Monday, January 11, 2010

Kestabilan Emulsi

Secara umum, sebuah emulsi dianggap tidak stabil secara fisik jika: a) Fase internal atau fase terdispersi selama penyimpanan cenderung membentuk kumpulan bulatan (glubule), b) bulatan-bulatan beasar atau kumpulan dari bulatan tersebut naik ke permukaan atau turun ke dasar emulsi membentuk sebuah lapisan fase internal yang pekat, dan c) Apabila semua atau sebagian cairan dari faase internal menjadi “tidak-teremulsi” dan membentuk lapisan berbeda pada bagian atas atau bawah emulsi sebagai akibat dari penggabungan butiran-butiran fase internal. Disamping itu, emulsi bisa dipengaruhi oleh kontaminasi dan pertumbuhan mikroba dan perubahan-perubahan kimia dan fisik lainnya.

Agregasi dan penggabungan

Agreagat (kumpulan) butiran fase internal memiliki kecenderungan yang lebih besar dibanding partikel-partikel masing-masing untuk naik ke permukaan emulsi atau jatuh ke dasar emulsi. Peristiwa ini disebut sebagai “creaming” emulsi, dan tidak penggabungan yang terjadi, serta prosesnya merupakan proses irreversibel. Istilah ini diambil dari industri susu dan analog dengancreaming atau kenaikan ke permukaan krim pada susu yang disimpan. Bagian yang berbentuk krim dari sebuah emulsi bisa didistribusikan ulang secara homogen selama pengocokan, tapi jika aggregat sulit dipisahkan atau jika pengocokan tidak optimal sebelum penambahan masing-masing dosis, maka dosis tidak tepat dari zat fase internal bisa terjadi. Lebih lanjut, creaming (pembentukan krim) sebuah emulsi farmasetik tidak dapat diterima secara estetik oleh farmasis dan tidak menyenangkan bagi konsumen. Yang lebih penting, creaming ini dapat meningkatkan risiko penyatuan... (Download teks selengkapnya (PDF) | Jangan lupa masukkan Verification Code sebelum "download")

No comments:

Post a Comment

Hubungan Indonesia-Australia di Era Kevin Rudd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang     Pada tanggal 3 Desember 2007, pemimpin Partai Buruh, Kevin Rudd, dilantik sebagai Perdana Menter...