi penggunaan anestesi lokal dan pengeboran. Perbedana skor nyeri yang cukup besar antara carisolv dan airotor/instrumen tangan bisa diakibatkan karena pada carisolv, dentin yang baik tidak dihilangkan. Anusavice dan Kinchloe menunjukkan bahwa pemotongan atau penghilangan dentin berkaries pada umumnya menimbulkan sedikit atau tidak ada sensasi, sedangkan pemotongan dentin yang sehat seringkali menimbulkan nyeri. Ini telah menjadi dasar evaluasi klinis untuk metode kemomekanis dalam menghilangkan karies.

Kesimpulan

1.Ketiga metode yang dievaluasi dapat menghilangkan karies secara efektif; akan tetapi, keampuhan penghilangan karies yang ditentukan dengan menggunakan skala Ericson dkk. paling tinggi untuk airotor, diikuti dengan metode carisolv yang hampir sebanding efektifitasnya dan yang terakhir instrumen tangan.
2.Waktu yang diperlukan untuk menghilangakan karies dengan metode carisolv diamati paling tinggi, diikuti dengan metode instrumen tangan dan waktu minimun ditemukan pada metode airotor.
3.Nyeri yang dialami oleh pasien selama penghilangan karies ditemukan maksimum dengan metode airotor, diikuti dengan ekskavasi tangan dan paling kecil untuk metode carisolv.

No comments:

Post a Comment

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...